"pelan-pelan dong minumnya"
ucap ali menasehati"iya" ucap zidny singkat
"kamu kenapa sih kok kayak kaget gitu aku cerita soal prilly, kamu kenal?" tanya ali
"hmm,enggak aku gak kenal, baru tau nama itu juga dari kamu kok" ucap zidny
"Li, prilly itu orangnya gimana sih?" lanjut zidny penasaran
ali yang ditanya mulai membayangkan wajah prilly yang menurutnya sangat cantik dan membuatnya tak berhenti tersenyum
"prilly itu cantik,imut, baik,senyumnya manis" ucap ali sambil terus tersenyum
"kamu suka?' tanya zidny lagi
jujur sedari tadi zidny menahan rasa cemburunya didepan ali, zidny
benar-benar tak nyaman harus terus berakting seperti ini, tapi apa boleh buat dia harus bisa berusaha terlihat biasa saja depan ali agar ali nyaman menceritakan apapun tentang perempuan yang sepertinya mulai disukainya itu."suka?, kok kamu nanya nya gitu sih?" ucap ali
"ya abis muka kamu tuh happy banget waktu nyeritain dia, suka ya?
cieee ali naksir cewek cieee cieee cieee" ucap zidny menggoda ali seolah hatinya baik-baik sajaali yang di goda wajahnya langsung memerah.
"apaan sih enggak" ucap ali mengelak tapi senyum itu masih belum hilang dari bibirnya
"enggak tapi kok senyum kalo suka bilang aja kali" ucap zidny terus menggoda
"emang boleh?" tanya ali yang langsung membuat zidny diam
"emang kamu rela aku punya pacar?" tanya ali lagi
seketika zidny bangkit dari kasur karena sebelumnya mereka duduk di kasur kamar zidny.
zidny berjalan menuju jendela kamarnya membelakangi ali
menutupi wajahnya yang murung dan lagi-lagi zidny berusaha menguatkan hatinya, berusaha terlihat senang dan mulai menjawab pertanyaan ali dengan posisi yang masih sama membelakangi ali yang duduk dikasur."boleh lah,emang apa hak aku ngelarang kamu kita ini sahabatan dan aku happy kalo kamu happy" ucap zidny
"kalo ditanya rela" lanjut zidny menggantungkan kalimatnya
cukup lama zidny diam sampai ali kembali bertanya.
"rela enggak?, kamu rela aku punya pacar?" tanya ali lagi
sejujurnya pertanyaan ali itu awalnya hanya bermaksud candaan tapi entah kenapa ditanggapi serius oleh zidny
"aku harus bisa belajar merelakan kamu untuk orang lain karena status kita yang cuma sahabat, aku gak punya hak lebih untuk ngatur kamu soal pasangan, masalah pasangan itu hak kamu kapanpun kamu siap punya pacar ya silahkan jangan jadikan aku alasan untuk kamu menunda kebahagiaanmu Li, semuanya tergantung kamu, aku akan selalu dukung apapun keputusan kamu selagi itu baik untuk hidup kamu" ucap zidny panjang lebar
tak terasa air mata mengalir dari sudut mata zidny apa yang dia ucapkan barusan itu bertolak belakang dengan hatinya
dia bingung satu sisi dia ingin melihat ali bahagia
tapi disisi lain jika zidny ingin melihat ali bahagia itu artinya dia harus siap berkorban perasaan
ya,perasaan cinta dan sayang yang zidny miliki untuk ali didalam hatinya akan terus tersimpan rapi bahkan mungkin sampai akhir hayat nya karena selama 7 tahun bersahabat dengan nya ali tak pernah
sedikitpun mengetahui apa yang zidny rasakankarena zidny tak pernah mampu mengutarakan ini semua secara jelas didepan ali.
mendengar suara langkah kaki ali yang mulai mendekat kearahnya dengan cepat zidny segera menghapus jejak air mata yang terus mengalir sejak tadi sampai akhirnya ali tiba di depan zidny
dan kini wajah zidny sudah kembali ceria
"serius banget sih jawabnya sampe gemeter gitu suaranya are you oke?" tanya ali yang melihat mata sembab zidny
"gapapa aku terharu aja akhirnya kamu berani berkomitmen sama orang lain" ucap zidny lagi
"oh iya, katanya tadi kamu ketemu lagi sama dia pasti dapet tambahan informasi dong tentang dia selain namanya" lanjut zidny
"pastinya dong, selain namanya hari ini aku dapet nomer telpon nya+ alamat rumahnya haha cakep gak tuh" ucap ali senang
zidny mengacungkan jempol didepan muka ali
"bagus, gercep juga ya kamu pdkt nya" ucap zidny
"tapi ada satu yang masih kurang" ucap ali
"apatuh" ucap zidny
"aku belum tau dia binti siapa jadi belum bisa dinikahin hahaha" ucap ali tertawa
"iiihhh geli apaan coba maksud kamu nama ortunya kejauhan woyy otaknya belum apa-apa udah nikah nikah aja, nembak juga belom yeee tembak dulu keles" ucap zidny sambil menoyor pipi ali
"hahaha gak sabar aku tuh biar cepet halal" ucap ali masih dengan muka sumringahnya
"dih, dasar kecintaan emang udah sedalam apa kamu tau dia, emang dia gak punya pacar, entar kamunya udah ngarep taunya dia punya orang hahaha" ucap zidny mengejek
"belum ditanya sih dia punya pacar apa enggak, tapi aku yakin dia gak punya" ucap ali dengan pedenya
"tau darimana dia gak punya pacar,sedangkan kamu belum nanya" ucap zidny
"ya simple aja kalo dia punya pacar gak mungkin dia mau aku anter pulang tadi ucap ali
"dia mau diantar pulang dengan sukarela tanpa penolakan gitu?" tanya zidny
"awalnya dia nolak sih, tapi aku bilang,aku gak terima penolakan hehe" ucap ali dengan kekehan
"itu namanya kamu maksa" ucap zidny
"ya sedikit maksa sih tapi gapapa kan tujuan aku baik" ucap ali lagi
"iya deh,kapan-kapan kenalin aku ya" pinta zidny
"hah? serius kamu mau kenalan?" tanya ali tak menyangka
"iyalah aku harus tau cewek mana yang berhasil bikin sahabat aku jatuh cinta kayak gini" ucap zidny
"oke,soon ya eh udah jam berapa nih?" ucap ali sambil melirik jam tangan nya
"udah jam 10 malem kamu tidur geh, aku mau ke kamar nyusul kak dika" ucap ali
"eh ali tolong bawain piring sama gelas itu kedapur dong aku mager udah enak posisinya hehe" ucap zidny tertawa
"dasar, yaudah deh aku bawa ya good night " ucap ali sambil tersenyum
sementara zidny hanya mengangguk
"good night too Ali" ucap zidny membalas senyuman ali
dan perlahan pintu kamar zidny pun tertutup
dan zidny mulai mematikan lampu dan bersiap untuk tidur.
BERSAMBUNG
good night all ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu Dalam Diamku (MD2)
FanfictionAli Syarief dan Zidny Lathifa dua insan yang sudah bersahabat sejak lama mereka sangat dekat bahkan tak sedikit orang yang salah mengartikan akan kedekatan mereka Semua perhatian yang diberikan Ali diam-diam membuat Zidny merasakan hal yang lain saa...