"Baju ini membuatku gerah," keluh Senku seraya melepaskan setelan jasnya. Selain Kohaku, mereka berempat berganti pakaian di satu ruangan yang sama.
"Ini hanya untuk formalitas," balas Ryusui sambil tertawa renyah. Tidak seperti Senku yang merupakan anak sekolahan biasa, pakaian formal seperti ini sudah seperti pakaian sehari-hari untuknya. Dengan santainya sang tuan muda melucuti pakaiannya, mengganti bajunya, dan tanpa melipatnya ia meninggalkan ruangan tersebut.
Ukyo dan Gen memandang sewot kelakuan seenak jidat tersebut. "Ya ampun Ryusui, bisakah kau bertingkah lebih dewasa?" omel Ukyo sambil memunguti pakaian-pakaian yang tergeletak sembarangan di atas lantai. Tidak lama kemudian, setelah semuanya selesai ganti baju. Francois datang untuk menagih semua pakaian mereka. Hanya punya Ryusui saja yang kusut lantaran tak segera di lipat.
Gen yang terakhir selesai memakai bajunya. Pakaiannya sedikit lebih ribet dari pada punya yang lainnya. Ia fokus memasang satu persatu tali yang di gunakannya seperti kancing baju dalamannya. Senku, entah kenapa masih berada di ruangan itu, kelihatannya dia sedang menunggu Gen.
Setelah selesai berpakaian, Gen di kejutkan dengan hawa kehadiran Senku. Selama ini ia mengira dia sendirian di ruangan tersebut. "Kau mengejutkan senku-chan..." gumamnya sambil mengelus dada.
"Gen, aku mau berbicara denganmu." Nada bicara pemuda itu terdengar lebih serius daripada biasanya. Tanpa mengatakan apapun lagi Senku keluar dari ruangan, Gen mengikutinya tanpa di suruh. Sepanjang jalan Gen bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang ingin di bicarakan Senku padanya?
Jangan-jangan dia marah karena permainan Poker barusan? Tebak Gen di dalam hati. Kalau begitu, sebaiknya dia bersiap-siap menerima ocehan panjang dari si ilmuwan jenius itu.
...
Logic of Sacrifice berarti logika dari sebuah pengorbanan. Ideologi tersebut yang membuat orang lain sangat mencemaskan Gen. Mereka mengira Gen akan melakukan apapun demi Senku. Namun sebenarnya tidak seperti itu.
Gen merasa tidak pernah melakukan pengorbanan apapun. Semua yang di lakukannya baginya adalah sebuah kenormalan, sesuatu yang seharusnya ia lakukan. Senku menyukai tindakan yang di dasari oleh logika. Gen juga merasa demikian. Tanpa logika semuanya akan menjadi kacau, tindakan yang dilakukan atas emosi belaka hanya akan membawa sebuah kehancuran.
Dirinya hanyalah seorang pecundang yang melindungi dirinya dengan sebuah harapan sederhana.
Gen hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk Senku, teman-temannya, dan masa depan. Dengan harapan bisa bersama Senku, entah itu sebagai kekasihnya atau hanya temannya. Semua itu sudah mencukupinya. Karena itulah meski perasaan romantisnya telah di tolah mentah-mentah oleh pujaan hatinya, Gen mampu menjaga kerasionalannya.
Pengorbanan yang dilakukan dengan logika merupakan hal yang paling menyakitkan. Pada dasarnya manusia selalu hidup mengandalkan insting dan emosinya, sama seperti makhluk hidup lainnya. Insting dan emosi adalah dasar dari ketamakan dan keserakahan, dasar dari ego manusia. Dengan adanya logika hal-hal tersebut bisa di singkirkan. Maka karna itulah, sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki akhlak pikiran yang melebihi makhluk hidup lainnya. Sudah sepantasnya manusia berpikir dengan logika.
Gen tidak mampu untuk meminta lebih. Baginya bisa bersama senku sudah lebih dari cukup. Meskipun perasaannya di tolak mentah-mentah, harapan sederhananya itu masih belum sirna sepenuhnya. Ia bersyukur dirinya adalah seorang mentalist, menguasai emosi adalah keahliannya.
Dengan begitu dia bisa menyembunyikan kesedihannya secara rapi dan tersembunyi. Ia hanya tidak ingin merepotkan orang lain. Saat ini dia sedang berusaha membuat perasaannya kepada Senku sebagai angin lalu, demi kepentingan mereka berdua. Gen harus membunuh perasaannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Logic of sacrifice
FanfictionLogic of sacrifice Ishigami Senkuu x Asagiri Gen (BL WARNING!) Summary : Entah apakah Senkuu menanggapi pengakuan Gen secara serius atau tidak. Gen tidak mempermasalahkannya. Asalkan ia dapat mengutarakan perasaannya itu sudah cukup. Gen tidak...