Draw

7.4K 717 184
                                    

Lee Jeno menyipitkan mata tidak suka pada gadis di depannya, dan ia bertambah kesal ketika melihat gadis kecil itu tersenyum pada bocah bermata sipit itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Jeno menyipitkan mata tidak suka pada gadis di depannya, dan ia bertambah kesal ketika melihat gadis kecil itu tersenyum pada bocah bermata sipit itu.

"Itu sangat indah, Jisungie."

"Terima kasih Nana."

Bahkan sekarang, Jaemin memuji gambar Jisung yang tidak karuan itu. Ia mendengus, kemudian melihat gambarnya yang lebih keren dari milik lelaki menyebalkan di depannya. "Dasar bodoh!" dengusnya.

Renjun yang tengah berada di sampingnya hanya mengerutkan keniing, sedikit bingung dengan tingkah Lee di sampingnya.

"Kau kenapa, Jeno?" Renjun menyuarakan pikirannya.

"Diam, bodoh!" balas Jeno dengan bentakan.

Tidak mau ambil pusing, Renjun kembali melanjutkan pekerjaannya. Mungkin kalau sekarang ia sedang tidak sibuk, Renjun pasti akan membalas perkataan Jeno. Tetapi berhubung gambarnya baru jadi setengah, ia memilih untuk mengabaikan Jeno kali ini.

Karena tidak mendapat balasan dari Renjun seperti biasanya, Jeno melirik teman sebangkunya. Bocah enam tahun itu kemudian mengerutkan kening ketika melihat gambar Renjun yang terlihat seperti milik anak dua tahun menurutnya. "Kenapa mataharinya mirip dengan model teletubis?" ejek Jeno.

Renjun mendengus, "Diam bodoh! Ini Gambarku juga," balasnya sembari menutup kertas A4 tersebut dengan lengan kirinya.

Jeno menyeringai, "Sudah kelas satu begini, kau hanya bisa menggambar gunung dan matahari? Sangat menyedihkan." Jeno kembali mengejek Renjun, setidaknya ia bisa melampiaskan kekesalannya.

Dan kali ini, Renjun melawan. "Apa katamu, Bodoh?!" teriaknya dengan suara cemprengnya.

"Apa kau tuli?"

Renjun panas, bocah maniak crayon itu menyambar buku gambar milik Jeno. "Kau sendiri apa?" Renjun menunjuk kertas polos yang hanya terdapat coretan tidak karuan Jeno, "kau bahkan tidak bisa menggambar," balasnya.

Jeno mendengus kemudian menyambar buku miliknya, "Ini seni bodoh! Hanya orang-orang pintar yang dapat memahaminya," ujar Jeno.

Renjun melotot, "Kau menuduhku bodoh?" kesalnya.

Jeno mengangkat bahu, "Tidak," jawabnya, "kau sendiri yang mengatakannya."

Renjun kesal, ia marah pada Jeno. lalu kemudian menyeringai, "Aku akan megadukanmu pada Bibi Taeyong," ujarnya riang, "karena telah mengataiku bodoh," imbuhnya sambil tersenyum, kemudian melanjutkan pekerjaannya. Renjun bisa memastikan kalau ibu Jeno pasti akan memberikannya cookies jika dia ngambek nantinya. Renjun tidak bisa menghilangkan senyum di bibirnya mengingat recananya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KIDS || NORENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang