Dear Pain

33 17 1
                                    

Terina kasih telah hadir dalam hidupku, membakar mataku hingga airnya jatuh berlinang di pipiku.
kadang aku ingin berteriak dalam kepalaku "diam !", karena setiap suara di kepalaku datang untuk menghakimiku seolah-olah akulah yang paling salah disini.

Kadang aku mengakui bahwa apa yang dikatakan suara-suara itu benar adanya, namun selalu saja aku menangis. Apakah itu wajar? ataukah memang benar diriku ini lemah karena sangat mudah kesakitan dan menyerah.

Aku tak bisa berkata lebih karena rasanya perkataanku adalah pedang yang akan membuat diriku dan orang disekitarku tersakiti.

Entah apa yang menjadi takdirku di kemudian hari.

Ku mohon jangan menangis hanya karena orang bodoh yang sok puitis sepertiku.

PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang