제 14 회

734 117 16
                                    

˗ˏˋ🗞 Prince Hours ⸙: ✰꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˗ˏˋ🗞 Prince Hours ⸙: ✰
꒷꒦꒷꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒷꒦


Rumah besar itu tampak sangat sepi dan semakin sepi saja, pemuda manis bertubuh tinggi itu menghampiri sepupunya yang sedang menggenggam foto seseorang yang sangat mirip dengannya,  nanun sangat berbeda.


" Choi Do yoon, apa yang sudah kau lakukan dengan semua ini? Soobin hampir saja terluka karna ulahmu yang ingin mencelakai Yeonjun, kau tau! " Doyoon haya terdiam, ia semakin meremukkan kedua foto seseorsng yang tampak bersama dan saking menggenggam tangan.


Katakan ia gila, Doyoon bahkan menyuruh seseorang untuk menguntit Soobin dan juga mengikuti Choi Yeonjun itu. Ia tertawa kecil mendengar ucapan sepupunya itu, dirinya memang gila. Tapi tak segila itu untuk mencelakai seseorang yang sudah lama ia sukai.


" Kau pikir hanya aku yang menjadi musuh Choi Yeonjun sialan itu? Kau tak berpikir aku akan melakukannya bukan? " Ucapannya sangat benar, Yeonjun mungkin memiliki banyak musuh. Namun Sanha tak pernah tahu mengapa begitu dan juga apa sebenarnya pemuda itu. Mengapa ia tampak sangat penting sekali? Bahkan setelah kejadian kemarin, guru - guru serentak bungkam seolah - olah tak ada yang terjadi.


" Kau dan Yeonjun itu sebenarnya apa?kau hanya selalu bilang dia seorang yang kau benci, lalu saat kejadian itu guru tampak bungkam—"


" Adik sepupuku, Yoon Sanha memang pintar, namun cukup lelet untuk menangkap semua itu? Aku, adalah seorang anak selir. Dan bermusuhan dengan Choi Yeonjun, bukankah itu tampak sangat jelas? " Pemuda manis itu terbelalak terkejut, tak mungkin bukan jika Choi Yeonjun itu seorang pangeran anak dari seorang ratu?



" Tak mungkin—"

" Eo majja, dia adalah Wangseja. Pangeran yang sudah membuat ibuku dikeluarkan dari istana. "



Saat itu, sudah sangat lama sekali. Sebenarnya Choi Doyoon tak Yeonjun sedikitpun pada awalnya, namun saat dia diangkat menggantikan Arthur dan juga mengungkap kebusukan yang dibuat oleh sang ibu untuk membuat dirinya menjadi kandidat terkuat sebagai putra mahkota. Sang selir bahkan ikut andil dalam kecelakaan yang merenggut penglihatan Arthur, membuatnya terbuang secara tak terhormat dari istana. Semenjak itu dirinya sangat tidak suka dengan pemyda itu, ditambah lagi desakan sang ibu untuk mencoba membunuh Yeonjun agar dapat menggantikan posisinya sebagai raja, walau kemungkinan itu akan sangat tipis.


 Semenjak itu dirinya sangat tidak suka dengan pemyda itu, ditambah lagi desakan sang ibu untuk mencoba membunuh Yeonjun agar dapat menggantikan posisinya sebagai raja, walau kemungkinan itu akan sangat tipis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soobin menghela nafas gusar, pasalnya pemuda dihadapannya ini selama beberapa hari selalu mengikutinya setelah ia mengiyakan ajakan Yeonjun untuk berteman. Bahkan pemuda itu selalu meliriknya, namun jika ia kembali melihat Yeonjun. Pemuda itu langsung mengalihkan tatapannya.


" Ya! Berhenti menatapku dan mengikutiku!! "


" Nde? Siapa yang ingin mengikutimu! Aku... Aku memang sedang ingin kesini, cuacanya bagus sekali. " Soobin mendecig kesal, apanya yang ingin disini. Bahkan pemuda itu tampak tak pernah kesini, ia mengedarkan pandangannya seakan - akan baru pertama kali kemari.


Ya, Soobin sedang mengunjungi pusat panti asuhan yang jauh dari pusat kota. Pemuda itu memang selalu kemari, ia selalu membagikan makanan gratis ataupun menyumbangkan suaranya untuk bernyanyi menghibur anak - anak.


" Memangnya kau tau tempat ini? Pulanglah, nanti orang tua mu khawatir karna pangeran kecil kesayangannya itu belum kunjung pulang~" Soobin mengatakannya dengan nada mengejek, membuat sang lawan bicara tampak kesal. Apa sekarang pemuda manis itu sedang mengejeknya sebagai anak manja? 


" Ya! Aku tidak seperti itu!! "


" Ah ye ye ye wangjanim. "


" Aku sudah bilang aku bukan seperti itu! Tarik kembali ucapannya sebelum kau menyesal, aku sudah bilang aku bukan pangeran seperti itu. " Yeonjun menyuduti Soobin pada pohon rindang didepannya, menatap tajam dirinya.


Sungguh Soobin merasa canggung, takut dan malu bersamaan hingga telinganya memerah padam. Pemuda itu jika seperti ini, entah mengapa aura dominasi yang berbeda dari biasanya sangat terasa. Bahkan terasa sangat menuntut dan tak boleh dilanggar.

Ia memberanikan diri untuk menatap irish mata Yeonjun beriringan dengan suara degup jantungnya yang semakin berdetak kencang. Pipinya yang sudah memerah semakin merona. Jujur saja, dengan jarak sedekat ini ia bisa melihat lekuk wajah sempurna milik Yeonjun. Tatapan mata tajam nan sipit dan bibir bawah tebalnya dan juga kulit putihnya.   Tatapan itu terasa tidak asing, sama dengan pertemuan pertama mereka.


' Hik! '
Pemuda manis yang tengah mematung itu tiba - tiba mengalami cegukan, Yeonjun terkekeh kecil namun ia belum melepaskan Soobin, tak akan semudah itu untuk lepas darinya.


" Kau bahkan cegukan hanya karna menatapku? Apa jantungmu juga berdetak kencang? Wajahmu memerah, tampaknya kau memang sudah terpesona denganku. "


" Eiish!! Kkeojeorra! " Soobin mendorong Yeonjun dengan kekuatan penuhnya, membuat pemuda itu terhuyung kebelakang. Ia menertawakan Soobin yang tampaknya sedang malu itu.

" Ya! Jangan tertawa?! Terpesona apanya, ya! Jangan berharap lebih! Seharusnya aku yang berbicara seperti itu! Kau mengikutiku hingga kemari lalu selalu melirikku! Hah! Bukannya kau yang sedang terpesona padaku? " Ia tersenyum miring melihat Yeonjun yang tampak gelagapan.


" Mworago?! Ani! A-aku memang ingin kemari! Bukankah kau terlalu pede mengatakannya padaku?! Minggir! Aku akan kesana sendirian agar kau tak salah paham! " Yeonjun berjalan mendahului Soobin, namun serius! Ia bahkan tak tau daerah ini dan kemana jalan yang harus ia tempuh.


" Itu bukan jalan yang benar, bodoh. Lihatlah bahkan sudah ada tanda arahnya yang benar, pabboya. "



" A-aku sengaja ingin membodohimu! "


ΦΦΦΦ

©prjvatelifeu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


©prjvatelifeu.

PRINCE HOURS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang