🌿🌿🌿
Disetiap kesulitan ada kemudahan.
🌿🌿🌿
[Zaid/Ze]
Budayakan vote sebelum membaca.
Bebas komen."Fii amanillah.." Bunda melambaikan tangan sambil sedikit berteriak kearah kami karena mobil kami hampir keluar gerbang.
"Aamiin!" Jawab Zam kelewat semangat,kepalanya ngelongok dari jendela mobil.
Sedangkan Ayah,Ayah masih didepan pintu sama Bunda,pasti mau pamitan mesra,dan kita disuruh buat berangkat duluan.Kadang Ayah bakalan cium kening Bunda,terus pegang dagu Bunda sambil ngomong Ayah berangkat dulu,Assalamualaikum.Iya,gue tau karena gue pernah mergokin.Maklum lah,mereka juga masih muda,belum menginjak kepala 4.
Hari ini adalah hari pertama Zam masuk sekolah setelah bertahun-tahun harus homeschooling.Gue sebagai abangnya ya turut seneng,apalagi melihat wajah dia yang terlihat lebih fresh dan sumringah.
Sekarang kami sedang dianter sama mas Tejo,fyi aja,sopir kita ini masih muda,sekitar umur 25nan lah,agak aneh jadinya kalau harus manggil pak.
Dari tadi Salsa terus menatap keluar jendela,dan ber-wah ria melihat hal baru baginya.Norak sih emang,tapi gue paham,that's something new for she,biasanya kalau dia keluar rumah palingan ke Rumah Sakit buat check-up,atau nggak ke supermarket dekat rumah nemenin Bunda belanja bulanan.
"Bang,adek jadi ragu deh buat sekolah,nanti kalau adek nggak dapet temen gimana ya?,adekkan nggak ikut MPLS." Zam bertanya,tapi kepalanya nggak noleh ke abangnya yang rupawan ini.Masih asik ngelihat keluar.
"Pasti dapet,temen mah nggak usah banyak-banyak dek,sedikit juga nggak masalah,daripada banyak tapi palsu."
"Gitu ya bang?" Sekarang dia mulai mengalihkan wajahnya ke gue,sambil memasang wajah lugu.Gemesin.
"He'em.." Jawab gue seadanya.
"Bang..?" Dia terlihat ragu-ragu buat ngelanjutin perkataanya.Zam menundukkan kepala sambil memainkan jari jemarinya pertanda kalau dia gugup atau takut.
"Iya?ada apa dek?"
"Em..adek minta maaf ya bang,selama ini abang pasti kerepotan punya adek kayak Zam." Zam masih menundukan kepalanya.
Gue udah bisa nebak arah pembicaraan ini mau kemana.
"Enggak,kata siapa?" Gue mencoba menjawab sesantai mungkin.
Kalau ditanya kerepotan, pasti kerepotan lah,tapi ya masa gue jawab iya adek ngrepotin,nggak bakalan.
"Kapan ya adek bisa sembuh total?nggak minum obat-obatan kimia lagi,nggak melakukan penguapan lagi,kadang adek suka takut kalau minum obat,takut dengan efek sampingnya."
"Kenapa harus takut?adek nggak inget dengan surah al-insyiroh ayat 6?"
Dia sedikit berfikir sebelum akhirnya menjawab,"Inget kok,setiap kesulitan ada kemudahan kan?"
"Nah,itu inget,Allah itu maha adil dek,nggak bakalan Allah ngasih kesulitan tanpa ada kemudahan bagi hambaNya.Allah nggak bakal ngasih ujian kepada hambaNya melebihi batas kemampuannya,Allah tau adek kuat,makanya Allah ngasih ujian ini ke adek."
Zam cuma ngelihatin gue beberapa detik,terus menyenderkan badan,menghela nafas dan mengucapkan Astagfirullah sambil ngelus dada.
"Iya ya..,adek kan kuat."

KAMU SEDANG MEMBACA
Buyuut Muthma'innah [Rumah Idaman]
Novela Juvenil"kenapa ini datang disaat sisa hidupku hampir habis?" -Z- . "tak ada keraguan bagiku untuk mencintaimu." -H- . . Ada rasa yang tak terungkap. Ada kata yang tak terucap. Ada hati yang tak siap.