🧤 8. Abang.

11 2 0
                                    

SILAHKAN VOTE DAN KOMEN YA GAESS, BIAR AKU SUKA UP CEPET.

KASIH TAU KALAU ADA TYPO!

HAPPY READING!!

***





"Ya ampun Dara, pipi lo kenapa biru-biru gitu? Abis gambar pemandangan alam pake krayon, hah?" Tanya Rion panik.

Dara yang baru saja masuk dengan tas bewarna abu-abunya kesal. Dara memang pecinta abu-abu, hampir semua barangnya bewarna abu-abu. Mulai dari, wadah pensil, tas, sepatu, ikat rambut, sprei, selimut, pulpen dan semua benda-benda miliknya.

"Jawab woy, malah ngelempar tas!" Rion menggebu.

"Kepo lo, ah. Kaya ibu-ibu!" Dara mendengus.

"Dih, ditanya juga."

"Buodo ama, Yon! Gue kaga peduli!"

"Yeeee, lu ko nyebe—"

"Dara!"

Dara menoleh kearah pintu, disana ada Zidan yang bersender pada pintu dengan tampang idiotnya. Rion yang ikut menolehpun tersenyum sambil mengedipkan matanya kearah Zidan.

"Eh, ada abang Zidan. Nyariin Dara yang kece badai ini, ya?" Tanya Dion dengan nada centil dibuat-buat.

"Ini kan kelas dia juga, bege!" Rafael yang tadinya bermain Ponselpun akhirnya ikut nimbrung.

"iya, sih. Dari kapan lo pinter, Raf?" Tanya Rion.

"Kalo gue, sih, udah pinter dari masih jadi embrio, jadi gausah heran." Jawab Rafael dengan bangganya.

"Omegat, dedek Rion tersepona!" Seru Rion.

"Terpesona, geblek!" Koreksi Rafael lalu menjitak kepala Rion.

Dara hanya menggeleng sambil terkekeh. Dara, Rion, Rafael, dan Reiki sudah bersahabat sejak mereka berumur 12 tahun lebih tepatnya awal smp, walau waktu itu Dara balum genap 12 tahun.

Bagi Dara, bersahabat dengan mereka saja sudah cukup. Ia tak perlu mencari sahabat perempuan, karena biasanya ciwi-ciwi yang mendekatinya hanya numpang agar bisa tenar ataupun bisa mendekati si triple-R itu -Reiki, Rion, Rafael.

Dara berjalan mendekati Zidan yang masih bersender dipintu. Dia mendongak agar bisa menatap wajah zidan sempurna.

"Kenapa, Zid?" Tanyanya.

"Gue tadi ketemu Reiki dikoridor, dia pesen sama gue katanya lo disuruh kerooftop." Jawab Zidan.

Mata Dara berbinar mendengar nama Reiki. Dia sudah sangat rindu dengan sahabatnya itu. Kemarin mereka tidak bertemu karena Reiki sedang izin sakit.

"Emm... Zid.." Panggi Dara.

"hm?"

"Gue tadi juga dapet pesen dari Gebby." Ucap Dara.

Zidan menegakkan badannya. Lalu sedetik kemudian membungkuk agar wajahnya dengan wajah Dara sejajar. Dia menatap lurus mata Dara dengan jarak yang sangat dekat, bahkan hembusan nafas keduanya terasa.

"Gimana pesan dari bebeb gue?" Tanya Zidan dengan nada sangat rendah dan serius.

Dara menarik nafas dalam-dalam lalu ikut menatap Zidan serius, "Tapi, sorry gue gak bisa bilang ke elo."

"Lah, begimana, sih? Lo kata pesen." Zidan bertanya bingung.

"Kan gue cuma bo'ong, Zid." Jawab Dara santai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang