"Here we go!"
Seru mereka berempat serempak lalu keluar dari mobil dengan seragam sekolah dan tas ransel kecil. Berjalan dengan angkuh menuju lapangan yang sudah dipenuhi murid-murid baru dengan id card sebagai tanda pengenalan lingkungan sekolah atau disebut MPLS.
Semua mata tertuju kepada empat orang yang berjalan menuju podium kecil yang digunakan ketua OSIS untuk berpidato di depan murid-murid baru. Melihat siapa yang berani mengganggu acaranya, seorang cowok yang dikenal sebagai ketua OSIS menghampiri mereka dengan marah.
"Berhenti sebelum gue laporin ke kepala sekolah," ucapnya dengan tegas karena sudah tau apa yang akan mereka lakukan di atas podium.
Salah satu dari keempat orang itu terkekeh meremehkan, "Silahkan. Nggak ada satupun orang di sekolah ini yang bisa menghentikan gue dan temen-temen gue," ujar cewek itu.
"Berhenti," tekan cowok itu sambil menatap mereka satu-persatu.
"Ayolah! Cuma sepuluh menit doang kok," pintanya dengan membuat keputusan, "lima menit deh, oke?"
Cewek itu menyeringai ketika salah satu guru menegur tindakan cowok itu yang ingin menghentikan perbuatan mereka. Sambil menertawakan si ketua OSIS yang pasrah, mereka berempat naik ke podium, memperkenalkan dirinya masing-masing seperti dua tahun terakhir ini.
"Selamat pagi, murid-murid baru SMA Erudite!" sapa seorang cowok dengan smirk khas-nya, "Kami berempat sering dipanggil Nalerio, kelas dua belas dari siswa-siswi tercerdas di SMA Erudite. Gue Arsen Ravendra. Panggil aja Arsen."
Seorang cewek dengan rambut yang digerai dengan bando di atas kepalanya tersenyum sangat manis, "Gue Aleyna Kaylee. Boleh panggil Leyna atau Kaylee. Tapi seringnya gue dipanggil Leyna."
Seorang cowok dengan sikap angkuhnya menunjukkan senyum singkatnya yang terlihata menyebalkan di mata orang-orang yang mengenalnya, "Gue Zaidan Alterio. Dipanggil Zidan."
Kemudian, cewek berambut pirang kecoklatan itu menaikkan satu alisnya, "Gue Nayanika Ilunga, seorang ratu di SMA Erudite. Dipanggil Nilu. Inget ya, Nilu bukan Naya."
"Tujuan kita ada disini adalah untuk memperkenalkan kalian kepada beberapa peraturan di sekolah ini yang harus kalian taati." Arsen kembali bersuara kemudian memberi kode kepada Nilu untuk membacakannya.
"Peraturan yang pertama, siswi-siswi yang bersekolah disini dilarang memakai make up. Peraturan kedua, siswa-siswa yang bersekolah disini dilarang tampil mencolok. Peraturan terakhir, murid-murid yang bersekolah disini dilarang saling berpacaran."
Belum selesai membacakan peraturannya, murid-murid yang tadinya berbaris rapi kini mulai tidak kondusif. Mereka saling berbisik dan membicarakan tentang peraturan yang sangat tidak masuk akal dan terlalu menyangkut urusan pribadi. Beberapa dari mereka berteriak menyuarakan pendapat dan beberapa lainnya hanya sekedar melampiaskan kekesalannya dengan berkata kasar.
Nilu berdeham cukup keras di depan mic membuat mereka terdiam beberapa saat, "Jangan anggap remeh peraturan yang udah gue sebutin di atas. Karena dua kali lo melanggar, masa depan lo jadi taruhannya."
Mereka kembali ribut dengan perbincangan mereka masing-masing. Tidak menyangka peraturan seperti itu ada di sekolah elite yang terletak di pusat kota. Ya, meskipun beberapa dari mereka sudah mendengar desas-desus penyelewengan hak asasi manusia yang terjadi di SMA Erudite, mereka khawatir hal seperti itu benar-benar terjadi.
Nilu memutar bola matanya kesal, "Ini untuk kebaikan kalian. Bukan berarti yang dari luar nampak negatif, yang dari dalam juga ikut negatif. Lihat sisi positifnya juga! Jangan hanya lihat dari satu arah!"
Murid-murid yang tadinya ribut sendiri kini terdiam setelah melihat kemarahan Nilu. Meskipun mulutnya terkunci, mereka tidak pernah berhenti membicarakannya di dalam hati. Bukan hanya sekedar membicarakannya, tetapi juga memberikan sumpah serapah kepada mereka berempat, khususnya Nilu yang sok melangit.
"Nggak cantik aja belagu banget jadi orang!" teriak salah satu siswa membuat murid-murid terdiam menantikan reaksi Nilu.
Tidak sesuai ekspetasinya, Nilu justru tersenyum, "Makasih atas pujiannya."
Tepat setelah mengatakan itu, Nilu beserta ketiga teman lainnya turun dari podium lalu pergi meninggalkan lapangan, tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada ketua OSIS karena sudah memberikan waktu untuk mereka.
Murid-murid yang masih berada di lapangan semakin tidak kondusif, barisan yang awalnya rapi kini sudah seperti pasar yang ramai dan berkerumun. Balasan Nilu tentang makian dari salah satu siswa membuat mereka bingung. Bukannya marah tetapi justru tersenyum dengan berterima kasih.
Nilu, Leyna, Arsen, dan Zidan atau sering dikenal dengan sebutan Nalerio kembali ke dalam mobil untuk pergi ke suatu tempat karena hari ini, merupakan hari pertama sekolah dari libur panjang yang amat membosankan. Sebenarnya, hari ini kelas 11 dan kelas 12 masih diliburkan, terkecuali mereka berempat karena harus memberi perkenalan terlebih dahulu kepada murid-murid baru.
"Mereka belum tau, kalo makian tentang wajah lo yang jelek akan jadi pujian bagi lo," tawa Leyna sambil menyenggol lengan Nilu.
"Nilu is the real queen. Si sosiopat yang beda dari cewek lainnya," ujar Zidan sambil bertepuk tangan diikuti Leyna dan Nilu. Sedangkan Arsen hanya bisa tertawa karena kedua tangannya sibuk menyetir.
Untuk merayakan hari ini, mereka menuju ke mall besar yang berpusat di tengah kota. Mulai dari menonton bioskop, bermain pump it up, mukbang di salah satu restoran, dan tidak lupa selalu mengambil foto bersama di photobox. Entah sudah berapa banyak foto berempat di ponsel maupun di kamar mereka.
"Lu, lo udah siap ngasih hukuman ke ciwi-ciwi yang pake make up belum? Setelah MPLS selesai, pasti banyak dari kelas sepuluh yang melanggar peraturan." Leyna, yang merupakan partner Nilu untuk melakukan aksi penghukuman itu rupanya tidak sabar untuk melihat kemarahan Nilu serta aksi mereka yang hampir 2 bulan terhenti karena libur sekolah.
"Sejak kapan gue bilang nggak siap?"
"Gue juga nggak sabar untuk ngehukum cowok-cowok yang penampilannya kayak fakboy," kata Arsen sambil membayangkan betapa banyak fakboy yang akan mengisi SMA Erudite.
Mereka berempat tertawa puas karena tinggal beberapa hari lagi setelah MPLS selesai, mereka akan disibukkan dengan menghukum murid-murid yang melanggar peraturan dan untuk menunjukkan bahwa Nalerio tidak main-main.
☁️☁️☁️
Yuhuuu. Welcome to my fourth new story!😙
anggep aja elite versi wattpad indonesia😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Sociopath Girl
Teen FictionGadis berusia 18 tahun dikenal karena sifat sosiopatnya yang langka dan hanya ada satu di SMA Erudite, Nayanika Ilunga namanya. Gadis cantik tetapi tidak ingin tampil cantik itu selalu menawan di kalangan murid-murid maupun guru-guru karena kecerda...