Sudah hampir tiga bulan berlalu, tapi masih saja Edwin susah makan. Kalau nggak dipaksa Ibu Ita pasti makanan nggak ada yang masuk.
Ibu Ita, beliau adalah wanita yang Edwin temui di rumah sakit pasca insiden memilukan beberapa waktu lalu. Ternyata beliau juga seorang pengurus panti asuhan di Kota Surabaya, tempat tinggal Edwin saat ini.
Semenjak kehilangan keluarganya, Edwin tidak pernah mau mengunjungi rumah nya lagi. Baginya, memori-memori masa lalu akan terputar dengan sendirinya ketika Ia melihat rumah tersebut. Almarhum orang tua Edwin, baik Papa atau Mama nya sama-sama anak tunggal, jadi Ia tidak punya Paman atau Bibi. Kakek Neneknya pun sudah tua, Edwin tidak mau merepotkan mereka kalau tinggal bersama mereka. Keluarga yang lain? Edwin mana mau, bertemu saja jarang apalagi tinggal bersama.
Dan akhirnya disinilah tempat Edwin. Panti asuhan adalah tempat yang cocok untuknya, dia bisa punya banyak teman, dikelilingi orang-orang baik, dan tidak perlu mengeluarkan uang untuk kebutuhan sehari-hari karena saat ini Ia tak memiliki sedikitpun harta lagi.
Tapi tetap saja, Edwin merasa kesepian. Biasanya ada si kakak perempuan atau biasa Ia panggil Cece yang selalu ada bersamanya. Sebenarnya si Cece mungkin masih ada bersamanya, tapi Edwin tidak bisa melihatnya. Ia juga merindukan sosok Papa dan Mamanya yang telah membesarkannya selama ini, Edwin kecil berpikir kenapa Tuhan mengambil mereka secepat itu. Tapi Ia sadar, Tuhan lebih menyayangi mereka. Ia juga tidak boleh terus menerus bersedih, sudah ada teman-temannya yang sangat baik hati dan siap untuk menjadi tempatnya bersandar.
* * *
Kala itu Edwin sedang bermain dengan teman-teman nya di halaman panti asuhan saat sebuah mobil sedan memasuki gerbang panti. Tak lama kemudian, sepasang suami istri dan dua putrinya turun dari mobil tersebut.
Ia pikir keluarga itu sekedar berkunjung untuk menjadi donatur atau semacamnya, Edwin tidak merasa perlu tau. Hingga tak lama kemudian, Ibu dari dua anak perempuan tersebut datang dan mendekati Edwin.
"Edwin, kan? Masih inget saya, nggak?" Wanita itu bertanya, tentu Edwin menggeleng. Ia bahkan tidak mengenali wajah wanita itu.
"Maaf, Bu. Kayaknya saya nggak pernah liat Ibu."
"Wajar kalau lupa, terakhir saya ketemu kamu waktu masih bayi. Saya sahabat karib mama kamu, tapi sudah sekian tahun nggak bisa ketemu. Sampai akhirnya saya dapat kabar mama kamu udah nggak ada."
"Ma-mama?"
Hatinya terasa pilu setiap kali mengingat mama nya, atau papa dan kakaknya. Sebulir air mata jatuh di pipi, tapi cepat-cepat Ia seka mengingat masih ada orang lain di hadapannya.
Sesaat kemudian, wanita yang katanya teman lama sang Mama itu mengajak Edwin untuk berbincang di salah satu ruangan yang terdapat di bangunan ini, bersama Ibu Ita juga.
Edwin masih ingat, wanita itu mengajaknya untuk tinggal bersama, menjadi bagian dari keluarganya. Beliau terlihat sangat tulus dan baik hati, akhirnya Edwin kecil menyetujui untuk menjadi bagian dari keluarga mereka.
Sejak saat itulah, Edwin tidak lagi kesepian dan kembali merasakan hangatnya keluarga. Ayah, Bunda, dan dua adik perempuannya, Senja dan Embun.
Flashback end.
🖇 › ♡˖°꒰
Arkana Edwin Mahendra
( Edwin ini ada chinese nya, itu knp dia dipanggil Koko sama adek-adeknya )
🗒️
btw maaf bangett baru update skrg,
jd kmrn draf aku tu ilang mana gada polosannya😔
dan aku jd males ngulangin lagi hehe
(lagian emg ada yg nungguin ya?)
seperti biasa jgn lupa vomment nya yaa makasii lop kln banyak banyak 💗💞💘💕✨
KAMU SEDANG MEMBACA
crepusculum
Fanfic❝ Crepusculum, ❞ ❝ H-hah? Crepes gulung? ❞ ❝ Crepusculum, kamu. Salah satu karya terindah yang pernah Tuhan ciptakan. ❞ crepusculum [ nct x oc ] local alternative universe highest rank #407 - ffnct © domeecado - 2020