"Awhh sakit Pak." berontak Tasya bossnya tidak menanggapi perkataan nya lalu memasukkannya ke dalam mobil dia pun berjalan tempat duduk pengemudi lalu menjalankan mobilnya
"Maaf gara-gara saya tangan kamu jadi merah begitu." Revan melihat tangan Tasya yang sudah memerah dan agak biru karena cengkeramannya terlalu kencang.
"____" Tasya pun tidak menanggapinya tatapan matanya menuju arah jendela mobil tanpa harus melihat bossnya.
"Tas " panggil Revan tetap saja Tasya tidka menjawabnya.
"____"
"Kamu marah sama saya yah." tebak Revan yang melihat Tasya hanya terdiam.
"Ok saya ngaku saya salah tolong maafin saya." permintaan maaf Revan yang sudah memberhentikan mobilnya dipinggir jalan.
"Luka kamu yang mana yang sakit." tanya Revan yang melihat Tasya masih terdiam.
"Saya mau pulang." tanpa revan sadari Tasya meneteskan kedua air matanya mengalir deras di kedua pipinya.
"Tas kamu nangis maafin saya, saya gak berniat nangisin kamu." Tasya hanya memalingkan wajahnya menghadap kaca jendela mobil.
"Saya bilang mau pulang." Tasya mencoba untuk menahan amarahnya agar tidak memarahi bossnya.
"Ok kita pulang tapi saya mohon jangan nangis lagi yah." Revan mendekati Tasya yang mencoba menghapus kedua air mata yang mengalir dipipi Tasya.
"Cepat pulang." Tasya kembali menghadap ke arah jendela mobilnya lalu Revan menjalankan mobilnya sampai di depan rumah Tasya ia langsung membuka pintu mobilnya dan berjalan masuk ke dalam kost-an yang ia tempati, Revan merasa bersalah dengan Tasya lebih baik dia pulang dulu agar Tasya bisa menenangkan dirinya kemudian ia pun meninggalkan kost-an milik Tasya.
Pagi hari Tasya sudah berangkat ke kantor karena masih banyak yang harus dikerjakan sebagai sekretaris pribadi bossnya hari ini juga bossnya ada meeting jadi dia harus menyiapkan keperluannya tiba di kantor Tasya sudah berkutik dengan laptopnya untuk mengerjakan pekerjaannya yang belum selesai Tasya pun tak tau jika bossnya sudah berada didepan mejanya dengan tersenyum manis.
"Hari ini siapkan keperluan untuk meeting nanti." Tasya hanya mengangguk dan melanjutkan mengetik laptopnya.
"Kamu dengarkan." Revan melihat Tasya yang sibuk dengan laptopnya dia curiga ada apa dengan laptopnya apakah tugasnya belum selesai.
"Iya pak."
"Kamu masih marah." Tasya tidak menghiraukan ucapannya dia tetap menatap layar laptopnya.
"Tas."
"Jangan diamkan saya seperti ini dong."
"Kamu mau apa biar saya belikan sebagai permintaan maaf saya."
"Saya bukan cewek matre yang bisanya minta apa-apa walaupun saya miskin tapi saya gak pernah morotin orang lain." jelas Tasya dengan tatapan tajam.
"Maksud saya bukan begitu tas."
"Sudah lah jangan ganggu saya, bapak gak liat saya sedang sibuk." datar Tanya.
"Yasudah maaf mengganggu." Revan pun masuk ke ruangannya kebetulan meja kerja Tasya berada di samping pintu ruangannya.
Revan💢
Revan yang sudah duduk di kursi kebesarannya tiba saja ada panggilan telepon dari ponselnya yang berada di atas meja kerjanya kemudian dia pun mengangkat teleponnya.
"Halo sayang kamu dimana." tanya perempuan yang menelponnya.
"Saya lagi dikantor ada apa memangnya!" Revan berbicara datar kepada perempuan yang berada disana.
"Anak kamu katanya pengen jalan-jalan sama kamu." dengan berbicara lembut.
"Kapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Boss (TAMAT)
FantasyGimana sih punya bos yang suka ngeselin banget selalu ganggu kehidupan kita jadi gak bisa tenang seperti Tasya yang selalu digangguin oleh bossnya yaitu pak Revan dia adalah seorang CEO yang menggantikan posisi Ayahnya untuk mengurusi semua perusaha...