Matahari belum muncul tetapi Irene sudah sibuk mondar-mandir di apartment-nya. Dilihatnya jam di dinding closet menunjukan jam 5 pagi, Irene terlihat sedang memilih baju untuk ia kenakan pagi ini "Ya ampun, ini masih jam 5 pagi dan aku harus sudah siap-siap. my eyes so heavy" ia menghela nafas dan mengambil kaos berwana putih yang kemudian mempadupadan-kan dengan celana jeans berwarna biru.
"Okay, hari ini harus semangat walaupun kalau dilihat sih sungguh sangat pagi jam penerbangan hari ini" Kata Irene sambil merapikan rambutnya setelah ia selesai menggunakan make-up yang terlihat natural.커지는 heart b-b-beat 🎶
Handphone Irene berdering dalam waktu singkat ia sudah mengangkat telepon-nya "Ya Sam?" Irene menjawab dengan nada biasa.
"Miss. Bae, aku sudah didepan apartment-mu, jadi cepatlah turun karena flight dan meeting tidak bisa menunggu. Kopermu juga sudah ada di mobil dari kemarin sore, jadi cepatlah!" Belum sempat menjawab Sam, manager Irene menutup teleponnya dengan cepat. Irene terkekeh mendengar celotehan manager-nya itu. Ia-pun segera membawa jaket jeans warna biru senada dengan celananya dan memakai sneakers warna putih sebelum keluar dari apartment. Irene menghampiri Sam dan langsung memasuki mobil manager-nya itu. "Sam! Let's goooo" Irene tertawa sambil melihat muka masam Sam yang akan membawa mereka ke bandara.Sesampainya di bandara Sam mencarikan tempat duduk untuk Irene "Rene, here" Irene mengangguk dan menduduki kursi kosong tersebut. Sambil menunggu check-in Irene memejamkan mata sambil mendengarkan lagu dari playlist handphone-nya tak sadar Sam pergi, sesosok lelaki-pun duduk di sebelah Irene dengan muka lelah dan mengantuk seolah dia tidak acuh dengan keadaan sekitar.
••
"Hey Mino" Aru menepuk lengan-nya beberapa kali tetapi Mino tidak bergeming. Sambil menghela nafas Aru sekali lagi menepuk lengan Mino lumayan keras "Song Mino!!" Mino-pun terbangun dengan eksperesi kaget sambil mengelus-elus dadanya "Aru!" sambil merajuk Mino memukul lengan kakaknya.
Mino baru saja tertidur jam 3 pagi setelah ia terjaga semalaman menyelesaikan lukisannya untuk disimpan di cafe yang akan segera ia buka dalam waktu dekat ini. Mino melihat jam dinding di kamarnya dan menunjuk-kan jam 5 pagi ia langsung melompat dari tempat tidurnya dan berlari ke kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap. Aru hanya tertawa melihat kelakuan adiknya.
"Hampir saja aku terlambat" kata Mino yang membetulkan kemejanya sambil keluar dari closet miliknya.
"Maka dari itu aku membangunkan-mu. Ayo, penerbangan tidak bisa menunggu!" Aru keluar dari rumah sementara Mino mengikutinya dari belakang.Mino dan Aru sudah memasuki area bandara, Mino mencari tempat duduk sementara Aru membelikan kopi untuk keduanya. "Disini saja, disini aku sangat lelah dan mengantuk" tak menghiraukan keadaan sekitar Mino-pun menemukan tempat duduk kosong, ia duduk dan meletakkan koper didepannya, tepat disampingnya adalah sesosok wanita yang membuat Mino terdiam untuk sementara waktu sebelum akhirnya ia memutuskan untuk membungkuk-kan diri ke kopernya dan memejamkan matanya menunggu Aru datang dan check-in. Sambil memejamkan matanya, wanita itu mengusik pikirannya, ia-pun bertanya-tanya Siapa wanita yang duduk disampingnya?
-to be continued-
ps: hello! this is my first time writing and publishing it in here, i'm so sorry if my writing style is old-fashion but i will do better & improve my writing skills. and good news is i already have a draft for the next chapter! so if you like this story please keep on reading. thank you for your visit & support 🤞🏻
love,
T 💋
YOU ARE READING
Petrichor
FanfictionThe love that blossomed on the rainy weather and willing to drenched themselves in the rain because they love the Petrichor. Petrichor /'pętrīkôr/ n. a pleasant smell that frequently accompanies the first rain after long period of warm, dry weather