Prologue

1 0 0
                                    

2 years ago

"Jungwoo, jalan lo cepet banget sih. Tungguin napa!"
"Lo tuh yang lama! Cepat napa, keburu mulai filmnya!"

Laki-laki yang berada di depan gadis itu tak kunjung melambatkan langkahnya. Dia malah semakin jauh dari gadis yang sejak tadi berusaha mengejarnya.
"Ji Eun cepet dikit napa!" Ucap laki-laki itu seraya menolehkan kepalanya kebelakang. Dia terkejut gadis yang tadi berlari mengejarnya sudah tak nampak dari pandangannya.

Dia segera melangkahkan kakinya mencari gadis itu di sepanjang jalan yang telah mereka lalui. Ternyata gadis itu terduduk di sebuah halte bus seraya mengatur nafasnya.
"Yaa! Lo ngapain? Malah duduk di sini. Buruan bangun!" Ucap laki-laki itu sambil menarik tangan gadis itu. Gadis itu langsung menepis tangannya.
"Liat nih!" Ucap gadis itu seraya menunjukan lutut kanannya yang luka. "Gara-gara lo, gue jatoh." Ucap gadis itu.

Laki-laki yang berada di hadapannya itu menghela nafas berat. Entah kenapa gadis yang ada di hadapannya itu hobi sekali terjatuh. Gadis itu selalu saja terjatuh bahkan saat sedang berjalan sekalipun terjatuh.
"Lo ini yaa bener-bener. Kaga bisa apa sehariiii aja gak jatoh?!" Ucapnya.

Gadis itu hanya menunjukan wajah memelasnya seperti ingin menangis. Laki-laki yang ada di depannya langsung berjongkok di hadapannya dan menyuruh gadis itu naik ke atas punggungnya. Gadis itu tersenyum.
"Makasih, Jungwoo." Laki-laki itu hanya memutar matanya kesal.

Gara-gara gadis itu dia gagal menonton film yang sudah dia tunggu sejak tahun lalu. Akhirnya Jungwoo membawa Ji Eun pulang ke rumahnya. Acara menonton bioskop mereka batalkan.

Ji Eun memeluk erat leher laki-laki yang menggendongnya itu sambil menikmati musim gugur di kota Seoul. Kelopak bunga sakura yang berjatuhan membuat jalanan tertutupi kelopak warna merah muda itu.
"Jungwoo, ayo kita beli es krim." Ajak gadis itu.

Jungwoo menghentikan langkahnya. "Yaa! Lo gila ya, dingin-dingin begini mau beli es krim. Bisa-bisa di marahin abang lo kalo sampe adeknya flu." Ucap Jungwoo. Gadis itu hanya tersenyum. Jungwoo kembali melangkahkan kakinya.

Lima menit berjalan Jungwoo menghentikan kakinya lagi. "Kenapa lo?" Tanya Ji Eun.
"Bagaimana kalo gue kuliah di luar negeri. Kemaren gue lagi liat-liat pendaftaran beasiswa di Australia, gue tertarik." Tanya Jungwoo, membuat gadis di gendongannya terkejut.
"Lo mau ninggalin gue?" Tanyanya. Jungwoo menurunkan Ji Eun dari gendongannya.
"Lo udah gede, lo bisa jaga diri lo sendiri sekarang." Ucap Jungwoo.
"Tapi.." Jungwoo mengusap lembut rambut gadis di hadapannya.
"Gue yakin lo bisa." Ucapnya seraya tersenyum.

Ji Eun memang memiliki dua phobia yang sangat bertentangan Agoraphobia dan Autophobia. Dua jenis phobia itu sangatlah bertentangan satu sama lain, satu dia tidak nyaman berada di tempat ramai, tapi dia juga tidak mau sendirian. Maka dari itu dia hanya memiliki Jungwoo sahabatnya sejak 10 tahun yang lalu dan juga keluarganya.

Ji Eun memang sudah pergi untuk menjalankan terapi dan itu memang membantunya untuk mengurangi rasa takutnya akan tempat ramai. Tapi dia belum siap untuk memiliki orang lain dalam hidupnya.

***

Where Do Broken Heart Go (Kim Jungwoo)Where stories live. Discover now