day 11: rigel

3.6K 539 96
                                    

[ ⚠warning: kissing scene ]


•••
suasana hati jisung seharian ini jelas buruk. bahkan daehwi dan ucup dibuat kelimpungan karenanya. kalau biasanya remaja manis itu akan selalu cerita dan menanggapi candaan dua sahabat karibnya sejak sd tersebut, lain halnya hari ini. jisung bagai mayat hidup. diajak bicara ogah-ogahan, diajak pergi ke kantin menolak, diajak bercanda pun bagai tidak punya selera humor sama sekali. jelas saja semua orang bingung.

bahkan salah satu guru matematika mereka yang terkenal galak sampai mengusir jisung keluar kelas karena jisung menolak maju kedepan untuk mengerjakan soal. padahal jisung itu pintar, langganan juara kelas pula. maju mengerjakan soal di papan tulis hanyalah hal kecil. mereka bertanya-tanya ada gerangan apa hingga jisung berani melawan perintah guru seperti tadi?

sebenarnya akar masalahnya bersumber dari kejadian kemarin. semua terasa makin runyam setelah sang ibu tau apa yang jisung lakukan. dia kena marah habis-habisan hingga menyebabkan dirinya menangis dan berujung mendekam dikamar, enggan berinteraksi dengan siapapun.

sekarang jisung seperti sedang mengoleksi masalah. pertama minho, hubungan mereka jelas belum membaik. malah ditambah dengan yuna. kemudian lagi ibunya yang marah-marah semakin menambah kadar kesetresannya.

saat pulang ke villa pun jisung langsung melongos ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perut. namun yang keluar hanya cairan bening yang terasa pahit di lidah karena nyaris seharian tidak mengonsumsi apapun. dia tau itu adalah salah satu efek dirinya yang terlalu banyak pikiran.

jisung tidak bisa jauh dari sang ibu, apalagai kalau sampai harus dimarahi seperti kemarin. dia tidak tahan di diamkan, bagaimanapun caranya jisung harus berbaikan dengan ibunya.

 dia tidak tahan di diamkan, bagaimanapun caranya jisung harus berbaikan dengan ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

malam ini masih sama sepinya. tuan dan nyonya pun belum kembali dari kota. jisung yang sudah mengumpulkan keberanian mendatangi sang ibu yang ada di dapur. dia melangkah pelan-pelan tanpa suara, lalu perlahan melingkarkan lengan di pinggang ramping wanita itu. pipinya dia sandarkan dengan nyaman ke punggung yang ada di depannya,

"buk'e, jisung minta maaf." mulainya dengan suara serak, "jisung ndak suka didiemin buk'e. jangan marah lagi sama jisung, hiks.."

suara helaan nafas terdengar samar. bi eka menghentikan kegiatannya mengiris daun bawang. badannya berbalik, merengkuh tubuh kecil sang anak dalam pelukan, "iya buk'e maafkan. lain kali jangan diulangi lagi."

"k-kenapa buk'e baik banget? jelas-jelas dia udah ngehina buk'e."

"nakㅡ" bi eka terdiam sejenak, "kamu masih muda, belum benar ngerasain asam garam kehidupan, beda sama buk'e. gini lo, mau orang jahat sama kita, mau kita dijahatin bagaimanapun tetaplah jadi baik. kita boleh membela diri tapi jangan jadi ikut jahat. kalau ikut jahat berarti kita ndak ada bedanya dong sama yang jahat?"

"jisung cuma ndak suka buk'e dikatain seperti itu." bisik jisung pelan.

"ndak apa-apa, yang penting mbak yuna ndak nyakitin buk'e. untuk kedepannya jisung ngalah aja ya sama mbak yuna, terima. semoga diparingi sabar sama tuhan." bi eka mengecup dahi jisung sekilas, lalu mengusap rambut halus jisung dengan penuh kasih sayang.

candala | minsung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang