Seorang gadis masih asyik meringkuk dalam selimut tebalnya, padahal ini sudah pukul 07.00 memang ini hari minggu, namun ia memiliki jadwal latihan.
"Eungh ini jam berapa sih?" tanya gadis itu.
Matanya terbelak saat melihat jam weker disampingnya. "Gue telat!"
Ia langsung berlari ke arah kamar mandi, membersihkan tubuhnya disana.
Gadis itu tinggal sendiri di sebuah apartemen mewah, entah mengapa ia memilih tinggal di apartemen, dibandingkan mansion keluarganya.
Ia segera memakai pakaian yang sangat pas ditubuh rampingnya.
Ia mengambil roti dan susu cokelat dengan cepat, bahkan ia tak memoleskan apapun di wajah cantiknya, natural.
Ia memasuki lift dengan tergesa, ia segera berlari memasuki mobil mini Cooper miliknya.
"Untung gak macet," gumamnya.
Sepanjang jalan gadis itu terus saja melirik jam yang menempel di tangannya.
Sekolah terlihat sepi, memang anak cheerleader berlatih di lapangan indoor yang letaknya cukup jauh dari gerbang utama.
"Shit, telat lima menit," ucapnya.
Sesampainya di lapangan indoor, dia melihat anak cheers yang berkumpul di lapangan futsal, karena lapangan basket sedang dipakai.
"Maaf gue telat," ucap gadis itu.
"Santai aja beb, lima menit doang kok," ucap gadis yang diikat rambutnya.
"Lima menit juga telat, Jesi," ucap si gadis.
"Yaudah Star, kita pemanasan," ajak Hara.
"Baris-baris!"
Starla Agsesia, ketua cheerleader Andromeda. Memiliki paras cantik, juga berhati malaikat. Tubuh ramping, kulit putih, hidung mancung, mata yang terang, dia juga gadis blasteran. Starla, si gadis bintang.
Anak cheers mulai berlatih, tubuh gemulai menari-nari bersama pom-poms warna-warni. Tak lupa mereka juga melakukan aksi yang sulit bersama tiga anggota cheers laki-laki. Lintang, Damian, dan Ryuga.
Starla, gadis itu melakukan beberapa atraksi, mulai dari lompat, sampai melempar diri ke ketinggian.
"Istirahat dulu guys! Takutnya malah kecapekan," ucap Starla.
Ini Starla, dia selalu mengerti keadaan anggotanya, tak pernah dia memaksakan kehendak, atau terlalu menekan akan latihan.
"Bagi minum dong Jes!" Starla meminta minum.
"Dih kagak bawa mbak?" tanya Jesi.
"Gue buru-buru tadi ih," ucap Starla.
"Gak ah, gue bawa dikit, beli aja sono keluar," ucap Jesi.
"Ih Jesi pelit, minta dikit aja," rengek Starla.
Baru Jesi ingin menyodorkan botol minumnya, tetapi itu sudah dilakukan oleh seorang pria yang teramat terkenal di sekolah.
"Kenapa?" tanya Starla, melihat si pemilik botol menyodorkan minumnya.
"Minum."
Starla langsung meraih botol itu, tanpa melihat siapa yang memberi, ia sangat haus.
"Makasih ya!" Starla tersenyum.
"Ini gak gratis," ucap pria itu.
"Gak gratis, berapa emang? Gue ganti aja," tanya Starla.
"Bayarannya bukan duit," ucap pria itu.
"Lha terus apa?" tanya Starla.
"Mulai sekarang lo jadi Ratu Brajananta!" jawab pria itu.
Dia Haekal, si ketua Brajananta
"Enggak ah, itu serem," tolak Starla.
"Lo gak bisa nolak, ikut gue ke markas sekarang!"
"Gue gak mauuuuuuu," rengek Starla.
"Nurut atau gue cium lo sekarang juga."
Ancaman Haekal membuat Starla mengerucutkan bibirnya.
"Bibirnya biasa aja, jangan sampe gue cium lo disini," ucap Haekal.
"Ih ternyata lo mesum!" teriak Starla.
"Berisik. Gue Haekal, lo pasti Starla," ucap Haekal.
"Iya."
"Sekarang kita ke markas," ucap Haekal.
"Gue lagi latihan Haekal," tolak Starla.
"Jangan nolak Starla!" ujar Haekal dengan nada tingginya membuat Starla menunduk.
"Kalau Starla gak mau jangan di paksa." Seseorang berucap dengan nada dinginya, dia memasang wajah datar seperti biasanya. Lintang Nevan Buana, sosok pria gagah yang meraih banyak medali cabang olahraga renang, entah mengapa dia memilih mengikuti ekstrakurikuler Cheerleader.
Haekal menatap Lintang tajam, "Terserah gua!"
"Tapi dia gak mau," ujar Lintang masih dengan wajah datarnya.
Haekal menghela nafasnya berat, dia tidak bisa membantah Lintang, Lintang adalah kakak sepupu sekaligus sahabat baginya, Lintang juga yang menjadi tempat dia berkeluh kesah. Ya, bukan rahasia jika Lintang dan Haekal bersaudara.
"Sampai nanti Ratu Brajananta," ujar Haekal menepuk bahu Starla.
Tak lama, Haekal meninggalkan lapangan diikuti pasukanya yang sejak tadi menunggu di pinggir lapang.
"Makasih ya Lintang," ucap Starla.
"Iya Star," jawab Lintang.
Sampai saat ini masih menjadi misteri mengapa seorang Lintang masuk ekstrakurikuler cheerleaders di pertengahan kelas X.
Memang Lintang dan dua pria lainya bukan bertugas untuk bersorak menyemangati, dia hanya masuk di bagian akrobat.
"Kok bisa ya Haekal kayak gitu?" tanya Jesi heran.
"Coba Jes nanti tanyain sama pacar lo, diakan inti Brajananta," ucap Hara, Jesi merupakan kekasih dari Ayas.
"Iya nih Jes, biar kita semua gak penasaran," timpal Alona.
Sementara itu, Damian menatap Starla penuh arti. Semua anggota cheerleaders tahu bahwa Damian menyukai Starla.
///////
Yuhu kembali lagi!
Gimana nih bulan ramadhan? Aman gak aman dong.
Selamat menunaikan ibadah shaum bagi yg menjalankan.
Sedang broken heart,
Ze.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen
Chick-LitBRAJANANTA SERIES (III) Haekal Denzel Danuresta, ketua Brajananta 5. Sosok iblis yang menjelma dalam diri manusia, Haekal, pria pemberani yang selalu membela teamnya sampai mati. Haekal, dia sama sekali tak pernah percaya akan adanya 'cinta' dia s...