Haatchii
Sroott
"Ih adek, kok muka kamu jelek gini?!"
"Oh makasih, Ko. Berarti biasanya cantik, ya?"
"Sempet-sempetnya," jawab Koko sambil menempelkan punggung tangannya ke keningku.
"Kamu demam. Emang kemarin ngapain?" Ia menginterogasi,
Aku mengerutkan dahi, seingatku Aku tidak main hujan-hujanan atau apapun itu yang dapat menjadi penyebab demam ku saat ini.
"Enggak ngapa-ngapain kok, Ko. Kalo Tuhan berkehendak aku sakit sekarang, ya aku sakit sekarang juga tanpa harus hujan-hujanan dulu." Cetusku asal, tapi memang benar sih.
Setelah itu Koko mendecak pelan dan mengacak rambutku gemas, "Koko bilangin Bunda dulu, sama ambil parasetamol kalo ada." Kemudian ia menghilang dari pandanganku.
.
.
.
"Udah enakan?"
Aku menanggapi pertanyaan Bundaku dengan anggukan kecil. Karena tidak ada parasetamol dirumah, jadi Bunda memberikan Aku tolak angin sebagai gantinya.
"Ko, nanti malem anterin ke klinik, ya." Perintah Bundaku, yang disuruh mengiyakan saja.
Koko memang anak rumahan, dia jarang sekali keluar rumah kecuali kalau perlu banget, atau cuma kalau disuruh aja seperti barusan.
.
.
.
Aku sedang berada di klinik dekat komplek tempat tinggalku. Syukurlah tidak terlalu ramai, hanya ada Aku, Koko dan sekitar lima orang lainnya.
Aku baru saja keluar dari ruang periksa dan sudah membawa resep obat yang diberikan dokter. Saat hendak menarik kursi lagi untuk menunggu obat, Aku tidak menyadari kursi itu juga jadi sasaran perempuan cantik di depanku sekarang. Aku segera menjauhkan tanganku dari kursi dan tersenyum manis kearah perempuan itu.
"Ini, kak. Kakak aja yang pake"
"Eh, enggak usah. Aku tinggal bentar lagi kok, kamu aja yang duduk." Si perempuan itu juga sama batu denganku.
Seperti itu terus selama beberapa saat hingga tiba-tiba Ko Winwin menginterupsi kami dengan menarik kursi itu kearahnya.
"Udah, kursinya buat Koko aja daripada buat rebutan. Pegel nih." Ucapnya santai.
Aku dan si perempuan cantik itu kompak menatap Koko ku seperti 'apaan sih lo' . Tapi akhirnya Aku membiarkan saja kursi itu diduduki Koko, perempuan ini juga sepertinya sama.
Hening selama beberapa saat,
"Uhm, boleh tanya nama kamu siapa?" Tanya perempuan itu tiba-tiba, Ia terlihat sangat ramah dan cantik.
"Oh, eum.. namak-"
"Narasenja Melvia Adelin"
"Nah, itu namaku, Kak." Cetusku lalu cepat-cepat mendekati sumber suara. Obatku sudah kuambil dan sekarang tinggal pulang kerumah.
"Kak, aku duluan, ya. Semoga Kakak cepet sembuh!"
Perempuan tadi kembali mengulas senyumnya, "Iyaa, kamu cepet sembuh juga, ya!"
Aku melambaikan tangan sok akrab sebagai tanda perpisahan ke perempuan itu.
"Dek, emang cewek tadi namanya siapa? Kamu kenal?" Tanya Koko penasaran sembari memberikan helm kepadaku.
"Ciee.. udah nanya nama, naksir yaa?"
"Ya emang salah gitu nanya nama?"
"Hm, enggak sih. Sebenernya Aku juga gatau namanya siapa, ga sempet nanya tadi."
"Cantik ya, Ko?" Lanjutku.
Ko Winwin langsung tancap gas dan menginggalkanku beberapa meter, kalau tidak Aku teriaki mungkin Aku sudah ditinggal sampai rumah.
"Ih Koko kok ninggalin, sih!" Semprotku tak terima.
"Makannya itu mulut gausa ngawur."
"Iya deh, maap."
Akhirnya kami pun saling diam selama di perjalanan. Untung tidak jauh.
🖇 › ♡˖°꒰
Haloww!
Welcome to my first story hehee
Sebenernya ini ga first story sih, dulu aku sempet nulis cerita lain jg tapi aku hapus karena kayaknya cerita itu nggak siap untuk dibaca banyak orang.
Jadi sebagai gantinya, aku nulis crepusculum ini karena aku masih pgn bikin suatu karya meskipun ga seberapa bagus.
Anw cerita ini genre nya alternative universe, tokoh tokohnya aku adopsi dari beberapa kpop idol, tapi disini mereka ga ada kaitannya sama real life mereka.
Hope y'all enjoying my story <3
Support me with vote and comment ya-!
KAMU SEDANG MEMBACA
crepusculum
Fanfiction❝ Crepusculum, ❞ ❝ H-hah? Crepes gulung? ❞ ❝ Crepusculum, kamu. Salah satu karya terindah yang pernah Tuhan ciptakan. ❞ crepusculum [ nct x oc ] local alternative universe highest rank #407 - ffnct © domeecado - 2020