BAB 3 [Temen Baru]

26 7 0
                                    

🌿🌿🌿

Berikanlah jasa kebaikanmu sebanyak mungkin,
Kalau tepat sasaran itulah yang kamu harapkan,
Tapi..
Jika tidak tepat,kamu sendirilah yang menerima ganjarannya kelak.

🌿🌿🌿

[Zam'ah]

Budayakan vote sebelum membaca.
Bebas komen.

Hawa dingin segera aku rasakan saat memasuki kelas,semua anak menatapku,sedangkan aku malah menunduk sambil megang perut,nggak tau kenapa tiba-tiba mules,mungkin karena terlalu gugup kali ya.Aku nggak tau harus gimana-sangking gugupnya-selain berdiri di depan pintu sambil melintir ujung kerudung.Sumpah gugup banget sampek kayak orang idiot gini.

Abang!adek nggak tau harus gimana?!

Tiba-tiba pintu dibelakangku dibuka kenceng banget,otomatis aku hampir terjungkal ke depan dong,tapi untung cuma hampir.

"Eh,sorry..nggak sengaja,nggak tau kalau ada orang dibalik pintu."

Apa?ada udang dibalik batu?

"Are you okay?"

Aku cuma mengerjapkan mata dihadapan cowok pelaku pembukaan pintu.Lama konek.

Dia meneliti keadaanku,memastikan kalau nggak ada yang luka sama sekali "Kamu nggak kenapa-kenapa kan?" Tanyanya untuk yang kedua kali,dari nada suaranya aja kelihatan banget kalau merasa bersalah.

Aku cuma ngangguk.

"Serius?"

Ngangguk lagi,tuhkan,persis kayak orang idiot.Tapi beneran..ini gugup banget.Nggak!aku gugup bukan karena cowok dihadapanku ini,tapi karena semua orang jadi lebih intens menatap ke aku karena kejadian ini.

Perlu digaris bawahi,ini bukan drama sinetron yang awalnya tabrakan terus saling menyalahkan dan nggak ada yang mau ngalah satu sama lain.Terus sekian waktu timbul benih-benih cinta diantara mereka,Tck.Suka heran deh,sama kata-kata yang bilang bahwa benci awal dari cinta.Gimana sih,masa kita mencintai samwan harus didasari oleh benci dulu baru cinta.Nggak keren banget,yang keren itu,sayang awal dari cinta.Walah.

Lagian dia udah minta maaf,nggak ada yang perlu dipermasalahkan lagi.Toh salahku juga berdiri di depan pintu lama-lama.Plus,aku nggak seberani itu untuk bentak-bentak orang lain,karena alasan sepele,itu bukan hobiku.Over out character.

"Syukur deh kalau nggak kenapa-napa,...yaudah,cari bangku yuk."

Dia ngajak aku?atau siapa?aku tolah-toleh ke belakang,nggak ada orang.Beneran dia ngajak aku?

"Me?" Aku menunjuk diriku sendiri.Memastikan kalau dia beneran ngajak aku.

"Iya..kamu."

Oh..bener dia ngajak aku.

"Yaudah..ayo,emang mau jadi tontonan banyak orang?" Dia berjalan duluan mencari bangku kosong.

Bener juga.

Nggak pakek lama lagi aku ngikutin dia dari belakang.Dia diem aja,mudah-mudahan cowok baik hati ini nggak risih aku ekorin.

Ngekorin dia kayak ngekorin abang,postur tubuhnya persis abang,tinggi berisi,cuma bedanya,kalau rambut abang lurus,sedangkan dia punya rambut kriwil,pendek tapi kriwil,ya gitulah pokoknya.

"Ada satu tempat duduk,mau duduk disini?,lagian bangku sebelah tasnya kayak tas cewek,kamu aja yang duduk disini."

"Terus kamu duduk dimana?" Suaraku lirih banget,nggak papa lah,penting kedengeran,mau ngomong gini aja harus ngumpulin tenaga ekstra.

Buyuut Muthma'innah [Rumah Idaman]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang