3. Embarrassing

20 2 1
                                    

Jia sedang berada dikamarnya saat ini.Ia sedang merenungkan apakah yang ia lakukan terhadap Yeonjun sudah benar?Atau malah akan menambah masalah?.Karena sebelumnya ia tidak pernah berani bertindak seperti itu kepada orang lain,namun entahlah tiba-tiba muncul sebuah keberanian jika berhadapan dengan Yeonjun dan ia juga menganggap Yeonjun adalah benalu karena terus-terusan menganggu ketenangannya.

Benar-benar Jia telah salah menilai Yeonjun.Ia menepis jauh-jauh penilaiannya terhadap Yeonjun saat Jia pertama kali melihatnya.

Tunngu,kenapa bisa-bisanya ia memikirkan si murid baru yang menyebalkan itu.Jia menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sepertinya otak Jia sudah tidak sinkron,buku sedang ada dihadapannya namun ia malah tidak belajar sama sekali.

Saat ia hendak membuka buku,tiba-tiba ada suara ketukan pintu kamar,Jia sudah tau pasti jika itu adalah ibunya karena mereka memang hanya tinggal berdua saja.Ayahnya entah pergi kemana,karena sejak Jia menginjak umur 5 tahun,ayahnya sudah tidak ada kabar,sampai sekarang.

"Masuk saja bu."

Pintu kamar pun terbuka dan menampilkan sosok wanita paruh baya yang sedang membawa segelas susu sambil tersenyum.Jia yang melihatnya pun ikut tersenyum lalu mempersilahkan sang ibu duduk disampingnya.

"Jangan terlalu memaksakan diri untuk belajar nak,seharusnya kau tidur.Anak ibu ini kan sudah cerdas."Ucap ibu Jia sambil mengelus lembut kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.

Sosok ibu idaman.Jia beruntung memilikinya.

"Tapi aku harus tetap belajar bu." Padahal daritadi aku tidak belajar..

"Simpan bukumu itu dan minumlah segelas susu yang ibu bawakan,lalu pergi tidur.Tidak boleh membantah."

"Iya bu iyaaa." Jawab Jia.

"Baiklah ibu kembali ke kamar.Ingat,minum susunya dan jangan tidur terlalu malam." Ucap ibu Jia sambil berjalan keluar kamar.

"Iya bu astaga,cerewet sekali." Gumam Jia saat dirasa ibunya sudah jauh dari kamar.

Jia mengintip untuk memastikan jika ibunya sudah jauh dari kamar.Ia bernafas lega lalu kembali menutup pintu dengan perlahan.

"Huh..untung saja ibu tidak datang saat aku melamun tadi.Bisa-bisa aku diintrogasi semalaman."

Jia menuruti nasihat ibunya.Setelah meminum susu ia langsung mencari posisi nyaman di kasurnya.Bahkan tak perlu dicari,duduk sebentar pun kasurnya sudah membuat Jia merasa nyaman dan membuat ingin berlama-lama disana.

Apakah itu kasur magnet?

...

Dilain tempat ada Yeonjun yang sedang gelisah,ia sedang memikirkan bagaimana cara agar bisa dekat dengan si anak kacamata.Tentunya kita sudah mengetahui siapa dia.Yeonjun hanya ingin membuktikan kepada Taehyun bahwa ia bisa mendekati Jia dengan mudah.

Ya..meskipun pada kenyataannya sangat sangat sulit karena pertama,Jia adalah orang yang pendiam.Kedua,Jia sudah tidak menyukainya dari awal.Dan yang terakhir,Yeonjun itu sebenarnya ragu karena ia adalah teman dekat Taehyun.

Tunggu,kenapa juga ia ingin medekati gadis itu? Kalau hanya untuk membuktikan pada Taehyun rasanya alasannya kurang tepat saja.Karena keinginannya untuk mendekati Jia itu sangat menggebu,bukan hanya sekedar ingin memperlihatkan kehebatannya pada Taehyun semata.Sebab dalam hatinya,Yeonjun memang penasaran dengan Jia,entahlah ia tidak tahu apa alasannya.Yang paling aneh adalah karena Yeonjun baru merasakan ini pertama kali seumur hidup.

Apakah..ia sedang jatuh cinta?Tapi kenapa bisa hanya dalam hitungan hari?.
"ARGHHH." Ia mengacak-ngacak rambutnya.Kepala Yeonjun ingin meledak rasanya. Atau kalau bisa,ia ingin mencabutnya saja.Namun jika dicabutkan tidak lucu,nanti ia diberitakan tewas dengan mencabut kepala sendiri karena memikirkan seorang gadis berkacamata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Promise (최 연준)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang