Prolog

15 1 0
                                    

Keluarga merupakan suatu anugrah dari Tuhan yang sangat indah. Tanpa keluarga, hidup kita akan sepi. Keluarga menjadi sandaran ketika tubuhmu lelah setelah menghadapi dunia luar. Berbagi cerita, berkeluh kesah dengan orang tua, bermain bersama adik-adik, pelukan hangat orang tua ketika kesedihan melanda. Itu yang diharapkan oleh semua anak dalam sebuah keluarga. Itu juga menjadi keinginan seorang gadis berusia 18 tahun.

Ya, Violeta Aqueena Rinjani.

Gadis yang biasa dipanggil Violet ini terlahir sebagai anak pertama dari 3 bersaudara dalam keluarga Rinjani. Memiliki orang tua yang sayang terhadap anaknya dan juga memiliki adik-adik yang imut dan menggemaskan. Keluarga yang dimiliki Violet termasuk keluarga bahagia. Orang tua yang selalu mementingkan anak-anaknya, tidak termasuk dalam kategori gila kerja, bahkan selalu ada di rumah untuk memperhatikan anak-anaknya. 2 adik perempuan yang selalu meramaikan rumah dengan tawa bahagia ataupun dengan isak tangisnya. Namun, mengapa Violet menginginkan hal yang bisa saja dia dapatkan dari keluarganya ?

"Aku tentu saja bisa mendapatkan hal yang aku inginkan itu. Namun, suatu hal yang membuatku tidak bisa mendapatkan hal yang aku inginkan. Bagiku, dunia tetap bersamaku sudah membuat aku merasa memiliki segalanya." -Violeta Aqueena Rinjani

Dunia, entah sejak kapan aku mulai bahagia ketika kau berpihak padaku. Dunia sangat paham akan suasana hatiku, dunia akan menurunkan hujan disaat aku ingin menangis. Dengan begitu suara hujan akan meredam seluruh kesedihanku. Dunia akan memberikan hari yang cerah ketika suasana hatiku membaik. Hanya dunia yang mengetahui isi hatiku tanpa perlu aku jelaskan. Hanya dunia yang selalu menemaniku di manapun aku berada. Hanya dunia.

Namun, akhir-akhir ini aku mulai merasa bahwa dunia tidak bersamaku lagi. Dunia mulai tidak memahami isi hatiku. Menurunkan hujan disaat aku bahagia, mencerahkan hari disaat aku sedih. Banyak pertanyaan berkecamuk dipikiranku. "Apakah dunia lelah menghadapiku ? Apakah dunia mulai membenciku ?" Tak sedikitpun aku menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang berputar di kepalaku.

Ketika dunia mulai pergi, sedikit demi sedikit, ketakutan akan hidup mulai menghampiriku. Aku mulai merasakan kesepian yang mendalam. Tawa canda yang keluargaku berikan tetap tak berarti apapun, seperti biasanya. Tak ada yang memahamiku selain dunia. Lalu, apa arti kehidupanku sekarang ? Aku hampir menyerah akan apa yang sudah ku lalui selama ini. Namun, hatiku berkata lain. Hatiku berusaha menguatkan tubuhku yang mulai menyerah. Jika memang aku harus berjuang kembali menghadapi hidup, berikan aku sebuah jawaban untuk ini.

"Dunia, masihkah kau bersamaku ?"

------------------------------------------------------------------
Helloo, this is my first story. Jadi aku butuh banget nih saran, masukkan, dan kritik yang membangun dari kalian.

Aku mulai nekat membangun keberanian untuk menulis di dunia oranye ini. Dari awal aku berkecimpung di wattpad, aku cuma sebagai pembaca story-story wattpad.

Berbekal niat dan percaya diri, aku coba mulai menulis, mohon dukungan dan bantuan kalian yaa.

Salam Hangat,
Ari Trisma D.

Dunia, Masihkah Kau Bersamaku ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang