Pagi ini lantai koridor sekolah tampak basah akibat hujan semalam, sudah masuk musim hujan, Akan ada banyak kenangan yang aku miliki nantinya.
"Pagi Yun" sapa murid yang lalu-lalang di koridor sekolah.
"Pagi juga" balasku.
"Eh Yuna, Bara nyariin tuh dikelas"
"Oh ya?, Makasi ya" ucapku berlalu.
Ada apalagi bara mencariku, Sudah membuat ku kesal akibat kejadian waktu itu, kesalku karna mami selalu menyalahkanku, katanya aku tidak menjaga adikku, Bara memang adikku tapi kami cuma beda 2 hari, padahal seharusnya dia yang menjagaku, karna aku wanita dan dia pria, mami selalu menganak tirikan diriku.
"Ada apa?" tanyaku pada pria bertubuh tinggi tersebut.
"Ikut gw" titahnya
Mau tak mau aku mengekorinya hingga sampai dibelakang gedung sekolah.
"Ada apasi bar, mesti bicara dibelakang gedung sekolah segala, dirumahkan bisa"ucapku kesal.
"Billy jadiin lo taruhan"
"Hah? Taruhan?, taruhan apa?, kokk??, buat apasi?" tanyaku bertubi-tubi.
Karna jujur aku sangat terkejut, secara Billy laki-laki yang sejak sd selalu ada untukku, kami kenal disebuah Ajang perlombaan seni theater, dia manis dan baik, jadi bagiku mana mungkin pria seperti dia menjadikan perempuan seperti barang yang bisa di pertaruhkan.
"Dua minggu lalu, gw dapat kabar dari anak kelas, kalau Billy taruhan balap sama Tiar, Kalau Billy menang, Billy bebas mau deketin adik Tiar, Tapi kalau Tiar yang menang, Lo jadi kacung Tiar selama sekolah".
-sekedar info, Tiar adalah cucu pemilik sekolah dan kapten tim basket SMP plus angkasa.
"Gw awalnya ga percaya karna Billy temen lo, Tapi waktu gw ga sengaja denger Billy ngomong sama Tiar ditoilet, gw jadi percaya sebrengsek apa sibilly" jawabnya serius.
Aku menunduk, Masih tidak percaya apa yang barusan dikatakan adik kandungku yang meski ngeselin tapi dia selalu menjagaku, Tapi dengan tatapan mata yang serius, Bara tidak pernah bohong soal masalah seperti ini.
"Gw mohon sama lo, jangan pernah dekat sama Billy atau cowok manapun disekolah ini, Mereka semua brengsek Yun, Lo tenang aja urusan Billy dan Tiar, Gw yang tangani"
Aku kecewa, Marah, dan kesal, Apa salahku sampai dijadikan bahan taruhan, jika orang lain yang lakuin aku tidak terlalu peduli, Tapi ini Billy, Temanku yang sudah kuanggap seperti saudara sendiri.
"Lo gapapa Yun?"
"Gapapa, Kamu ga perlu tangani mereka, Aku gapapa bar, Aku ke kelas dulu, udah mau bel" ucapku tersenyum manis dan berlalu meninggalkan bara yang masih terdiam.
"Mami ngidam apa ya? Waktu hamil lo yun, Baik banget" - Batin Bara.
~~~~~
Setelah berlalu meninggalkan Bara, Aku berjalan lemas karna memikirkan perkataan Bara yang kini terngiang dikepalaku.
Brakk..
"Duhh, Perihh...". Ucapku kesakitan.
Karna kali ini aku jatuh ditangga, Dan lututku berdarah akibat terbentur ujung tangga yang cukup tajam.
Lagi-lagi dan lagi, Ada tangan terulur dihadapanku, Aku sudah cukup hapal pemilik tangan tersebut.
"Makasih". Ucapku berlalu.
Sekarang aku tidak berdiam diri lagi jika terjatuh, Aku akan langsung berdiri, karna moodku sangat buruk, Aku tidak peduli dengan kakak malaikat lagi, Yang kini kuperdulikan hanya, Bagaimana hidupku akan tenang selama disekolah ini.
"Tunggu.." ucap pria yang mengejarku, Ya... Kakak malaikat.
"Lutut.." ucapnya menunjuk lututku.
"Iya berdarah, kenapa?". tanyaku bingung.
"Sinii duduk.." Titahnya.
"Kalau luka dibiarkan bisa infeksi, Jadi harus segera diobati" ucapnya sambil memberi obat merah dilukaku, Dengan hati-hati dan sesekali meniup lukaku agar cepat kering.
Aku hanya ber-oh ria.
"Sunjana Al Debaran"
"Hah?? ". ucapku bingung.
"Nama ku, Sunjana Al Debaran, Kita sudah sering bertemu tapi tidak tau nama masing-masing, Dan kamu juga tidak lagi memanggil namaku kakak malaikat karna tidak tau nama asliku" Ucapnya tertawa kecil.
."Namamu??"
"ohh, hmm, Annu.."
Duhh kenapa mulutku kaku didepan kakak malaikat, Ah iyaa bukan kakak malaikat, Tapi sunjana.
"Annu??, Namamu annu?". Tanyanya bingung.
"Bukan kak, ii...ituu, Namaku Yuna wijaksana"
"Nama yang cantik"
Huhh mukaku memerah seperti tomat, Apa ini.., kenapa aku blushing.
"Kamu pemalu juga yaa, Lucu" ucapnya menggoda.
Angin, udara, Laut... Kenapa jantungku sakit lagi, Ada apa dengan diriku.
"Kak, Aku ke kelas dulu yaa, Udah mau bel, Makasih obatnya"
"Jangan panggil kak, Panggil suna aja"
"ahh iyaa, Kak suna,,, eh maksudnya Suna"
"Iyaa, Hati-hati jatuh" sembari memberikan senyuman manis.
Sungguh aku tidak pernah melihat senyum semanis dan setulus ini, Aku yakin hanya ada satu dibumi, Tapi....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Mr.S
Romance-ONGOING- DIA SUNJANA.... Pria yang mampu mendefinisikan bahagia yang sesungguhnya Tapi... Juga mampu mengubah senyuman menjadi sejuta masalah. Bukan tentang rasa, keluh, rintihan, tawa. jadi akhir dari cerita, Tapi tentang LEGA yang menghampiri. 1...