Malam sekitar pukul 7, suasanya cocok untuk melakukan sesuatu. Udara dingin dari pendingin ruangan meminta dihangatkan, salah satu caranya adalah melakukan hal yang lama belum dilakukan dengan si dia. Baju tertanggal, menyisakan kaos tipis yang biasa digunakan untuk tidur. Posisinya pun sesuai, si saya memposisikan diri di atas, menyayangi si dia yang berada di bawah.
"Aku mau keluar."
Kalimat itu lolos dari mulut si saya, membuat si dia dalam posisinya tersenyum penuh arti. Seperti mempersilahkan si saya untuk keluar.
"Hati hati di jalan."
Si saya tertawa, mengacak rambut si dia yang berada di lantai sedangkan si saya menyandarkan diri di lemari. Membuat posisi si dia terasa lebih rendah.
"Jangan oleng, nanti kalo ada semut, kamunya minggir."
"Aku sebrangin semutnya."
"Kalo kepisah sama ibunya gimana?"
"Aku sebrangin sama rumah rumahnya."
"Ish, jangan dirusakin rumahnya boo,"
"Bangunnya lama.""Pusing bener aku dengernya."
"Ish bener. Satu satunya jalan ya jangan diinjek semutnya."
Saya heran, si dia apa aja dipikirin. Salah satunya semut, mending kamu mikirin si saya daripada mikirin semut.
KAMU SEDANG MEMBACA
u n i .verse
RandomCerita ini tidak membahas banyak. Hanya sekilas cerita yang patut diceritakan. Hanya cuplikan dari hidup yang memang berwarna sebagaimana mestinya. Kedua wira, yang sepertinya semesta memang anjurkan untuk bersama. Jangan berpikir ini akan romantis...