Part 2

6.9K 64 18
                                    

Januari, 2018

Beep.... Beepp... beepp...

Terdengar suara alarm dari jam tanganku, waktu telah menunjukan pukul empat sore, menandakan shift kerjaku telah berakhir. Kebetulan sekali editingku sore ini sudah selesai, jadi aku tidak perlu menghabiskan waktu berlama lama di Studio atau tidak perlu membawanya pulang. Aku bebas.

Aku dan Jati bergegas mengemasi barang masing masing dan bersiap untuk pulang. Jati terlihat sangat bersemangat saat mengemasi barangnya. Seperti biasa, wajahnya selalu dihiasi dengan senyuman cabul, namun bedanya, kali ini senyum cabulnya lebih sumringah dari biasanya.

"Ada apa Jat? Kok tumben senyum lu lebar banget...." Tanyaku sambil me-shutdown pc.

"Heheheh...." Ia hanya menanggapi pertanyaanku dengan ceckikan, kemudian langsung pergi begitu saja meninggalkanku. Hah aneh sekali, tapi karna seringnya ia bertingkah aneh, akupun jadi tidak begitu terkejut dan biasa saja. Tidak perlu terlalu difikirkan.

Ngomong-ngomong, aku juga sedang buru-buru sih, karna aku ada janji dengan Viny untuk menemaninya membeli pakaian baru, makanya sebisa mungkin aku menyelesaikan tugasku saat jam kerja, agar tidak molor.

Viny seharusnya sudah keluar kelas jam segini, jadi aku tinggal menjemputnya saja. Rencananya, kami berdua akan pergi ke suatu Pusat perbelanjaan atau Mall yang terletak di daerah pinggiran Jakarta, yang sekiranya berpengunjung sepi. Kata dia, semakin sepi pengunjung, semakin kecil resiko kami ketahuan wota. Ah tapi bukannya kalo pengunjung ramai justru bisa dipakai sebagai kamuflase? Lagipula kalaupun pengunjung Mall sepi sekalipun, jika memang ada satu saja wota, pasti tetap akan ketahuan. Tinggal pintar-pintar Viny menyembunyikan identitasnya dibalik masker dan topi.

Memang rumit, tapi semua harus dilakukan demi kemajuan karirnya. Viny saat ini sedang di fase demosi ke trainee, apabila ia melakukan kesalahan lagi, hukumannya bukan main-main, dipecat.

***

"Mau beli baju buat apa sih?" Tanyaku sambil menyetir.

"Besok sabtu ada event, jadi aku mau beli baju baru biar cantik." Jawabnya dengan genit.

"Event jeketi?"

"Iya, Hanshake festival."

Handshake Festival? Persis seperti apa yang dibicarakan Jati tempo hari. Nampaknya acara ini lumayan sakral, sampai-sampai Viny harus membeli baju baru. Dasar dia ini, padahal dia punya banyak baju yang menumpuk di lemari, sebagian besar bahkan belum pernah dipakai. Kebanyakan baju pemberian fans maupun teman-temannya.

"Oh sabtu yah, aku rencananya mau dateng juga, boleh?" Tanyaku.

"Mau ngapain? kamu mau godain member yang cantik-cantik kan disana?" Viny memanyunkan bibir nya.

"Hahahah kita liat aja ya nanti, siapa tau ada yang lebih cakep dari kamu." Aku menggodanya.

"Coba aja kalo bisa weekk." Ia menjulurkan lidahnya serta menjulingkan matanya.

"Hahahah tuh kan jelek banget!" Aku tertawa melihat mimik wajah yang dibuat Viny. Dia pun ikut tertawa terbahak-bahak sampai bola matanya menghilang.

Ah Viny, tawanya benar-benar menyelamatkanku, dia selalu berhasil menjadi penghibur dikala aku lelah setelah bekerja seharian. Kami berdua bisa tertawa oleh hal-hal sepele, dan itu yang membuatku semakin menyayanginya. Selain itu, tawanya sangat menular. Aku beruntung bisa bertemu dengannya.

"Aku kemarin di ajakin Jati ke event handshake, yah mumpung libur dan ngga ada kerjaan, aku iyain aja. Itung itung cari pengalaman juga motret Idolgrup."

TYVH 2nd SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang