1.

113 12 0
                                    

Yoongi

Hari ini aku merasakan seperti malas sekali untuk bergerak dari tempat tidur. Padahal hari ini aku ada meeting penting. Kepalaku terasa pusing berdenyut, memikirkan ucapan wanita yang aku temui 2 minggu yang lalu. Ku lihat jam sudah menunjukkan pukul 6.30. Aku segera bangun dan segera mandi agar kepalaku terasa lebih segar jika terkena guyuran air.

Setelah pakaian rapi pun, aku turun dan ku duduk di meja makan samping keponakanku yang berusia 7 tahun. Ia adalah Kim Yoona. Ia kini duduk dibangku dasar.

 Ia kini duduk dibangku dasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo Uncle"

"Hallo Yoona" sapaku lalu mencium puncak kepala keponakanku.

"Kenapa Gi, ada masalah dikantor?" Tanya mamaku saat ia duduk didepanku.

"Hemmm..."

"Kak Jin sama Papa kemana Ma? Tidak ikut sarapankah?"

"Mereka kan sedang pergi ke jepang Gi. Bukannya kemarin ada kamu saat papa dan Jin pamit"ucap Mamaku, ah apa aku amnesia sampai aku lupa. Hanya gara-gara aku memikirkan hal itu.

"Gi, nanti siangan dikit bisa gak kamu jemput Yoona. Aku mau ke butik bersama Mama dan Jennie tunanganmu. Aku tau, pasti kamu tak akan mau menemani Jennie kan"ucap kakakku, Irene. Aku menganggukkan kepala, ya benar jika aku memang tidak mau sama sekali menemani Jennie, tunanganku.

"Sudah ku tebak" decihan Irene menatapku.

"Tapi hari ini aku ada meeting kak. Pasti aku akan datang telat nantinya menjemput Yoona"

"Tidak apa, nanti aku suruh wali kelas Yoona yang sementara menunggu kamu datang"

"Baiklah"

"Gi, mama boleh tanya?"

"Jika kamu tidak bahagia dengan pilihan papamu, mama tak akan keberatan untuk memberhentikan pernikahan ini sebelum hari H itu terjadi. Mama tau, akhir-akhir ini kamu sering melamun. Mama yakin, kamu pasti memikirkan ini kan. Tetapi, Mama pun juga tidak punya kuasa penuh jika papamu sudah berkehendak" ucap Mamaku dengan nada pelan menatapku.

"Aku melamun, bukan memikirkan itu. Tetapi, apakah aku bisa mencintai Jennie. Hatiku sudah milik orang lain" ucap batinku.

"Ma, kak.. aku berangkat ya" ucapku lalu bangkit dari tempat duduk. Namun tiba-tiba...

"Uuueeekk..." aku berlari ke kamar mandi, memuntahkan isi makanan yang baru saja aku makan.

"Uueekk.... "

Pusing dan mual kini menjadi satu.

"Kamu kenapa Gi?" Tanya Irene memijit tengkukku.

"Kalau sakit, tidak usah berangkat kerja" katanya lagi.

"Aku tidak apa-apa kok Kak"

Setelah ku menerima teh hangat buatan mamaku. Aku merasa lebih baik dari tadi. Kemudian aku pamit segera berangkat kerja.

No Like but Like Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang