Berjalan dengan tergesa-gesa sambil bergumam dengan kata-kata kasar, Jennie kim diikuti Lalisa Manoban —teman sekelasnya. Menuju basecamp salah satu Gank famous di sekolahnya. Gadis itu dengan muka garangnya sampai membuat beberapa murid dikoridor melihat keduanya dengan tatapan bingung, ada juga yang membicarakan dengan cara bisik-bisik.
Ih kenapa lagi tuh cewek.
Pft anjir kek pengen ngelabrak mukanya.
Hah? Itukan jalan ke arah markas Bangtan?
Ngapain mereka kesana sih?!
"J-jen, aduh lo gak perlu kesana juga kali."
Jeda, Jennie berhenti sebentar lalu melihat kebelakang, kearah Lisa tentunya.
"Gue gak bakal biarin ada orang yang nyakitin sahabat gue. Jadi lo diem aja Lis"
"A-aduh Jen, b-bukan gitu lo belum denger gue jelasin semuanya— JENNIE ASTAGA."
"...nih orang kalo udah emosi susah banget dibilanginnya. Batu emang." Lisa menggerutu sambil mengikuti Jennie yang sudah berjalan cepat duluan.
Jennie masih masa bodo, terus berjalan cepat hingga sampailah ia dimarkas Bangtan, Salah satu Gank famous disekolahnya yang terkenal akan kenakalan mereka. Sebelumnya Jennie memang pernah kesini, tidak kedalamnya sih. Hanya lewat sini karena sempat mengikuti salah satu anak Bangtan.
Jennie merasa bodoh kalo mengingat itu, untuk apa coba dia mengikuti salah satu anak berandal itu.
BUG BUG BUG
"YHA! BUKA PINTUNYA!" Serunya dengan suara keras, menahan emosi yang akan meletup-letup.
Jennie menggedor-gedor pintu kayu itu dengan kedua tangannya.
Tidak terdengar sautan dari dalam, membuat emosinya semakin melunjak. Ia semakin berteriak, tak peduli kalau nanti ada yang dengar.
"Jennie! Udah stop!" Seru Lisa yang akhirnya sampai ke tempat itu, tangannya menahan tangan Jennie yang ingin menggedor-gedor pintu itu lagi.
"Lo tuh apaan sih Lis, udah Jelas lo nangis gara-gara salah satu dari mereka kan? Udah diem biar gue hajar mereka"
Ya, Jennie memang begitu. Dirinya tidak suka kalau ada sahabatnya yang menangis karena seorang cowok yang brengsek. Apalagi orang itu salah satu anak Gank berandal ini.
Tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan seorang cowok dengan wajah pucatnya, rambut hitam legam. Cowok itu menguap lebar, menutup mulutnya.
Matanya sayu, seperti habis bangun tidur. Menatap ke dua gadis yang ada dihadapannya ini. Gadis yang satu menatapnya garang sedangkan yang satunya lagi seperti ketakutan.
"Sst, jen udah yuk. Balik aja ke kelas yuk" ucap Lisa berbisik.
Jennie mengabaikan perkataan Lalisa, kakinya maju selangkah mendekat ke hadapan cowok itu masih dengan wajah garangnya.
Plak!
"Akh... woi! Apa-apaan lu??" Cowok itu terkejut seperti disambar petir disiang bolong begini, baru tidur sudah mendapat tamparan dari seorang gadis yang tidak ia kenal.
Tangan jennie beralih ke telinga cowok itu, menjewernya kuat sampai-sampai membuat cowok itu meringis kesakitan. Lisa melihat itu sambil memasang wajah terkejutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta, Tahta, Jennie Kim.
Teen FictionIni cuma beberapa story oneshoot yang absurd, dan update kalo lagi mood aja. 🌼