House Meat 1- Effort

2.8K 324 25
                                    

Baekhyun keluar dari sebuah ruangan dengan senyum cerah yag ada di wajahnya. Jari-jari lentiknya menggenggam sebuah kertas yang berisikan nominal dari sebuah perusahaan asuransi.

Kakinya terus melangkah menuju basement tempat dimana mobilnya terparkir. Pikiranya terus melayang membayangkan langkah-langkah yang akan mengantarkanya semakin dekat dengan uang melimpah.

Ya, sebuah usaha. Baekhyun tidak sabar untuk memulai sebuah usaha yang bisa membuatnya menjadi seorang yang bergelimang harta.

Tanganya merogoh ponsel yang ada di saku celananya, mendial sebuah nomor dan melakukan panggilan suara. Sembari menyelipkan ponselnya di antara telinga dan pundak, Baekhyun terus berjalan dan memasuki mobil tua milik orang tuanya.

“Kyungsoo, kau di rumah?”

“Baiklah, aku akan sampai sekitar 20 menit lagi.”

.
.
.

Kyungsoo berjalan bersama kantuk yang menyerangnya. Kakinya berjalan gontai menuju pintu yang terus di ketuk dengan tak manusiawi.

Demi Tuhan, Kyungsoo baru saja istirahat setelah membersihkan seluruh bagian rumahnya seharian penuh. Jika saja lelaki manis itu tak datang dengan membuat kegaduhan di depan rumahnya mungkin dia akan menghabiskan sisa harinya hanya dengan bermalas-malasan bersama bantal kesayanganya.

“KYUNGIE, KENAPA LAMA SEKALI” teriakan Baekhyun membuat Kyungsoo mendesis.

Tepat saat pintu terbuka Kyungsoo melihat sebuah senyum yang sangat lebar. Begitu bersinar hingga membuat matanya silau.

“Ada apa?” ia bertanya sembari mengusap matanya yang masih terasa mengantuk.

Tanpa dipersilahkan masuk Baekhyun sudah berjalan menuju kamar Kyungsoo dengan pria tersebut mengikutinya dari belakang. Itu sudah sangat biasa bagi Kyungsoo mengingat mereka sudah berteman sejak bangku sekolah dasar.

“Aku hanya ingin meminta pendapatmu.” Ucap Baekhyun ketika sudah duduk di tepi ranjang.

Pernyataan Baekhyun membuat Kyungsoo mengernyit bingung.

“Aku berhasil mendapat sedikit pinjaman untuk memulai usaha. Tapi aku masih ragu untuk memulai jenis usaha apa yang cocok untuku.”

“Dan kau butuh saranku?” Tebak Kyungsoo.

Baekhyun mengangguk berulang kali dengan semangat. Jangan lupakan matanya yang berbinar mengetahui sahabatnya bisa menebak apa yang ia inginkan. Sedangkan Kyungsoo hanya terkekeh melihat respon Baekhyun.

Sebenarnya Kyungsoo sudah sangat sering melihat tingkah Baekhyun yang kelewat manis layaknya balita, mengingat bahwa mereka memang sudah bersahabat sejak kecil. Akan tetapi hal itu tak membuat Kyungsoo bisa menahan rasa gemas ketika melihat Baekhyun mulai bertingkah kekanakan.

“Bagaimana jika kau membuat toko kue? Aku akan membantumu nanti.”

Baekhyun menggeleng.

“Aku tak bisa membuat kue Kyung~”

Atensinya terpusat pada sebuah majalah yang berisikan berbagai olahan makanan yang ada di deretan rak buku milik Kyungsoo. Kemudian membukanya, berusaha mencari inspirasi melalui buku tersebut.
“Bagaimana jika sebuah restoran?” tawar Kyungsoo ketika melihat Baekhyun membuka lembaran majalah kuliner miliknya.

“Tidak, itu terlalu merepotkan. Karena itu akan membutuhkan beberapa pekerja untuk membantuku. Uang ku tak cukup banyak untuk itu.” Ucap baekhyun sambil mengusap dagunya, membuat gestur berpikir.

“Kalau begitu kenapa kau tak coba membuka toko pakaian saja. Kau juga bisa membuat brand sendiri jika kau mau.” Ujar Kyungsoo.

Baekhyun berdecak sebal.

“Ck, itu juga merepotkan. Aku akan membutuhkan model yang bisa menarik perhatian orang agar mereka melirik brand ku.”

“Kalau begitu kenapa kau tak buat pelelangan manusia saja.” Ucap Kyungsoo asal sambil mendengus sebal pada sahabat mungilnya tersebut, membuat Baekhyun merengut tak suka.

“Kau sama sekali tak membantu.”

“Kau yang tak mau menerima saranku” Ujarnya tak peduli dan mulai merebahkan dirinya di samping Baekhyun yang sedang duduk.

Jari lentik Baekhyun terhenti pada sebuah halaman yang menampilkan olahan daging dari negara bagian timur tengah. Bibir tipisnya menggumam rangkaian huruf dari nama makanan tersebut, kemudian berpikir sesaat. Tiba-tiba sebuah ide muncul di otak cerdiknya.

“Kyungsoo, bagaimana jika aku membuka sebuah toko daging? Itu tak membutuhkan banyak pekerja. Aku juga bisa mengisi waktu luang dengan menjaga toko dagingku.” ujar Baekhyun antusias.

“Itu bagus, aku akan berlangganan di tokomu. Aku juga bisa berhutang sepuasku ketika ingin mengadakan pesta.” Ucap Kyungsoo diselingi kekehan di akhir kalimat.

.
.
.

Pada sore itu, Baekhyun memasuki rumahnya dengan letupan kebahagiaan yang mengirinya. Hari ini mood-nya benar-benar bagus. Itu karena dia berhasil bendapatkan modal untuk usahanya. Dia sudah membicarakan hal itu dengan sahabatnya dan merencanakan menyewa sebidang tanah untuk usaha dagingnya nanti.

Baekhyun berjalan ke kamarnya sambil terus membaca ulang surat asuransi yang berhasil ia dapatkan. Tepat saat sudah berada di depan kamarnya, Baekhyun berpapasaan dengan adiknya, Seulgi.

Seulgi menangkap gelagat aneh dari kakaknya pun mengernyitkan dahi.

“Apa yang kau bawa?”

“Maksudmu ini?” tanya Baekhyun sembari mengangkat kertas yg ia pegang.

Seulgi mengangguk.

“Hanya contoh surat lamaran dari Kyungsoo, aku ingin melamar pekerjaan.” Ujar Baekhyun santai dan masuk ke dalam kamarnya.

Seulgi semakin mengernyit bingung. Apa surat lamaran kerja biasanya terdapat logo perusahaan di atasnya? Apa lagi di surat itu terdapat logo perusahaan asuransi yang cukup familiar untuknya.

.
.
.
TBC

[11] HOUSE MEAT || ChanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang