Part 6

57 4 3
                                    

WGM EPISODE 9

(AUTHOR POV)
Layar TV menampilkan seorang namja yang sedang duduk dengan berlatarkan dinding biru gelap, namja itu mengenakan sweater abu-abu dan celana jeans berwarna gelap. Di sudut kiri bawah, muncul pertanyaan yang tertulis : "Bagaimana perasaanmu setelah kurang lebih sebulan ini menjadi pasangan Jiyeon?"
Kyuhyun, terlihat sedang berpikir sejenak lalu senyum manis terlukis menghiasi wajah rupawannya.
"Hhmmm. Bagaimana harus menjelaskannya? Sebenarnya aku sangat senang karena bisa dipasangkan dengan Jiyeon. Pada episode-episode awal, aku merasa kami adalah sepasang kekasih yang masih berkencan, kami masih merasa ada jarak di antara kami sehingga kami tidak bisa mengekspresikan perasaan kami dengan baik. Seperti sepasang kekasih, kami pun masih merasakan rasa malu dan canggung apalagi di minggu-minggu pertama kami menjalani acara ini. Tapi, setelah menjalani proses pemotretan untuk pre-wedding minggu lalu, aku baru menyadari 'aahhh. Aku dan Jiyeon adalah sepasang suami-istri. Kami akan segera menikah.' Perasaan seperti itu. Menurutku, aku dan Jiyeon menjadi lebih dekat sejak pemotretan itu. Mungkin Jiyeon juga sudah menyadari posisi kami masing-masing. Semoga kami akan menjadi semakin dekat seiring waktu yang berjalan dan bisa mengekspresikan perasaan kami dengan lebih baik lagi agar bisa menampilkan potret pasangan suami-istri yang saling mencintai."

Tiba-tiba ada amplop berwarna biru langit disordorkan kepadanya.
"Apakah ini adalah misi?" Kyuhyun meraih amplop itu kemudian membukanya. Kyuhyun terlihat serius saat mulai membaca isi dari misi tersebut, tapi setelah selesai membacanya Kyuhyun malah tersenyum lebar.

"Apakah Jiyeon tahu mengenai hal ini?"
".............."
"Dia belum tahu? Algesseoyo. Tolong jangan beri tahu apapun padanya."
Di sudut kiri bawah layar TV, kembali muncul pertanyaan : "Apa misinya kali ini? bisakah kau membacakannya?"
"Misinya? Jwaesongeyo, sepertinya aku tidak bisa membacakannya. Ini akan menjadi kejutan bagi Jiyeon maupun para penonton."
"Jogiyo, kapan syutingnya akan dilaksanakan?" Kyuhyun Nampak sedang bertanya pada salah satu kru di ruangan kosong tempatnya selalu diwawancara.
"Besok? Aahh.. ne, algesseubnida. Mohon bantuannya." Kyuhyun kembali tersenyum menghadap kamera, sesaat kemudian layarnya menjadi gelap.

Keesokan paginya, Jiyeon tiba di apartemen KyuYeon yang berada tak jauh dari studio MBC. Yeoja itu mengenakan sweater tebal berwarna cream dan jeans ketat berwarna hitam.

"Oppa!" Jiyeon menyeruak dari balik pintu, dilihatnya Kyuhyun sedang memainkan PSP kesayangannya di sofa ruang tamu.
"Oh, kau sudah sampai. Bagaimana recordingnya? Apakah lancar?" Jiyeon menganggukkan kepalanya dengan antusias sambil tersenyum manis kemudian duduk di samping Kyuhyun.
"Ku dengar comeback kalian kali ini sukses. Chukahae~" Kyuhyun menepuk ringan bahu Jiyeon.
"Ne, aku sangat bersyukur dengan responnya. Eonnideul juga tidak menyangka comeback kami akan direspon sebaik ini."
"Wae? Kenapa kalian berpikir seperti itu?"
"Oppa~ Kau tahu kan, setelah scandal itu, kami mengalami masa sulit. Tapi, setelah merilis album baru ini aku bersyukur karena masih banyak orang yang menyayangi kami."
"Hhmmm. Seseorang akan menjadi dewasa setelah merasakan sakit."
"Eoh? Oppa, sepertinya aku pernah mendengar kata-kata ini." Kyuhyun terkekeh mendengar reaksi Jiyeon.
"Jeongmal?"
"Heeuummm. Aku lupa dimana."
"Ini adalah kata-kataku. Oppa pernah diwawancarai mengenai kecelakaan Oppa beberapa tahun lalu, dan itu adalah jawaban Oppa. Setiap manusia pernah mengalami kesulitan dalam hidup, kita hanya perlu melewatinya dengan baik, kemudian belajar dari rasa sakit itu."

Jiyeon terpaku menatap Kyuhyun yang menurutnya tampak keren saat menjelaskan dengan kalimat bijaknya. Sekali lagi, Jiyeon menemukan sisi lain seorang Cho Kyuhyun.
"Oppa~ Keren sekali."
"Jinjja? Oppa terlihat keren?"
"Aniya. Bukan Oppa, tapi kata-katamu." Jiyeon terkekeh menggoda Kyuhyun.
"Mwooo??" Kyuhyun melipat kedua tangannya di depan dadanya bak seorang bos yang tidak puas dengan pekerjaan pegawainya.
"Aniya Oppa, aku hanya bercanda. Oppa sangat keren!" Jiyeon pun mengacungkan jempol ke arah Kyuhyun sambil memamerkan senyum manisnya.
"Arasseo. Oppa akan memberikanmu hadiah."
"Hadiah? Untuk apa???"
"Heumm. Anggap saja ini hadiah untuk Jiyeon yang sudah menjadi dewasa setelah belajar dari rasa sakitnya. Kekekkekekkk"
"Ciihh. Benarkah ada hadiah semacam itu?" Jiyeon merasa Kyuhyun hanya bercanda dengan perkataannya. Mungkin saja Kyuhyun hanya meledeknya atau sengaja menggodanya dengan hadiah itu.
"Tentu saja! Ini adalah hadiah yang diinginkan semua yeoja di dunia ini." Kyuhyun meruncingkan matanya sambil tersenyum tipis menatap Jiyeon.
"Yang diinginkan semua yeoja??... Hmmm... NAMJA???!" Jiyeon meneriakkan jawabannya dengan yakin dan semangat.
"Mwo?? Jiyeon ah~ Kau kan sudah punya aku! Kenapa masih menginginkan namja lain???" Mata Kyuhyun membulat menatap Jiyeon, ekspresi wajahnya menggambarkan kecemburuannya dengan jelas.
"Ahh. Bukan begitu Oppa. Mianhae~ Aku hanya berpikir hal yang paling diinginkan semua yeoja adalah namja. Kekekkekekk. Mianhae Oppa~" Jiyeon meraih lengan Kyuhyun lalu bergelayut manja di lengan Kyuhyun. Namja itu pun luluh dengan aegyo menggemaskan Jiyeon.
"Oppa, apa kau cemburu?" Kyuhyun terlihat salah tingkah saat Jiyeon melontarkan pertanyaannya.
"A.. aniya..." Mendengar jawaban Kyuhyun, Jiyeon memutuskan untuk memasang raut kecewanya. Dia tahu Kyuhyun berbohong, Jiyeon jelas-jelas tahu kalau Kyuhyun merasa cemburu tapi kali ini Jiyeon hanya ingin mengerjai Kyuhyun.
Melihat ekspresi Jiyeon yang tiba-tiba berubah, Kyuhyun pun berusaha membujuk Jiyeon.
"Ya ya ya.. Oppa bohong padamu. Sebenarnya,, Oppa,, merasa cemburu."
"Jeongmal?" Jiyeon berusaha menahan tawanya yang hampir saja meledak saat Kyuhyun akhirnya mengaku. Jiyeon merasa puas dan bahagia setelah Kyuhyun mengutarakan perasaannya yang sebenarnya.
"Geurae. Namja mana yang tidak cemburu kalau pasangannya menginginkan namja lain."
"Aku tidak bermaksud seperti itu Oppa~"
"Ara.." Kyuhyun menyunggingkan senyum khasnya yang sudah sangat dihafal Jiyeon. Senyum Kyuhyun mampu membuat detak jantungnya tak beraturan.
"Jadi, Oppa, apa hadiahmu itu?"
"Aahh. Oppa hampir lupa. Kajja." Kyuhyun meraih tangan Jiyeon dan membantunya berdiri dari sofa empuk yang didudukinya.
"Eodiga???" Raut kebingungan Nampak di wajah Jiyeon.
"Hadiahnya tidak ada di sini tapi di tempat lain. Hadiahnya terlalu besar. Kajja~" binar kebahagiaan terpancar dari mata Jiyeon. Dia sangat penasaran dan antusias dengan hadiah yang dimaksud Kyuhyun.
(AUTHOR POV END)



We Got Married (KyuYeon Couple)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang