5. Maaf

21 0 0
                                    

"Bila ribuan maaf tak mampu mengembalikan sikapmu semula,
Silahkan benci aku sepuasnya jika itu caranya."

Dimoragarka

👟👟👟

Di kamar, aku memandangi room chat kontak Boo. Sejak kejadian kemarin, dia benar-benar mendiamkan aku. Tentu saja minta maaf yang paling pertama sudah aku lakukan.

______________________________________________________

sahaBOOt ♡

Kemarin

Boo gua minta maaf😕😞

Maaf atas kejadian tadi,
gua gak ada maksud apa-apa

Maaf udah buat kesel
karena perkataan gua
di hadapan mamah

Gua gak akan ngulangin lagi
Tolong maafin gua ya?

Maaf Ray..

Hari ini

Gua minta maaf
Rhayna Wanda Boo

Hari ini lu ada waktu luang?

Ketemuan yuk, gua traktir
sebagai permintaan maaf

______________________________________________________

Pesan yang aku kirim dari kemarin pun belum terbaca. Seperti menandakan aku sangat bersalah. Padahal nyatanya mamah juga mengakui dia salah.

"Kamu salah Rayna, pantaskah perempuan mengizinkan masuk teman laki-laki ke kamarnya? Dengan keadaan rumah yang sepi? Bisa menimbulkan fitnah nak, walaupun kalian gak berbuat hal yang buruk, kamu izinkan saja sudah hal yang gak pantas, nak. Raga bukan saudara kandungmu Ray, bahkan saudara kandung aja juga ada batasannya.

Ingat, orang yang kamu kenal gak bisa kamu nilai seberapa lama kamu dekat, bisa saja berubah. Tolong jangan diulang lagi kejadian tadi, Mamah gak mau terjadi hal-hal yang membuat kalian menyesal di kemudian hari, kalau memang kalian saling  mempunyai rasa, cinta, sayang, dan kalian siap. Mamah gak segan untuk menikahi kalian besok atau hari ini juga." nasehat mamah panjang lebar kemarin dan masih aku ingat jelas.

Jujur, menenangkan sekali nasehat yang mamah berikan. Aku seperti merasakan hadirnya sosok ibu kembali. Sayangnya, Rayna terus saja menolak, aku bisa menjadi menantu yang baik padahal.

Ding Dong

"Raga! Sambut tamu dulu, Ayah lagi nguras kolam renang!" Ayah meneriakiku dari bawah.

Aku yang berada di lantai atas segera turun untuk melihat siapa tamu yang datang sore hari ini.

"Mor, Gua boleh numpang di rumah Lo nggak?"

"Ealah kucrut! Salam kek, sapa, nanya kabar gua dulu gitu," aku menjitak kepala Arash. Teman sepergeludan. Padahal aku sudah berharap Boo yang datang.

"Hehe maaf, oke gua ulang. Permisi, assalamualaikum Dimor, Dimor apa kabar? Ooh baik ya?" Dia menyelonong masuk.

"Yuk sini masuk, anggep aja rumah sendiri. Jangan segan, mau minum apa? Es teh manis ada, es teh thai ada, es jeruk ada, es abcd pun ada, nak ape?" Dia mengoceh dan berakhir duduk di sofa, kakinya berselonjor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dua dalam SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang