CHAPTER ONE

21 2 0
                                    

"Leen,"

"Skyleen,"

Tiada respon yang berarti dari gadis itu. Ia menatap hampa keluar jendela kelas, mengamati lapangan kosong yang hanya dipenuhi beberapa dedaunan kering yang melambai terbawa sepoinya angin.

"Skyleen!"

Acha meninggikan suaranya, gadis itu akhirnya menoleh dengan raut wajah yang ditekuk.

"Apa?!" Jawabnya ketus, Acha memanyun dan menyorakinya pelan.

"Et, dah. Galak bener. Lo kenapa? Kok mukanya ditekuk gitu? Lo lagi kesel, ya? Sama siapa? Kasih tau gw dong.. jangan lo pendem sendiri.." Ucap Acha perhatian, Skyleen menanggapinya setengah hati. Ia benar-benar terlihat sangat kesal saat ini.

"Berisik! Tau ah," Ia menopangkan dagu pada tangannya. Tatapannya tertunduk menatap buku yang terbuka sembarang halaman.

"Ayolah, cerita dong. Jangan bilang gara-gara..."

"Hm,"

"Bener."

Acha mengernyitkan dahi seiring dengan bibirnya yang memanyun. "Fikiran gw kebaca, ya?" Tanyanya kemudian, Skyleen membetulkan posisi duduknya.

"Ketebak kali. Joe, kan? Iya. Tadi gw putus sama dia."

"Hah?! Seriusan gak si?? PUTUS?!! Kok bis..."

"Eh?"

Bukan hanya para siswa maupun siswi yang duduk disekitar mereka saja yang menoleh, bahkan Miss Hellen yang tadinya fokus menulis catatan dipapan tulis ikut menoleh pada mereka - dengan tatapan seolah melempar tanya.

Skyleen memelototi Acha tanpa kedip, sementara yang dipelototi cuma bisa nutup mulut dengan kedua tangan - dengan mata yang kembali memelototi Skyleen.

"Ups,"

"Cha," Panggil Skyleen dengan jeda berkala.

"Hm?" Sahut Acha dengan raut wajah polos bin odiotnya.

"Lagi-lagi elo..."

"Ya?"

"Bikin gw malu."

Acha cuma bisa nyengir selebar mungkin, lalu menepuk jidatnya. Ia edarkan matanya keseluruh penjuru kelas yang masih setia menoleh kearah mereka.

"Waduh, Leen, so.. sorry, sorry. Gw gak bermaksud mutusin iket rambut lo, kok. Kayaknya emang udah lama dipake jadi keropos gitu, ya? Pas gw mau pinjem udah putus duluan, sorry ya! Sorry banget!!"

Acha mengeraskan suaranya hingga cukup terdengar keseluruh penjuru kelas yang menatap mereka dengan tanda tanya. Acha mengedipkan satu matanya dan menahan cengiran anehnya. Dan, ya. Semua kembali pada aktifitas masing-masing.

"Huft~" Acha menghembuskan nafas lega, Skyleen menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Ia menatap lurus papan tulis dengan kedua tangan yang ia lipat didada.

"Gimana acting gw? Udah mirip aktor-aktor film Hollywood, blom?" Tanya Acha menodong pengakuan, ia menyikut-nyikut lengan atas Skyleen. Sementara yang disikut cuma merolling eyes dengan diiringi decakan malas.

"Not bad, crazy enough. But, kayaknya lo salah nyusun kalimat, deh."

"Loh, kok? Salah kalimat gimana?" Tanya Acha penasaran.

"Berapa tahun kita sahabatan?" Tabya Skyleen menatap Acha tajam, ia memelankan suaranya.

"Bertahun-tahun."

"That's right. Dan sejak kapan gw pernah nguncir rambut?"

"Gw aja lupa kapan. Tau sendiri gw pikun." Sekali lagi Skyleen berdecak, lalu membuang nafas panjang.

I F.L.Y. ( I'm Fuckin' Love You )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang