House Meat 8-Mistrust

1.5K 243 34
                                    

Bunyi ketukan jemari yang beradu dengan meja kayu mengisi keheningan ruangan kantor kecil ini. Chanyeol melirik sekilas jam tangannya.

Pria berseragam itu memutuskan untuk tinggal disana beberapa menit lagi sebelum membereskan pekerjaannya lalu bersiap untuk pulang.

Meskipun rekan-rekannya silih berganti sudah meminta izin mendahuluinya, namun ia masih betah duduk berlama-lama di belakang meja kerjanya.

Guratan lelah tercetak jelas diwajah tampan-nya yang terkena bias cahaya rembulan yang begitu terang. Beberapa kali ia menghela nafasnya kasar sekedar meluapkan berbagai bentuk perasaan lelah yang didera tubuhnya setelah seharian ia memeriksa hasil berkas kasus terbaru dari keluarga Byun.

Tangannya beralih meraih pensil yang ia letakkan di laci dan mengambil selembar kertas polos. Saat ia dilanda stress berlebihan seperti ini, ia biasanya menyalurkan rasa gundahnya lewat kegiatan menggambar sketsa.

Kemampuannya ini merupakan bakat terpendam yang Ia miliki. Menjadi penawar lelah dirinya bila sudah terlalu dipusingkan oleh pekerjaannya yang berat.

Beberapa menit berlalu, ia begitu konsentrasi dengan gerak tangannya yang begitu lihai memberikan coretan di atas kertas. Hanya ada satu wajah yang belakangan ini menginvasi pikirannya.

Dan entah kenapa hatinya begitu ingin menggambar sosok manis itu.

Bibirnya menyunggingkan senyuman setelah 45 menit ia berhasil menyelesaikan sketsa gambar wajah laki-laki itu.

Baekhyun.

Wajahnya yang mungil dengan mata indah membentuk bulan sabit saat tertawa, serta bibir tipis merah muda, tergambar begitu detail dalam kertas itu.

Chanyeol memandang mata Baekhyun dalam gambarnya. Hingga membuatnya tanpa sadar tersenyum tipis.

"Bahkan gambarku ini tidak bisa mendekati sedikitpun paras indahmu yang asli ..." bisiknya sendiri. "Setelah semua ini selesai. Mungkin aku bisa melukis wajah indahmu langsung di kanvas."

Chanyeol terdiam sesaat kemudian menggelengkan wajahnya. Kasus ini baru dimulai. Ia harus lebih fokus menyelesaikan pekerjaannya.

Sebagai pengemban kepercayaan dari orang banyak ia harus mampu menyampingkan ego rasanya dengan baik.

Malam itu Ia tutup dengan menyimpan hasil sketsa yang ia buat ke dalam lacinya. Mungkin, suatu hari nanti ia dapat memberikannya langsung kepada sang pemilik wajah yang sebenarnya.

.
.
.
.

Ramai.

Akhir-akhir ini kediaman keluarga Byun menjadi ramai. Serentetan kejadian yang tidak mengenakan datang bertubi-tubi, membuat penghuni rumah menjadi lelah.

Baekhyun sendiri bukan orang yang senang dengan keadaan ramai, membuat kepalanya sakit ketika orang-orang berlalu-lalang disekelilingnya. Apalagi kali ini pihak kepolisian yang memenuhi rumah mereka.

Shock masih terpampang jelas di wajahnya. Pasalnya tadi pagi ia mendapati kakeknya terbujur kaku tak bernyawa di tempat tidur miliknya. Matanya melotot dengan wajah pusat pasi, menjadi mimpi buruk yang akan terus menghantui pikirannya.

Seingatnya kakeknya masih dalam keadaan baik kemarin. Ia melihat kearah Seulgi disampingnya yang sedang menggigit jari. Matanya tak bisa dibaca namun tangannya begitu gemetar dengan hebat saat kantung jenazah kakek mereka dibawa masuk kedalam mobil oleh beberapa orang.

"takut ... aku takut" Baekhyun mendengar gumaman gadis itu, ia reflek merangkul pundak Seulgi yang bergetar.

"tenang saja ... aku yakin semuanya bakal baik-baik saja" tubuh Seulgi seketika menjadi kaku saat mendengarnya.

[11] HOUSE MEAT || ChanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang