"Dia masih diam aja disana? Benar-benar tidak niat sekolah, apa? " Seonghwa sedikit kesal saat melihat siswa (San) di Cafe nya ini masih bersantai, padahal jam telah menunjukkan pukul dimana sekolah sudah memulai pelajaran nya. Tetapi bagaimana ia masih bisa tenang di saja.
Karena ia memang benar-benar kesal, di dekatilah siswa tersebut.
"Hey, kamu tidak sekolah? " Tanya Seonghwa sembari memegang pundak tersebut.
San sedikit terlonjak lantaran kaget dengan bahu nya yang tiba-tiba di sentuh. Ia menoleh ke arah samping. "Hah? "
Seonghwa duduk di kursi depan San seraya berkata, "Kamu tidak pergi sekolah? "
San menjawab nya dengan santai, "Sedang tidak ingin"
"Memang nya ada apa? "
San menundukkan kepalanya, "Mereka selalu mengganggu ku, aku lelah. Aku hanya ingin sehari saja tidak ada orang yang mengganggu ku"
Seonghwa yang mendengar nya langsung mengerti. Ia mengerti dengan keadaan siswa ini. Karena sebelumnya ia sudah di ceritakan oleh Seoho mengenainya.
"Tetapi, dengan kamu yang bolos seperti ini. Uang untuk biaya sekolah mu akan tsia-sia. Juga 'mereka' akan merasa kesal karena target nya tidak datang, dan esoknya kau akan dihabisi oleh 'mereka'"
"Aku tahu, aku tahu. Cuma, aku hanya ingin satu hari tanpa ada gangguan. Hari yang tenang. Tanpa ada luka baru di tubuh ku. Aku hanya ingin itu" Ujar San dengan nada sedih disana.
"Tapi itu tidak baik. Kau harus tetap bersekolah. Kau telah menyia-nyiakan semua u—"
BRAK!!
Seonghwa terlonjak saat lelaki di hadapan nya itu menggebrak meja dengan keras.
"SUDAH KUBILANG BUKAN, AKU HANYA INGIN SATU HARI TANPA ADA GANGGUAN!! KAU ITU TIDAK TAHU APA-APA, JADI DIAM SAJA DAN TUTUP MULUT MU ITU!! "
Lelaki berstatus sebagai seorang barista tersebut benar-benar terkejut bukan main saat San yang notabene nya lebih muda dari nya membentak nya dengan kasar. Alih-alih ingin memarahinya karena tidak sopan, Seonghwa justru merasa bersalah karena tanpa ia sadari dirinya telah ikut campur dalam urusan orang lain.
San yang baru tersadar akan apa yang barusan ia lakukan, menunduk. Ia kembali duduk di kursi nya. "Maaf, maaf kan aku" Ujar nya dengan pelan.
"Eh" Seonghwa kaget saat San meminta maaf pada nya, bukannya ini kesalahan nya? Kenapa lelaki di hadapan nya ini yang harus meminta maaf. "Ti-tidak apa-apa. Seharusnya aku yang meminta maaf pada mu karena telah ikut campur dalam urusan mu"
"Kan sudah kubilang untuk tidak mendekati nya, kau ini bandel juga ternyata" Seonghwa menoleh saat suara tersebut terdengar. "Kak Seoho? "
Seoho menatap San, "Maafkan teman ku ini ya, San. Dia orang nya memang suka mencampuri urusan orang lain" Ucap Seoho sambil mengusak rambut Seonghwa.
Seonghwa yang tidak terima dengan ucapan Seoho pun kesal, "Aku bukan nya suka mencampuri urusan orang lain, kak. Aku hanya peduli dan mengkhawatirkan nya saja. Kakak ini"
Seoho tertawa karena ia merasa telah berhasil mengerjai sahabat nya ini.
San yang melihat interaksi mereka seperti merasa ada kehangatan yang muncul, terlebih lagi akan perkataan Seonghwa yang peduli dan khawatir akan dirinya. Ia merasa bahwa ada orang lain yang masih memperdulikan dirinya selain mendiang kedua orang tua, nenek kakek nya, serta kakak tirinya.
AAAAAAA!!
BRAK!!
SREK! SREK!
KAMU SEDANG MEMBACA
Running [Ateez•Oneus]
HorrorLarilah! Sebelum mereka menggigit mu dan merubahmu menjadi seperti mereka. ----------- Warning!! √ Zombie FF √ BxB √ Fantasy √ Horror √ Bahasa Semi Baku