panutan

31 4 1
                                    

.
.

"sepertinya hari ini kau cukup sibuk hmm" ucap seorang pria dengan tangan kanan hendak membuka pintu mobil.

seulas senyuman terukir dibibir gadis yang kini ada disampingnya

"kajja chuu.." serunya seraya mengecup ringan bibir kekasih yang ada disampingnya

sebelah tangan pria itu terus menggenggam tangan gadis yang tak lain adalah kekasihnya dengan satu tangan lagi sibuk memegang setir mobil, sampai disebuah rumah yang lumayan besar berhasil menghentikan kegiatan tersebut.

"kau tak ingin mampir?" tanya gadis bersurai hitam seraya memberikan kecupan ringan lagi pada kekasihnya

"ah baiklah kau pasti sangat sibuk"

"terimakasih mau mengantarku.." seutas senyuman mengembang dibibir wanita itu dengan tangan yang terus melambai kearah mobil yang mulai menjauh

.
.

"menjauhlah.."

"kau ini mengganggu sekali"

"aish yeriii maskerku retak sialan" suara teriakan terus menggema didalam sebuah bangunan yang lumayan besar dan mewah

"hahaa.." yeri tak bisa menahan tawanya saat melihat saudaranya begitu kesal kepadanya, ya walaupun terlihat menyeramkan tapi bagi yeri itu sangat menghibur walaupun dia tau akibatnya bakal buruk.

"astaga tidak bisakah kalian diam"

"kalian membuatku pusing tiap hari"

"kalian pikir aku ini seorang pengasuh yang harus selalu mengawasi kalian huh" gerutu seorang wanita bermata sipit seraya melempar beberapa bantal kecil yang ada disofa ke arah adik-adiknya yang selalu bertengkar.

"aku pulang.."

sebuah suara dari arah pintu depan menghentikan kegiatan mereka yang sedang asik mengomel dan beberapa saat kemudian senyuman cerah dan teriakan bahagia menggema didalam rumah tersebut

" eonnieeee.."

"irene-unnie hwaaa"

"akhirnya kau pulang juga, aku hampir gila tiap hari menghadapi mereka" ucap gadis berponi dan bermata sipit dengan tangan menunjuk kearah dua wanita yang sedang duduk disofa

"ah seulgi syukurlah kau bisa diandalkan"

.
.

Irene anak tertua dikeluarga ini dan juga gadis yang paling banyak diminati oleh anak-anak muda di sekitar koplek rumahnya baik pria ataupun wanita

Bagaimana tidak, dia memiliki wajah yang sangat indah dengan kulit yang begitu putih seperti susu.

Belum lagi kepribadiannya yang hangat, yah walaupun kadang orang baru akan menganggap dia sangat angkuh dan berhati dingin.

Tapi disisi lain Irene adalah orang yang penyayang terutama kepada adik-adiknya dan juga seseorang yang mandiri dan pekerja keras.

Karena ia selalu disibukan dengan jadwal pemotretan dan mengurus sebuah toko kue yang lumayan terkenal dikota ini.

Irene memilih untuk tinggal sendiri disebuah apatermen dipusat kota seoul.

.
.

Pagi ini tidak terlalu berisik seperti biasanya, mungkin bisa dibilang lebih hangat.

Yeri, joy dan seulgi duduk di meja makan sementara Irene sibuk mempersiapkan makanan didapur.

"unniee ayolah kita makan"

"Sebentar sosisnya masih belum matang"

"yeri diamlah"

yeri menatap sinis orang yang ada disebrang meja makan.

"sudah cukup aku ingin sarapan bukan mau melihat kau dan joy bertengkar"

.
.

"nah yeri ini bekalmu, aku akan menjemputmu saat pulang nanti ok"

gadis cantik bersurai panjang itu tersenyum manis seraya meberikan sebuah kotak bekal kepada adiknya

"woooahh bukankah itu irene noona?"

tanya seorang siswa seraya mengarahkan jari telunjuknya kearah depan gerbang sekolah.

dan sukses membuat siswa maupun siswi lain mengikuti arah telunjuknya

"mana?"

"mana"

"wahh kau benar dia semakin cantik saja"

"aku sangat iri pada yeri"

"yah kau benar huhu"

.
..

Yeri menjatuhkan tubuhnya pada sebuah kursi dan menenggelamkan wajahnya diantara ransel hitamnya.

"heiii yeriiim"

sebuah rangkulan terasa dipundak gadis itu dengan sedikit kesal ia mendongkakkan wajahnya.

"jangan ganggu aku saeron"

"astaga kau ini"

mengambil alih kursi yang ada didepan gadis yang masih memasang wajah lesu itu dan mulai melepaskan rangkulannya.

"hei apa-apaan wajahmu itu"

"kudengar Unniemu sudah pulang" tanya saeron dengan kedua tangan yang menopang dagunya dan senyuman aneh.

Hanya anggukkan kecil yang ia terima dari sahabat dekatnya itu.

"ah sayang sekali aku tidak bertemu dengannya" ucapnya lesu

"dan berhentilah memasang wajah jelekmu itu yeriiimmm"

Tepat pada jam istirahan semua siswa dan siswi berhambur ke arah kantin, topik hangat kali ini tentu saja tentang seorang gadis cantik yang mereka lihat pagi ini.

Dan itu juga salah satu alasan gadis berambut sebahu ini malah melimpir kearah lain, ya tentu saja rooftop

.
"apa yang kau bawa"

sesosok siswa yang berdiri dekat pagar pembatas mulai mendekatinya

"kau mau?" tawarnya

"kau yakin"

"ambil saja aku sudah kenyang"

siswa itu meraih kotak bekal yang disodorkan siswi itu

"jangan bohong yeri, ini " pria itu memberikan sebatang coklat kepada yeri

Yeri tersenyum bahagia saat diberi sebatang coklat, tentu saja ini baru kesukaan yeri dibanding bekal yang kakaknya buat hanya berisi roti,sayuran dan buah.

"ada apa?" tanya siswa itu disela-sela kunyahannya

yeri menatap pria yang kini tengah duduk disampingnya dengan memakan bekalnya begitu lahap.

"kudengar kakakmu pulang"

"kau pasti senang"

"Wahhh semangka" perkataan pria itu terpotong saat melihat dibagian kotak bekal itu terdapat potonga buah berwarna merah.

Yeri hampir tak bisa menahan tawanya saat melihat ekspresi terkejut bercampur senang dari laki-laki yang ada disampingnya

'dia tak pernah berubah'  pikir gadis itu

.
.
.
.
.

TBC........

apa-apaan ini woyy udah gitu doang mana ga jelas😭

😄😄

silahkan lempar aku dengan sejuta kerinduan kalian kak😁

pokoknya mianhaeyo lah urg ge ga tau ini cerita cem maneuu..

#kaburr dulu sebelummm diamuk masaaa 🏃😂😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Original VisualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang