marah

6.7K 352 8
                                    

"Saya gak perduli." belum berjalan melangkah tangan Tasya di tarik oleh bossnya alhasil Tasya tidak bisa menyamai keseimbangan antara tubuhnya yang membuat dia hampir jatuh ke lantai untung saja Revan menahan tubuhnya agar tidak jatuh mata Revan bertemu dengan mata indah Tasya membuat jantung Tasya berdebar kencang.

Deg-Deg

apa ini yang dinamakan jatuh cinta sama sekali pun Tasya tidak pernah jatuh cinta sebelumnya, bukannya dia gak laku tapi dia gak mau buang-buang waktu hanya cuma menghabiskan waktunya untuk lelaki lain.

"Jangan mencari-cari kesempatan dalam kesempitan yah." gerutu Tasya yang sudah melepaskan dirinya dari Revan.

"Seharusnya kamu berterima kasih sama saya karena saya sudah membantu kamu, kalo gak saya bantu kamu pasti jatuh kalo kamu masuk ke rumah sakit siapa yang bakal gantikan posisi kamu jadi sekretaris pribadi saya." jelas Revan.

"Kan ada pacar bapak tuh." sindir Tasya membuat Revan bingung padahal dia sama sekali belum punya pacar semenjak dia cerai dengan istrinya, jangan sangka umurnya yang kepala tiga tapi wajahnya tetap masih awet muda membuat kaum hawa terpesona dengannya.

"Pacar!! Kata siapa saya sudah punya pacar." datar Revan.

"Lah kata Dinda bapak pacarnya dia." ujar Tasya.

"Saya sama dia hanya sebagai bos dan karyawan saja." balas Revan.

"Oh."

"Kamu cemburu."

"Nggak."

"Masa sih saya liat dari cara pandangnya sepertinya kamu menyukai saya." tebak Revan yang menatap Tasya penuh yakin kalo dirinya menyukainya.

"Gak penting." Tasya pun meninggalkan Revan yang masih berdiam berdiri didepan kantornya lalu mengejar Tasya dan menjejerkan tubuhnya disamping Tasya.

"Tas kamu masih marah sama saya." tanya Revan yang menjejerkan tubuhnya disamping Tasya.

"___" tidak ada sahutan dari Tasya dia hanya terdiam saja dengan wajah kezelnya.

"Tas." panggil Revan.

"Saya udah bilang jangan panggil saya tas saya itu bukan barang." geram Tasya.

"Tapi tas itu panggilan sayang saya ke kamu." ucap Revan.

"Bodo saya mau pulang." Tasya berjalan sampai didepan gerbang kantornya dan menunggu angkot datang.

"Sampai kapan kamu tunggu angkot jam segini gak ada tas."

"Saya mau naik taksi aja."

"Mana ada taksi jam segini tas lihat nih udah jam setengah 11 tas mending kamu bareng saya aja." Revan menunjukkan jam tangannya ke arah wajah Tasya.

"Gak mau yang ada bapak melecehkan saya lagi." sindir Tasya.

"Ya enggak lah tas mana mungkin saya melecehkan karyawan sendiri."

"Kalo gak lalu tadi di dalam apa."

"Soal tadi saya benar-benar minta maaf sekali lagi." Tasya memalingkan wajahnya dari pandangan Revan.

"Tas ayo saya anter." ajak Revan dengan menyentuh tangan Tasya tapi dia malah menghempaskan tangan darinya.

"Jangan sentuh-sentuh saya mau pulang sendiri."

"Pulang naik apa emangnya tas."

"Saya bisa jalan kaki tanpa perlu bapak mengantarkan saya." Tasya membuat Revan geram bossnya pun langsung menarik tangannya.

Annoying Boss (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang