Mimpi itu kembali membuatku terbangun dari tidurku. Tapi kali ini aku tidak merasa takut lagi dengan mimpi itu. Aku pikir yang vernon katakan itu benar. Aku saja yang terlalu berlebihan menanggapi waktu pertamakali mimpi itu muncul.
Tapi apa yang membuat vernon yakin jika aku memiliki sifat yang menjadi kriteria pemilik axton? Aku tidak yakin jika aku adalah orang yang pemberani. Yang bisa ku lakukan hanyalah melawan semua murid laki-laki yang menggaguku. Apa itu yang di sebut pemberani? Jika tanggung jawab..., mungkin aku memilikinya. Karena dikelas aku adalah ketua kelas. Tapi tetap saja, mereka semua memilihku menjadi ketua kelas karena aku bisa melawan semua murid laki-laki yang menggangguku.
Mimpi itu seperti tau dengan waktu. Ia membangunkan ku tepat pada waktunya. Setelah sarapan dan menyiapkan semua keperluan untuk pelajaran di sekolah hari ini, aku berangkat ke sekolah. Seperti biasanya, aku berangkat bersama semua saudaraku. Hari ini aku sedikit merasa lebih tenang. Tentu saja itu karena semua perkataan vernon yang terasa seperti alunan musik biola yang membuat semua orang yang mendengarnya menjadi nyaman.
Hari ini kami akan belajar biologi. Tapi barusan aku mendapat berita jika gurunya tidak masuk. Semua murid bersorak gembira mendengar berita itu. Anehnya aku malah merasa kecewa. Karena semua siswi di kelasku langsung mengerubungi Eric. Sebenarnya itu tidak masalah untuk ku. Tapi aku merasa sedikit risih karena kami sebanggku. Semua siswi sangat berisik, tidak ada yang mau mengalah. Saling berdesakkan membuat nafasku menjadi sesak.
Aku masih tidak mengerti dengan jalan pemikiran semua teman ku. Apa yang membuat semuanya begitu tertarik dengan eric. Aku akui dia tampan. Tapi jika melihat sifatnya, itu membuat ku merasa takut. Terkadang dia baik kepada ku, dia tersenyum kepadaku. Tapi di lain waktu ia cuek kepadaku, dan selalu memasang wajah.... entah lah aku sendiri tidak yakin itu ekspresi apa. Ia seperti tersenyum sinis kepadaku.
lima menit, sepuluh menit aku masih bisa bersabar. Tapi mereka sudah seperti ini sejak setengah jam yang lalu. Aku tidak bisa bersabar lagi. Aku memutuskan untuk keluar dari kelas. Mencari udara yang tidak bisa ku dapatkan di dalam kelas. Baru saja aku berdiri dari bangku ku, semua orang langsung berebut untuk mendapatkan bangku yang tadi ku duduki.
"Zoey, mau kemana?" Hanny bertanya penasaran. Aku sudah menduga ia akan berbicara seperti itu. Karena hanny itu sangat penurut. Kemanapun aku pergi ia pasti akan mengikuti ku.
" Aku ikut..., Zoey tunggu aku." Hanny berlari ke arah ku.
"Hanny, Zoey... boleh aku ikut?" Harry sepertinya juga tidak tahan dengan semua siswi yang berada di belakangnya. Kami hanya diam tidak membalas perkataan Harry. Tapi Harry tetap pergi mengikuti kami dari belakang.
Kami berjalan menuju taman sekolah dan duduk di sebuah bangku di bawah pohon besar. Kami memang biasa menghabiskan waktu disana jika istirahat. Tempatnya sangat nyaman dan membuat semua orang mengantuk karena hembusan angin sepoi-sepoi. Seperti terkena hipnotis.
"Zoey, boleh aku bertanya sesuatu ?" Hanny memulai percakapan memecah keheningan yang sedari tadi terjadi.
"Hm... tentu. Ada apa?" aku tersenyum menatap hanny.
"Ada apa dengan mu kemarin?" suara Hanny terbata-bata. Ia seperti ragu mengatakannya. Sepertinya ia takut akan menyinggung perasaanku. Mungkin ia tahu jika kemarin sifatku sangat aneh. Aku sendiri juga mengakuinya.
"Benar, ada apa dengan mu kemarin." Harry ikut berbicara. Tapi tidak seperti Hanny yang mengucapkannya dengan terbata-bata, Harry malah mengucapkannya dengan santai. Dia ini tidak tau atau tidak peka sih? Tanya ku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
AXTON
FantasyApakah kalian percaya jika bumi bukan lah satu-satunya dunia dimana manusia bisa hidup di dalamnya? Apakah kalian percaya jika dunia ini tidak sesederhana yang kalian pikirkan? Apakah kalian percaya jika ada dunia lain dengan sejuta misteri didalam...