Suasana duka menyelimuti keluarga Byun di sore hari itu. Tetes demi tetes air yang jatuh dari langit tak luput mengiringi isak tangis manusia yang sedang memandangi gundukan tanah di hadapanya.
Seulgi berdecih melihat anggota keluarganya.
“Ck, kapan kita pulang?” Tanya Seulgi dengan nada jengkel.
Akan tetapi tak ada yang menghiraukan pertanyaan gadis itu. Masing-masing orang di sana tenggelam oleh suasana duka yang menyelimuti hati mereka.
“Sebentar lagi akan turun hujan, sampai kapan kita terus di sini.”
Yeri menghela napas sejenak.
“Bisakah unnie diam? Setidaknya berikanlah penghormatan pada nenek untuk yang terakhir kalinya.”
Seulgi menatap tajam adiknya.
“Mengingat usianya kurasa sangat wajar jika wanita tua yang kau sebut nenek itu mati.”
“Tutup mulutmu anak sialan!" Mama Byun membuka suara.
Saat Seulgi hendak memprotes, sebuah tepukan di pundaknya mengalihkan perhatian gadis itu. Baekhyun memperingati gadis itu melalui tatapan matanya.
Seulgi memutar bola matanya jengah hingga Baekhyun pun mencoba menengahi.
“Maaf ibu, ku rasa Seulgi benar. Ibu juga harus memperhatikan kesehatan ibu. Lebih baik kita pulang sekarang sebelum hujan semakin lebat.”
.
.
.Tok... tok... tok...
“ Baekhyun, bisakah kau buka pintunya?” Teriak nyonya Byun yang sedang duduk dengan santai sambil memegang album foto. Tidak ada yang spesial dari album foto itu selain beberapa potret yang dipenuhi berbagai momen keluarga mereka, termasuk mendiang mertuanya.
Baekhyun menghela napas. Dengan malas dia beranjak dari tempat tidurnya.
“Aku datang.”
Saat pintu terbuka, terpampanglah sosok pria bertubuh besar, berpakaian rapih dengan kacamata yang bertengger manis di hidung mancungnya. Jangan lupakan bibirnya yang setia menyunggingkan sebuah senyum dengan lesung pipi tunggal yang menghiasi wajah tampan-nya.
Baekhyun mengernyitkan dahinya. Ia merasa wajah pria di hadapanya ini tak asing untuknya. Sedangkan respon berbeda diberikan oleh pria yang lebih tinggi darinya. Pria tersebut nampak terkejut lalu beberapa saat kemudian sudut bibir tebalnya tertarik ke atas hingga membentuk senyuman yang lebih lebar.
“Perkenalkan, saya Park Chanyeol. Detektif yang akan menyelidiki kasus kematian dari keluarga Byun. Ku rasa aku beruntung bisa bertemu lagi denganmu”
Baekhyun balas tersenyum. Sekarang ia ingat.
“Kau berlebihan Tuan Park.”
“Boleh aku tahu siapa namamu? Kau belum sempat memperkenalkan diri saat kita berada di kedai kemarin.”
Ya, pria yang menyebut dirinya sebagai detektif ini merupakan teman barunya, atau sebut saja mereka hanya berkenalan saat itu. Mereka tak sengaja bertemu saat Baekhyun berkunjung ke kedai es krim favoritnya, duduk di meja yang sama dengan sedikit obrolan sebelum Baekhyun pergi.
“Aku Baekhyun, sulung di keluarga ini. Tidakah kau ingin masuk?” Ujar Baekhyun ramah.
Chanyeol mengangguk, “ Nama yang cantik, sama seperti pemiliknya.” Gumam Chanyeol sambil melangkahkan kakinya.
Chanyeol memandangi seluruh penjuru ruangan, menelisik berbagai perabotan yang ada di ruangan tersebut. Fokusnya terhenti pada sebuah foto yang tertempel apik pada sebuah dinding bercat putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[11] HOUSE MEAT || Chanbaek
Mystery / ThrillerHOUSE MEAT Byun Baekhyun & Park Chanyeol Other cast THRILLER | PSYCHOPATH | MATURE | ROMANCE Summary: Byun Baekhyun, pria yang dikenal ramah dan manis, harus menjalani sebuah kenyataan dimana anggota keluarganya terbunuh satu per satu. Kedatangan P...