Lima

7 2 2
                                    

Sesampai dirumah, Rena langsung menghubungi Jerry. Pikirannya masih mengingat ucapan David saat di Cafe. Ia ingin menanyakanya hal tersebut langsung kepada Jerry.

Bang Jerry

Rena_vnaa
Bang, pulang jam berapa?

Jerryasoyy
Bentar lagi, gue mau siap-siap dulu

Rena_vnaa
Oke.

Rena benar-benar tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan oleh David jika dia ikut bersama teman-temannya. Rena tidak bisa menenangkan pikirannya dan memutuskan untuk membuat kopi hangat.

Kemudian, Rena pergi menuju kamarnya. Ia tampak sangat lesu. Entah mengapa ucapan David selalu menari-nari dipikirannya.

Di malam itu, hujan lebat dan angin kencang melanda sekitar rumah Rena. Ia pun bergegas menuju kamar dan menghempaskan tubuhnya diatas ranjang yang empuk. Dan ia mulai memejamkan mata. Saat Rena akan masuk kedalam dunia mimpinya, ia mendengar suara bel rumah yang berbunyi. Rena pun langsung terbangun.

"Nah, pasti itu Abang." ucap Rena.

Rena pun langsung keluar dari kamar dan mempercepat langkahnya agar segera sampai di pintu.

Saat Rena akan membuka slot pintu, tiba-tiba suara aneh terdengar jelas olehnya. Awalnya Rena tidak percaya bahwa ia mendengar suara aneh tersebut. Namun, lama-kelamaan Rena menyakini bahwa suara itu memang terdengar jelas. Tapi ia harus membuka pintu tersebut dan melihat siapakah yang berada di balik pintu.

Perlahan-lahan, Rena mendekati slot pintu tersebut. Tangannya bergetar dan wajahnya dipenuni rasa gelisah. Bagaimana pun, ia harus membuka pintu tersebut.

Rena memegang slot pintu tersebut dan perlahan-lahan ia membuka pintunya. Saat Rena membuka pintu tersebut, tampaklah seseorang dengan menggunakan pakaian serba hitam. Namun orang tersebut membelakangi pintu, sehingga Rena tidak bisa melihat siapakah yang menggunakan pakaian serba hitam itu.

Saat Rena akan bertanya siapakah dia, orang tersebut memutar-balikan tubuhnya. Meskipun begitu, Rena tetap tidak bisa melihat wajah orang tersebut. Perasaan Rena mulai buruk, apakah akan terjadi sesuatu yang buruk? entahlah, ia pun tak tahu apa yang akan terjadi. Namun, Rena harus bersikap tenang dan tidak panik.

Perlahan-lahan Rena mulai angkat bicara untuk menanyakan siapakah dia sebenarnya.

"Mm..maa..maaf, anda si..siapa?" tanya Rena terbata-bata disertai rasa ketakutan.

Namun, tak ada jawaban dari orang misterius tersebut. Rena mulai panik dan ia ingin sesegera mungkin menutup pintu itu dan menguncinya.

"Mm..maa..maaf, kami sedang tidak-." ucapan Rena terpotong karena tangan orang misterius tersebut menahan pintu.

Saat Rena akan menutup pintu, orang misterius tersebut menodongkan pisau ke hadapan Rena. Rena terkejut bukan main, ia bingung harus melakukan apa. Tapi, Rena akan berusaha diam-diam menggeser pintu dan menutupnya.

Tangan Rena mulai tergerak untuk menutup pintu. Namun, Rena harus memikirkan cara lain untuk menarik perhatian orang misterius tersebut. Dan akhirnya Rena mendapatkan cara tersebut.

"Pak Ade, disini ada tamu." teriak Rena entah kepada siapa, karena disana tak ada seorang pun kecuali ia dan orang misterius tersebut.

Orang misterius tersebut langsung menengok kearah Rena memanggil yang bernama 'Pak Ade' tersebut.

Rena pun langsung menutup pintu tersebut dan menguncinya. Terdengar suara gebrakan dari arah pintu. Ia langsung berlari ke arah kamar dan mengambil ponselnya untuk menghubungi Jerry. Rena sangat ketakutan dan ia tidak bisa menahan ini semuanya.

Rena mencoba untuk menghubungi Jerry, namun tidak berhasil. Orang misterius tersebut membuat suara gebrakan yang lebih besar dari sebelumnya. Rena benar-benar panik, ia sangat ketakutan. Namun, Rena mencoba untuk bungkam dan tidak bersuara.

Tiba-tiba terdengar suara bantingan yang sangat kencang. Rena bertanya dalam hati, apakah orang misterius tersebut berhasil masuk kedalam rumahnya? semoga saja tidak, karena Rena hanya seorang diri dirumahnya.

"Ren, bangun. Lo kenapa?" tanya Jerry panik.

"Lo siapa? jangan deket-deket gue. gue gak mau mati, gue masih pengen hidup!!" teriak Rena dengan memalingkan wajahnya ke arah lain agar Ia tidak melihat siapakah orang itu.

"Lo kenapa si? ini gue Jerry, abang Lo." ucap Jerry meyakinkan.

Rena terdiam dan mulai mengangkat kepalanya perlahan-lahan. Ucapan orang tersebut benar, dia adalah Jerry. Rena pun langsung memeluk Jerry. Tangis Rena pecah saat dipelukan Jerry.

"Lo kenapa si, ada apa? kenapa Lo bisa sampe ketakutan gini?" tanya Jerry cemas sambil mengusap lembut kepala adiknya itu.

"Ta..ta..tadi..ada orang yang pake serba item bang, dia-." ucapan Rena terpotong oleh Jerry.

"Sssstt.. udah-udah mendingan Lo istirahat dulu, biar tenang pikiran Lo." ucap Jerry.

"Bang, gue takut. hiks hiks hiks" ucap Rena sambil menangis.

"Enggak kok, Lo gak akan kenapa-kenapa. gue udah pulang dan gue gak akan kemana-mana." ucap Jerry menenangkan.

Perlahan-lahan Rena mulai tenang dan berhenti menangis. Rena tidak bisa melupakan hal yang telah terjadi kepadanya. Kejadian ini merupakan hal yang pertama Rena alami seumur hidup.

Di hari itu, Rena benar-benar shock berat. Baginya, kejadian itu lebih mengerikan dibandingkan malam hari lalu ketika dia dikejutkan oleh Jerry. Entah apa yang menyebabkan dirinya harus mengalami kejadian seperti itu.

•••


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE DARK : YOUR WORST FEAR IS YOUR ONLY HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang