2. Terngiang

29 2 0
                                    

"Bagaimana mau ngelupain rasa kalau wajah lu aja berasa di depan mata"

Dimoragarka

👟 👟 👟

  Setiap orang mungkin memang pernah memiliki rasa pada lawan jenisnya. Namun, rasa cinta yang hadir kadang menumbuhkan rasa sakit yang getir. Ada yang berhasil mendapatkan penantian. Bahkan ada pula yang gagal dalam penantian. Seperti yang tengah dirasakan oleh Raga. Ia tak tahu menahu keberadaan sang selebgram yang kini menjadi buronan cintanya. Sepertinya ia telah jatuh sejatuh-jatuhnya pada seorang Ayana. Tentang rasanya pada sahabatnya hilang perlahan. Tentunya karena sosok baru yang menghuni hatinya.

  Kegiatan baru yang kini menjadi rutinitas Raga yaitu mengestalk Ayana. Sudah 2 jam ia mengestalk tetapi tak menemukan informasi baru. Padahal, jika Raga mengetahui alamat rumahnya ia akan selalu mengirimkan paket-paket hadiah. Tentu saja untuk Ayana seorang.

"Ayana gua pengen ketemu sama lo!" teriak Raga di balkon kamarnya.

  Ayahnya yang sedang menyiram tanaman mendengar teriakan Raga. Kemudian dengan sengaja mengarahkan selang air ke arah muka Raga. Baju Raga basah kuyup dan untungnya dia belum mandi. Akan tetapi, menurutnya ini tidak adil. Raga merasa bahwa dia tidak melakukan kesalahan pagi ini tapi, mengapa ayahnya tega menyiram dirinya menggunakan selang?

"Aduh, Ayah ngapain sih siram Raga? Raga bukan tanaman, Raga itu manusia. Jangan main siram dong, salah Raga apa?" Raga mengoceh. Benar-benar seperti keran bocor.

"Siapa suruh teriak pagi-pagi begini! Menganggu ketentraman suasana aja!" ayah menanggapi Raga yang sedang mengelap mukanya menggunakan kaosnya.

  Raga segera pergi ke taman belakang dimana ayahnya berada. Sudah pasti akan terjadi keributan adu mulut bersama ayahnya.

"Ayah, sini deh!" sesampainya di taman Raga memanggil ayahnya.

"Ada apa? Uang jajannya habis ya anak durhaka? kasian deh beban keluarga." ayah mengeluarkan lidahnya tanda mengejek.

"Raga serius. Raga mau bicara, " Raga melihat tajam sorot mata ayahnya.

"Ada apa?" raut wajah ayah serius.

"Sini, selangnya Raga pegangin dulu." kemudian ayah menuruti dengan memberikan selangnya ke Raga. Raga mengarahkan selangnya ke tanaman sebelum memulai topik.

"Jadi, Ayah-" jeda raga.

"AYAH BAIK, AYAH HEBAT, AYAH TAMPAN KAYA RAGA, AYAH BANYAK CUAN, AYAH SEGALA-GALANYA BUAT RAGA, LOPE BANYAK-BANYAK! TERIMALAH JURUS KUASA AIR INI!" teriak Raga dan disusul selang yang mengarah ke ayahnya membuat ayah basah kuyup.

  Ayah mengejar Raga. Mereka berlarian kejar-kejaran. Sesekali Raga menendang pot tanaman sehingga jatuh dan berantakan. Ayah yang melihatnya pun memasang raut wajah marah.

"Tanamannya rusak Raga!" Teriak ayah yang masih mengejar Raga.

  Tiba-tiba Raga terpeleset membuat ayahnya tertawa puas dan diakhiri senyum kemenangan. Belum dibalas pun Raga sudah jatuh. Orang tua memang punya jurus andalan, apalagi jika anak nakal seperti Raga. Belum berdoa pun sudah dibalas oleh Allah SWT.

"Karma berlaku bagi anak yang gak ada akhlak!" Ayah masih tertawa dengan puas.

Ting Tong

Dua dalam SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang