Prolog

19 2 2
                                    

"Panggilan kepada penumpang pesawat singa air dengan nomor bangku 25 harap segera memasuki pesawat sekarang juga.."

"Drap...drap....drap..."
Astagfirullahaladzim... Kelamaan ngobrol sama nia nihh... Gaswat!!

Heboh bin resek , sindi pratiwi siapa sih yang gak kenal dengan cewek bucin satu ini hampir seantero universitas islam tanjung pinang tau dengan nih cewek.

Ya. Sindi pratiwi adalah mahasiswi semester 2 di sebuah universitas islam di tanjung pinang,  jiwa bar- bar dan hebohnya tak pernah bisa di hilangkan walau sudah masuk universitas islam sekalipun.

"Waduhh... Gue harus cepet nih larinya, kok gue ngerasa lebih lambat.. karena gue pake gamis .. Huft.. " gerutu sindi dalam hati dengan tampang muka kesel plus ngos-ngosan karena masih belajar membiasakan diri memakai gamis.

Drap...drap..drap... BRAKK!!!
"Aduhhhh!!! Gileekk , kok masih ada sih orang jalan gak pake mata" teriak sindi. Sontak membuat orang di sekitar meperhatikannya.

"Maaf... Saya gak sengaja tante" sambil mengulurkan tangannya kepada sindi.

*Dalam fikiran sindi*
"Hah!!!! ... Apa gue ga salah denger dia barusan manggil gue tante!!!... Ini gak bisa di biarin!!!..." dengan cepat sindi menepis tangan cowok itu Dan bangkit dari lantai.

*orang-orang sekitar sudah tidak memerhatikan mereka lagi*

Sambil membersihkan baju gamisnya di mulai memerhatikan cowok yang barusan menyebutnya dengan panggilan "TANTE".

Perlahan mulai dari ujung sepatunya yang berwarna hitam kinclong naik ke celana coklatnya yang rapi tampak garis tengah lipatan celananya seperti habis di setrika dengan panas yang full, meranjak naik ke pakaian seragam polisinya yang rapi di masukkan ke dalam celana dengan  embel2 pangkatnya yang membuat sindi sedikit berdecak kagum dan akhirnya sampai ke intinya "Wajah" tampak tak asing dengan topi pet polisi yang ia kenakan , penampilannya seperti polisi yang baru saja selesai masa pendidikan dan...*loading*

"Hahhhh!!!!!.... Wira!! " teriak sindi kedua kalinya . Sontak orang-orang mulai memperhatikan mereka berdua dengan tatapan aneh dan sinis .

"He-eh ... Sindi?! Lu sindi kan?! " tanya cowok itu dengan tampang ingin meyakinkan.

"Haduuuhhhhhh.... Ngapain sih gue bisa jumpa sama si wira , gue harus gimana nih kalo gue menghindar dan pura-pura gak tau kan anehhhh.. Kan gue duluan yang manggil dia wira karena kaget" bisik sindi dalam hati

"Hee..eh.. I-.."

"Panggilan terakhir untuk penumpang pesawat singa air dengan nomor kursi 25  , harap segera menuju ke pesawat sekarang juga karena pesawat akan lepas landas 10 menit lagi"

"Ahh... Mampus.. gue harus cepet nih" ujar sindi sambil berlari dengan menggendong koper kecilnya meninggalkan wira tanpa jawaban.
...

Drap..drap...drap...." Hah..hahh ..ngos ngosan juga ya" bisik sindi.

"Eh.. Mbak... tunggu.. Saya ini saya penumpang kursi nomor 25. Ini mbak coba mbak lihat tiket saya" ujar sindi  sembari memberikan tiket kepada pramugari pesawat.

"Oke mbak silahkan masuk" jawab pramugari tersebut sambil tersenyum.

Sesampai di kursi dan meletakan koper gue ke dalam bagasi gue pun duduk sambil memasang sabuk pengaman dan ya... Tarik nafas dalam-dalam sambil nenangin diri karena habis lari-lari tadi.

"Hah... Ini yang ngajarin gue biar bisa tenang kan si wira " ujarnya dalam hati dengan tampang yang sedikit sedih.

"Kenapa sih gue harus jumpa dia..gue belum siap dan ini adalah hal yang paling gue takutin kalo gue lagi di luar, eh tunggu! Kok dia ada di bandara ngapain ya?? Terus gue dah gila apaa?!! Ngapain gue ngurusin dia ahhh..." bisik nya dalam hati lagi sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya.

My TomorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang