Tiga bulan terakhir ini, sikap dan sifat ayah dan ibu Nayla begitu berubah setelah kejadian Nayla saat itu.Ayah dan ibunya tak pernah tak meluangkan waktunya untuk kedua putrinya. Mereka tak ingin menyia-nyiakan kebersamaan mereka. Tak ada ponsel yang mereka pegang saat semua tengah duduk bersama ataupun makan bersama. Nayla sangat bahagia, kebutaan yang dialaminya membuat ayah dan ibunya semakin dekat dengan anak-anaknya. Nayla tak pernah merasakan kehilangan satu menit bersama mereka.
Telihat mereka sedang asik berbincang di ruang tamu, tia-tiba ponsel ayahnya yang terletak di meja berdering, yang mana tampil nama Rian dalam ponselnya.
Pak rian menceritakan semua kejadiaan yang dialami oleh nayla kepada dion, dion sangat sayup mendengar cerita ayahnya, dia tidak menyangka teman yang baru pertama dia temui harus menderita lagi. Begitu banyak kejadiaan yang telah menimpa nayla. Dion meminta ayahnya Rian untuk memberikan kornea matanya untuk nayla jika Tuhan memanggilnya kelak. Dion hanya ingin membantu nayla dalam kondisinya saat ini, karena dia sudah merasa hampa dengan hidupnya yang saat ini semakin memburuk karena penyakitnya. Tubuhnya pucat dan sering mengalami vertigo, di tambah lagi penyakit ginjalnya yang tak kunjung membaik.
“Boleh aku ke rumahmu?” ucap ayah Dion dengan lemas
Pak sofyan ayah nayla tampak bingung, dia berpikir apa yang terjadi pada teman lamanya rian itu.
Pak rian menceritakan semua kejadiaan yang dialami dion saat ini. Dia meminta pak sofyan dan nayla untuk menerima pemberian kornea mata yang diberikan oleh dion untuk nayla agar nayla bisa melihat kembali. Pak sofyan, nayla, nita, buk rahma, bahkan mbok niem terkejut mendengar semua yang diceritakan oleh pak rian. Mereka tak menyangka bahwa dion, anak yang masih berusia 12 tahun, akan pergi secepat ini.
Pak rian berharap, jika dion sudah pergi dari dunia ini, keluarganya tetap bisa melihat mata dion dalam tubuh nayla.
Keesokan harinya, setelah jasad dion telah dimakamkan, keluarga nayla dan pak rian bergegas menuju rumah sakit untuk melakukan operasi mata bagi nayla. Semua keluarga sangat cemas menunggu perkataan dokter. Mereka berharap oerasi yang dijalankan nayla berhasil dan nayla bisa melihat kembali.
“Krek” suara pintu berbunyi dari ruang operasi yang ditungggu oleh semua keluarga. Mereka melihat seorang dokter yang didampingi oleh seorang suster keluar dari sana. Dengan cepat semua keluarga mendekati dokter dan suster itu, menanyakan apakah operasi yang dijalani oleh nayla berhasil dan tidak ada hambatan, dan tak lupa juga mereka menanyakan kondisi nayla saat ini.
Dokter menjelaskan bahwa saat ini, operasi yang dijalani oleh nayla berjalan dengan baik dan lancar, tapi….. Mendengar perkataan tapi semua keluarga sangat cemas dan berharap kondisi nayla baik-baik saja. Dokter melanjutka perkataan yang tertunda tadi. Dokter berkata kepada semua keluarga bahwa dokter heran mengapa ketika dia melakukan operasi mata nayla, kaki nayla bisa lemas dan bisa digerakkan dengan mudah saat dokter ingin memindahkan tubuhnya ke ranjang operasi, padahal selama ini telapak kaki nayla sangat kaku dan jari kakinya tak bisa digerakkan. Dokter memberi saran kepada keluarga nayla untuk melakukan pengecekan pada kaki nayla.
Dengan tak banyak pikir, ayah nayla menyetujui saran dari dokter itu untuk memeriksa kaki nayla. Ketika di periksa, semua keluarga terkejut ternyata kaki nayla saat ini bisa berjalan seperti orang lainnya, dokgter menyatakan bahwa kelumpuhan nayla telah berakhir ketika saat melakukan operasi matanya. Air mata keluarga bercucuran, mengingat semua kejadiaan yang dilewati oleh nayla selama ini, mereka selalu memanjatkan puji syukur kepada Tuhan karena telah menyelamatkan nayla dari operasi dan telah membuat nayla bisa kembali normal.
Bergegas mereka masuk ke dalam ruang rawat nayla dan memberitahukan semuanya kepada nayla. Betapa terkejut dan bahagianya nayla mendengar dan melihat semua kenyataan yang terjadi pada dirinya. Dia sangat senang karena mulai dari kejadian lumpuh dan kebutaannya itu, Tuhan selalu memberikan nikmat yang begitu banyak kepadanya. Ayah dan ibunya kini lebih banyak meluangkan waktu untuk dia dan kakaknya nita.Tak pernah henti keluarga nayla juga berterimakasih kepada keluarga pak rian karena telah memberika kornea mata anaknya dion untuk nayla.
Ibu dan Ayah nayla memberikan kejutan kepada nayla, bahwa mulai tahun ajaran baru nanti dia akan sekolah di tempat yang sama bersama kakaknya nita. Begitu bahagianya nayla karena impian dan cita-citanya akan terpenuhi, dia merasa sangat senang, dia bisa sekolah bersama kakaknya dan dia yakin cita-citanya untuk menjadi arsitek akan terwujud.
Kerena kebutaan yang dialami nayla, ayah dan ibunya semakin memberikan banyak perhatian kepada nayla dan nita. Ayah dan ibunya tak pernah melewatkan kumpul bersama mereka. Satu menit perhatian yang diinginkan nayla supaya ayah dan ibunya lebih bersama keluarga kini dia dapatkan, bukan hanya satu menit bahkan setiap waktu yang diinginkannya untuk dekat bersama kelurganya sekarang bisa dia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Minute
General FictionKisah seorang anak perempuan yang berumur 12 tahun yang menginginkan perhatian kecil dari orang tuanya, yang bercita-cita menjadi seorang arsitektur.