Part 3

6.8K 65 22
                                    

Januari, 2018


Aku memarkir sebuah Minivan hitam milik kantor tepat di depan Studio. Aku dan Jati terkulai lemah di jok depan. Seharian tadi aku meng-handle seorang client yang meminta kami untuk memotretnya bersama pasangannya untuk digunakan sebagai foto Prewedding dan mencetaknya sebagai undangan. Aku dan Jati berkunjung ke beberapa lokasi yang mereka tentukan, total ada tiga lokasi, yakni Hawke Auto Gallery, Cafe Batavia, dan Kota tua. Sesuai konsepnya yang mengusung kisah klasik.

Sebenarnya konsep itu tidak terlalu sulit bagi kami, karna aku dan Jati lumayan berpengalaman dalam pemotretan prewed, apalagi temanya klasik 50an. Tapi yang jadi masalah adalah, dalam sehari, kami harus melakukan tiga sesi foto sekaligus yang mana tiap lokasinya masing-masing berjauhan. Tapi tidak masalah, karna kami menjalaninya dengan gembira. Job lapangan seperti ini selalu besar komisinya.

Sebelum mengangkuti alat-alat fotografi di kabin belakang, aku memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil merokok, Jati pun demikian. Sebenarnya hari ini tim ku berisi tiga orang, namun karna si Apeng lagi sakit, yasudah kami mengerjakan ini berduaan saja.

Setelah puas merokok, aku dan Jati mengangkuti alat-alat dan memasukkannya ke dalam Studio, dibantu beberapa personel yang lain. Setelah semua beres aku dan Jati berpamitan dan langsung pulang. Aku memutuskan untuk menyelesaikan editingnya besok senin di kantor, karna sisa hari ini dan weekend besok, akan kugunakan sebagai hari untuk bebas tanpa memikirkan pekerjaan sama sekali. Aku butuh refreshing.

Seperti biasa, sepulang kerja, Jati mengajakku untuk pergi ke Fx Sudirman, namun aku menolaknya karna sudah ada janji. Pria ini tak pernah lelah untuk mencekoki ku dengan apapun yang berbau JKT48. Lagian hari ini kan Viny tidak perform, ia ada latihan dan persiapan untuk event Handshake besok, mau apa dia ke Theater, tumben sekali.

Sekitar jam empat sore aku meluncur ke kampusnya dengan santai, sambil menikmati alunan musik dari sound speaker tua yang kualitas suaranya masih sangat jernih. Ditemani kepulan asap rokok dan sekaleng bir dingin, lelahku perlahan pulih.

Sesampainya di Parkiran kampusnya, aku malah bertemu Yona yang sedang berjalan sendirian. Nampaknya kuliahnya juga sudah selesai.

"Hai Yon..." Aku membuka pintu mobil dan melambai padanya.

"Wihh Rio..." Yona menyapaku balik, ia berjalan mendekati mobilku.

"Viny mana..."

"Masih di ruang dosen, tadi katanya suruh nunggu bentar gitu." Jawabnya dengan santai.

"Yaudah nunggu di dalem aja." Aku membukakan pintu untuk Yona, ia pun masuk dan duduk di sampingku.

Viny sudah memberitahuku bahwa hari ini Yona akan ikut nebeng untuk pergi ke tempat latihan. Jadi aku langsung saja memepersilahkannya masuk.

Hmmmmm kalo dilihat lihat, Yona cantik juga ya, walaupun wajahnya agak peyot dan berkeriput, tapi tetep cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hmmmmm kalo dilihat lihat, Yona cantik juga ya, walaupun wajahnya agak peyot dan berkeriput, tapi tetep cantik. Tipikal cewe yang saat muda, bermuka tua, tapi justru ketika dia tua, malah wajahnya muda. Gimana ya jelasinnya, contoh konkretnya Yuni Shara, tipikal cewe yang ketika muda wajahnya tua, tapi ketika tua wajahnya masih stuck seperti itu, tidak bertambah tua. Kalo kasusnya kaya gitu, disebut awet muda atau awet tua?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TYVH 2nd SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang