3.Beri Kasihmu Sedikit Saja

90 10 1
                                    

Sunyi malam hantarkan kedamaian
Tapi bagaimana dengan hati..?
Kenapa sunyi nya tak berarti..?
Dingin malam inginkan kehangatan
Tapi bagaimana hangatnya pelukan..?
Kenapa itu tak pernah aku rasakan
Sedikit sajaa.. Beriku Kasihmu..

      
"Assalamu'alaikum.."
    Zhu membuka pintu, seperti biasa, tidak ada yang menjawab, mungkin hanya ada hewan-hewan kecil seperti cicak dan nyamuk tak bicara. Tanpa pikir panjang Zhu menuju ke kamar nya, membuka tas dan mengganti baju seragam sekolah tadi. Setelah mengganti baju, Zhu tidak langsung makan seperti kebanyakan anak-anak lainnya, dia harus membereskan pekerjaan rumah yang telah menumpuk karena tak sempat tadi pagi di bereskan.
Zhu dirumah tinggal bersama Mama, Papa Dan kakak laki-laki nya (Zain). Papa Zhu hanya bekerja sebagai penjual baju di pasar swalayan yang hanya sekitar 30 menit dari rumah dan Mama Zhu ikut bekerja membantu Papa. Sedangkan Kak Zain bekerja sebagai karyawan kantoran di sebuah Perusahaan Swasta.
Jadi sehari-hari selama semua nya pergi, Zhu hanya tinggal di rumah sendiri.. Karena mereka semua pergi dari pagi hingga larut malam..
Hanya sesekali kak Zain yang mengajak nya bercanda dan mendengarkan celotehan oleh adiknya Zhu. Seperti tadi pagi, kak Zain membercandai Zhu perihal ujian nya yang akan dapat nilai jelek dan membuat pertengkaran kecil yang lucu di antara mereka.

      ***"Dek, emang kamu yakin lulus..?"
Celoteh kak Zain yang memulai pembicaraan di meja makan, --hanya ada kak Zain dan Zhu, karena orang tua mereka sudah terlebih dahulu pergi ke toko karena harus membuka toko pada saat subuh--. Dengan hanya makan roti tawar diolesi selai coklat seadanya Zhu dan Kak Zain Makan dengan nikmat.
"Iihh, kakak nih apa sih..?  Kakak kan tau sendiri aku udah belajar untuk ujian ini.." Zhu sedikit sebal dengan pertanyaan kakak nya.
"Heheh.. Iyaa dek, kakak tau kamu udah belajar, tapi bisa jadi kan, nanti kertas ujian nya ngambek sama kamu karena liat muka kamu nya jelek.." Kak Zain menjahili lagi dengan terus melanjutkan mengunyah roti yang masih tersisa. Wajah Zhu yang putih pun kini sudah mulai memerah.
"Iihh.. Kakak nih, nggak nyadar apa kalau akutuh cantiiikk, kayaak...." Ucapan itu terhenti, Zhu sebenarnya ingin menyebutkan "Mama", tapi dia mengurungkan niat mengatakan itu.
"Lohhh, kayak siapa..?" Kak Zain menimpali.  "Kayak Aku sendirii.. Aku kan yang paling cantik trulalaa aduhai tiada duanya.. Week.." Zhu mencibir kak Zain yang hanya tertawa melihat tingkah adek satu-satunya itu.
"Iidihhh.. Ge'er nya kamu dek.. Sejak kapan ada orang yang mengakui kamu cantik..?" Kak Zain kembali tertawa.  "Sejak lahir pun dunia susah mengakui kalau aku tuh cantik kak.."
Ujar Zhu yang merasa sangat benar.
Memang kenyataan Zhu adalah gadis yang cantik dan baik, hanya kak Zain ingin mencandai Zhu saja pagi itu.
"Heheh.. Iyaa deh kamu yang Paling Cantikkk.." Kakak yang paling di sayangi Zhu itu kini mengelus-ngelus kepala adeknya yang sudah terpasang rapi dengan Hijab nya.. Zhu pun tertawa sehingga memperlihatkan gigi nya yang tersusun rapi.
Kak Zain sudah menyelesaikan sarapan nya dan segera bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.
"Udah yaa dek.. Kakak mau berangkat dulu, maaf kakak gak bisa anterin, Jangan lupa do'a sebelum ujian, Teliti dan Hati-hati..  Semoga Ujianmu lancar,Assalaamu'alaikum"
Zhu menyalami tangan kakak nya dan Kak Zain pun mengambil kunci motor nya, lalu pergi meninggalkan Zhu sendiri di meja makan.
"Hemm.. Iyaa kak.. Wa'alaikumussalam.." Zhu menjawab pelan. Kesedihan terlihat di matanya kini, Iya teringat bahwa ini adalah hari Ujian yang penting baginya, Do'a orang tua adalah hal yang sangat penting bagi Zhu, ingin sekali dirinya berpamitan dengan kedua orang tua nya dan meminta restu mereka, tapi hal itu tak pernah terjadi semenjak kejadian 6 tahun yang lalu..***

    Setelah mengingat kejadian itu, Zhu kembali melakukan tugas-tugas rumah nya, sesegera mungkin ia mulai menyapu, menyuci piring dan menyuci baju, agar dia bisa segera belajar untuk ujian besok.
Setelah semua pekerjaan selesai, Zhu kembali ke kamar nya dan mengambil buku-buku pelajaran yang akan di ujian kan besok. Dan saat Zhu sedang belajar, Adzan Dhuhur pun berkumandang.. Zhu menatap jam dinding lalu merapikan buku-buku nya dan segera ke kamar mandi untuk mengambil Wudhu' untuk Sholat.

     "Yaa Allaah, sesungguhnya Engkau yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Yaa Allaah, sungguh Engkau mengetahui kesedihan hatiku, tanpa kuceritakan, Engkau lebih tahu.. Yaa Allaah, ku hanya ingin kembalikan kasih sayang orang tua ku seperti dulu, aku rindu kasih sayang mereka, aku rindu pelukan mereka. Jikalau aku salah di masa lalu Yaa Allaah.. Tolong ampuni aku.. Lunakkan hati orang tua ku agar bisa menerima takdir 6 tahun yang lalu, aku mengaku itu disebabkan aku Yaa Allaah, tapi sungguh, aku tak berniat melakukan itu.. Yaa Allaah.. Hanya kepada-Mu aku memohon,kabulkan do'a ku.. Aamiin.."

   Zhu yang kini tersungkur di atas sajadah yang sudah basah dengan air mata Zhu.. Ia tak pernah bosan untuk berdoa agar orang tua nya kembali memberikan kasih sayang padanya, Ia sangat rindu pelukan dan cinta kedua orang tua yang teramat ia sayangi.  Zhu yang habis menangis kini tertidur dengan balutan mukenah dan masih berada di atas sajadah..

CINTA DIATAS SUNNAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang