#2 buku usang

17 3 2
                                    

Setiap pagi, setiap kali aku membuka mataku entah mengapa dada ini terasa sesak."Wajahmu pucat, kenapa? " tangannya membantuku berdiri dari posisi terduduk di lantai.

Banyak sekali pertanyaan terlintas di benakku dalam detik ini. Aku meraih lengan siswa perempuan itu, ia menoleh kepadaku. "Apakah ada penyihir yang hilang akhir-akhir ini?" tanyaku penuh harapan. Entah mengapa kalimat itu berhembus keluar dari mulutku.

Ia berfikir, pipinya menggembung. "Mengapa kamu bertanya seperti itu? ". Aku langsung menjawab tidak tahu kenapa, hanya saja sepertinya aku seperti melupakan sesuatu.

Ia menghela nafas. "Tiga minggu yang lalu hanya ada satu penyihir yang menghilang secara misterius, waktunya bersamaan saat kamu tidak sadarkan diri selama tiga minggu". Aku menyimak dengan antusias setiap perkataanya, mengapa aku lupa hal itu? Padahal... Sungguh aku melupakannya, semuanya.

Terlebih dari semua cerita itu, mengingatkanku dengan perpustakaan.

Aku mengetahuinya dari cerita siswa seangkatan ku bahwa Arthur adalah orang yang sangat dekat dengan diriku dia adalah kakak laki-laki ku seorang yang sangat bertalenta yang hilang secara misterius dimalam itu, //sial// aku tidak mengingat apapun malam itu. Aku lupa akan identitasku.

Sedikit demi sedikit aku mulai mengingat beberapa hal penting, kakak laki-laki ku keberadaannya hilang lalu ada misi penting yang belum aku selesaikan. Dadaku sangat berat, kepalaku begitu sakit mencoba mengingat semua yang terjadi malam itu, tanganku menggenggam kalung kristal yang menggantung di leherku. Perlahan keringatku bercucuran perlahan kesadaran ku hilang.

Lagi.

-
Lagi-lagi aku terbangun didalam perpustakaan, seperti yang terjadi beberapa saat yang lalu.

Kucoba berdiri, kaki ku gemetaran karna tidak ada energi. Aroma buku tua menyengat kehidung, masih kucoba bergerak ke arah pintu keluar. Dari arah berlawanan dari pintu terdenger suara langkah kaki, seperti suara sepatu berhak. Perlahan suara tersebut mendekat, -ssssttt- bisiknya di telingaku.

Waww-- dia terlihat sangat cantik. Rambut di gerainya berwarna rose gold dan telinga runcing nya, mata biru yang sangat indah.

"Jangan terlalu banyak bergerak, stamina mu masih belum pulih" rangkulnya membantu ku untuk duduk. "Apakah kamu tahu yang terjadi dengan Arthur?" Dia belum kembali beberapa minggu ini" //langsung pertanyaan berat//

"(Aku saja bingung mau bilang apa) ingatanku belum kembali, (dia terlihat shock dengan pernyataan ku barusan) //aku mengerutkan dahi// maaf kamu siapa???"

Dia berjalan manjauh ke belakang rak "ini akan menjadi rumit jika ingatan mu belum kembali, aku adalah penjaga perpustakaan ini namaku Tiffani dari bangsa elf. Sebelumnya kita sudah saling kenal bahkan belum kamu lahir aku dan orang tuamu dalah sahabat" ujarnya membuat aku malah shock. Dia kembali dari belakang rak dengan membawakan teh, aromanya sangat wangi. Dia menyuguhkan aku teh tersebut.

Aku meminum dan seketika terasa staminaku beransur pulih "ini teh khusus dari bangsa elf, cocok untuk memulihkan stamina mu"

"Jadi Tiffani, kamu sudah kenal lama aku... Lalu kakak ku~ aaaaa kepalaku pusing" ini sangat berat. Dia tersenyum lucu "yap ternyata masih sama seperti biasa" ucapnya tertawa.

"Arthur menitipkan mu kepadaku, dia bilang akan pergi untuk beberapa hari saja. Melakukan penelitian obat untuk mu, tapi sekarang kakak mu hilang, bahkan keberadaannya pun menghilang. Ini membuatku cemas" raut wajahnya sangat sedih. Aku hanya bisa terdiam, obat?! Obat untukku, apa yang terjadi aaa ini membuatku pusing. "Obat?..."

Tiba-tiba kepalaku terasa melayang, berbagai ingatan tempat sengan sekejap terlintas. Lautan biru yang luas bersama hembusan angin di bawah langit cerah, daratan hijau terpencil dengan sebuah gubuk terdengar suara alunan musik khas, suara mantra yang terucap di bawah bintang-bintang. Tubuhku bermandikan keringat mengingat semua itu, seseorang berbicara "hati-hati di depan".

*
Setelah aku pingsan, malam itu Tiffani mengembalikanku ke asrama.

Pagi memulai segalanya, ini hari pertama aku masuk ke kelas sudah sekian lama berbaring di kasur, mencoba mengingat segala hal namun percuma. 

Seseorang berlari dan bersorak kegirangan. "Lira! Kamu sudah kembali lagi, wah kamu tampak lebih seram dari biasanya" dekapannya menyesakkan.

Otakku berputar berfikir, sepertinya aku tahu dia. "Angel, berhentilah memelukku seperti itu" ia melepaskan ku, aku melanjutkan perjalanan ke kelas bersamanya. Woah... Angel sangat cantik, rambut pirang bergelombang dan sepasang mata biru ciri khas sekli, mah anak bangsawan emang cantik semua.

Kami berjalan melewati lorong dan taman bunga yang indah, susana musim panas emang terbaik. Baju akademi pun juga mendukung cuaca yang panas. "Hari ini upacara peringatan, kamu ingat?" Tanya angel. Ah tentu saja aku tidak ingat, sudah beberapa hari ini kepalaku pusing, aku menggeleng tidak tahu.

"Hmps, hari ini upacara peringatan ke 524 tahun berdirinya akademi ini, tambah lagi hari terakhir kita disini habis itu kita akan melakukan perjalanan untuk tugas akhir" ucapnya berlari mendahului memasuki kelas.

Semuanya berada dalam kelas berbincang, kulihat cuma 15 orang. Aku berjalan menuju kursi disebelah Angel seseorang melirikku dari tadi, apa ada yang salah dengan ku? Atau-- "Lira! (Dia mendekat) mengapa kau menggerai rambutmu?! Cihhh sini aku ikat" ujarnya kesal sambil mulai mengingat rambut panjangku. "Kan sudah aku bilang sering kali ikat rambutmu itu agar tidak berantakan'. Aku terdiam pasrah

"Ahh sudahlah Miya rambutnya tidak seperti dulu lagi. Sudah lama aku tidak melihat rambutnya membeku lagi" ucap Angel membuatku kaget ehh rambutku membeku, bisa?? Buset keren hehe.

Seseorang datang dari luar, ternyata sage akademi. Jubah putih mereka sangat khas, sage tersebut berdiri di depan kelas semuanya sepontan kembali duduk ke bangku masing-masing, dia mulai berbicara.

"Selamat siang siswa semua, saya akan memberikan pengumuman. Yang pertama, hari ini adalah kelas terakhir kalian belajar di akademi ini lalu kalian akan mengerjakan tugas akhir selama 1 tahun penelitian di luar akademi. Saya menyarankan untuk melakukan penelitian berkelompok namun juga di perbolehkan untuk melakukannya sendiri" dia mengeluarkan sihir visual, di tampilkannya nama-nama alumi akademi ini "ini adalah para alumi dan alamat mereka, kalian akan ditetapkan bersama alumi untuk melakukan penelitian tugas akhir ini, kalian akan kami rekomendasikan kepada alumi" dia mematikan sihirnya.

Intinya ini adalah tugas akhir yang akan aku lakukan. Semuanya keluar dari kelas, pengumuman kedua yaitu acara peringatan yang akan dilakukan malam ini di aula akademi, di sarankan untuk datang kepada seluruh siswa, tapi sepertinya aku tidak ingin pergi.

Aku berjalan pulang ke asrama sendirian, sangat sunyi karna semua siswa pergi ke aula. Aku hanya ingin mengisi kuesioner ini secepatnya. Karna

//Flashback//

"Jadi kakak melakukan penelitian obatku untuk tugas akhir nya?" Tanyaku kepada Tiffani yang sedang menyusun mantra buku di depanku.

Mantranya berkerja kepada buku itu dan segelnya terbuka. "Ini buku penelitian Arthur" dia membuka pelan buku tebal bersampul kulit hewan tersebut, mata Tiffani menyipit melihat isi buku tersebut "Zeo Caelus, dia raksasa yang pintar penguasa langit, dia tau apa yang langit turun kan dan langit ambil kembali. Lalu pembuluh terukir di atas jalinan benang merah yang meminta balasan yang sama" Tiffani membaca halaman pertama buku itu, aku sepertinya memahaminya

"Ini sebuah perjanjian" ujar ku.

"Perjanjian dengan dewa? Arthur melakukan ini, sungguh aku tidak tahu" dia kesal. Cahaya emas memenuhi buku tersebut, kami tidak bisa membalik halaman selanjutnya lalu buku nya tertutup keras dan terkunci kembali, cahayanya perlahan memudar. "Ini tidak bisa bertahan lama, mantra ku atau memang Arthur sengaja menutup bagian yang belum saatnya kita lihat" dia memberikan buku itu kepadaku.

"Aku tau Zeo Caelus ini dimana, mungkin kamu harus ke sana untuk bisa membuka buku ini" ucap Tiffani berdiri membukakan teleport kembali ke dalam kamarku. "Ini sudah larut, temui aku besok" aku bergegas masuk ke dalam lalu sihir nya hilang aku berada di dalam kamar memeluk buku ini.

//Sekarang//

Tanganku bergegas menulis dan menandatangani surat izin penelitian, namun tiba-tiba sesuatu datang dari jendela kamarku, "burung surat?" Heran ku melihat burung hantu putih ini berdiri di jendelaku dengan sebuah surat diikat pada kakinya. Aku mengambil surat tersebut dan melihat isinya--



>>>_________>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LetheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang