Min

256 32 0
                                        


Jennie membuka pintu rumahnya, melihat Yoongi sedang duduk tegak menghadap tv yang tidak menyala sama sekali. Dalam diam ia meneguk ludahnya kasar, Pasti Yoongi sedang marah padanya.

"K-kak Yoongi, ma—"

"Kenapa baru pulang?" Tanyanya dengan nada rendah tapi auranya terasa mencekam.

Yoongi tidak melihat ke arah Jennie, masih dengan posisinya seperti tadi, masih menghadap tv yang tidak menarik sama sekali itu. Sedangkan jennie hanya bisa menunduk dan memilin ujung dress biru lautnya.

"Kamu tau ini jam berapa?"

"T-tau kak, maaf. Aku tadi harus nganterin kue ke Rumah Lisa, dan tadi hujan deras disana jadi aku nunggu hujannya reda dulu."

Dengan keadaan seperti ini Jennie jadi merasa seperti anak kecil yang sedang dihukum karena merusak mainan temannya.

Yoongi membuang napas kasar, kemudian bangun dari sofa dan berjalan ke arah Jennie yang masih setia menundukan kepalanya sambil memainkan jarinya di ujung bajunya. Takut, ia sangat takut kalau Yoongi sudah marah begini, Yoongi memang tidak main tangan atau berkata kasar. Tapi tatapan tajam yang ia berikan kepada Jennie membuat gadis berumur 19 tahun itu ketakutan.

Ya, mereka baru setahun menikah. Saat itu Jennie berumur 18 tahun dan Yoongi 23 tahun. Kalian bisa menebaknya sendiri kenapa mereka bisa menikah di usia Jennie yang masih sangat muda.

Perjodohan.

"Bersihkan tubuhmu lalu setelah itu tidur, aku menunggu dikamar." Ujar Yoongi dengan nada datar, berjalan melewati Jennie yang hampir menangis.

Tidak sampai setengah jam, Jennie sudah selesai membersihkan tubuhnya. Membuat aroma manis vanilla menyeruak masuk ke kamar sejoli itu.

Melihat Yoongi yang sedang memejamkan matanya, satu tangannya ia gunakan untuk menutup matanya, kebiasaan sejak lama yang Jennie tau. Gadis itu dengan pelan naik ke atas ranjang itu dan menidurkan tubuhnya disebelah Yoongi, Jennie tau pria disampingnya ini belum tertidur.

"K-kak Yoongi sudah tidur?" Tanyanya setelah menghadapkan tubuhnya menghadap Yoongi.

Tidak ada sahutan, Yoongi pasti sangat marah.

"M-maaf kak, ponsel ku mati sejak tadi siang karena kehabisan daya. Aku gak kepikiran buat pinjam ponsel Lisa buat hubungin kak Yoongi."

Grep!

Tanpa diduga Yoongi mendekat ke Jennie dan memeluk tubuh yang lebih kecil itu, membuat Jennie membeku dengan perlakuannya.

Satu tahun memang waktu lumayan lama bagi mereka untuk membiasakan diri terhadap skinship seperti ini, keduanya memang jarang sekali berpelukan, dengan alasan Yoongi yang gengsi dan Jennie yang takut duluan. Takut salah aksi.

Memeluk pinggang Jennie dengan erat, Yoongi menurunkan tubuhnya, meletakann kepalanya disamping leher Jennie dan menghirup dalam dalam aroma manis milik istrinya, sesekali menduselkan hidungnya dileher Jennie.

Jennie masih membeku, seluruh tubuhnya yang kaku lama kelamaan lemas bersamaan dengan tangannya yang mengusap kepala belakang Yoongi, pikirannya masih bingung kenapa dengan tiba tiba Yoongi seperti ini.

"Jangan membuatku khawatir lagi." Ucap Yoongi pelan, matanya terpejam tenang.

Jennie masih mengusap kepala belakang Yoongi, "iya kak, maaf membuatmu khawatir."

Yoongi hanya memberi respon anggukan dalam diamnya.

Ia menengadahkan wajahnya untuk menatap wajah istrinya yang cantik itu, kedua tangan besar itu menangkup pipi gembil milik jennie yang mana membuat empunya merasa hangat.

Yoongi memejamkan matanya sambil memajukan wajahnya, kemudian ia mencium bibir Jennie dengan sangat lembut, awalnya Jennie kaget tapi lama kelamaan ia membalas ciuman itu dengan satu tangannya yang ada di dada Yoongi.

"I love you, Min Jennie"

"I love you more, Min Yoongi"



———————— end————————————

Apa sih ini gajelas banget. 😭😭😭

Harta, Tahta, Jennie Kim.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang