Holaa, bagaimana kabar kalian? Maaf baru up challengenya.
Happy Reading ....
~><~
"Dia bakal bunuh kamu tepat pada .... " Aku menatap Martin dengan penasaran. Sesekali aku menelan salivaku. Lalu di kagetkan dengan cengkraman Via yang begitu kencang tapi rasa sakit itu lebih kecil dari pada rasa penasaranku.
"Besok, jam 12 saat pulang sekolah." Aku terdiam beberapa saat sekedar mencerna apa yang dikatakan Martin barusan.
"A-apa?" tanyaku gugup.
"Pembunuhannya akan terjadi saat siang hari. Berlawanan dengan waktu dimana surat itu dikirimkan." Aku menunduk, tanganku bergetar tak karuan.
"Aku bakal artiin puisi ini sekarang menurut prediksiku," ujar Martin. Aku dan Via hanya mengangguk menyetujui. Hm, apakah si peneror itu benar-benar ingin membunuhku?
"Kala batang hari menjeru
Kupetik intinpatimu
Mengalun indah suaramu
Nafasmu berhembus memburu.""Bait pertama ... batang hari menjeru berarti di siang hari. Kupetik intipatinu ... berarti dia bakal bunuh kamu di saat itu. Mengalun indah suaramu ... artinya dia menikmati suara jeritan kesakitan kamu. Nafasmu berhembus memburu ... artinya kamu udah mau mati," jelas Martin membuatku tercengang.
"Kau adalah senja, dan aku adalah langit
Pertarungan antara rasamu sangat sengit
Rasa mencekik mulai bangkit
Terpaksa akan ku tenggelamkan kau dari langit.""Kau adalah senja dan aku adalah langit ya berarti kalian itu bisa dibilang sepasang kekasih cuman gak kesampean. Pertarungan rasamu sangat sengit artinya kamu lebih penasaran sama dia dari pada cari aman. Rasa mencekik mulai bangkit ... berarti rasa ingin membunuhnya telah bangkit karena dia kesel sama kamu. Terpaksa akan kutenggelamkan kau dari langit ... artinya dia terpaksa bakal bunuh kamu."
"Kau mencariku
Kau penasaran akanku
Kau ingin menghambat perbuatanku
Tetapi, sang jiwa akan padam sebagai kemunca kehidupanmu.""Arti dari bait terkahir ... karena kamu nakal cari tahu dia maka dari itu nyawa sebagai gantinya," ujarnya mengakhiri penjelasan. Aku terdiam melamun.
Mati ya?
"Aku udah punya rencana. Kebetulan om aku juga polisi! Kita bisa minta tolong sama dia," tawar Martin. Aku mendongak dengan mata berkaca-kaca.
"Makasih ya," ucapku terharu.
"Jadi ayo kita pergi kerumah om kamu, Tin," sela Via tak sabar. Martin mengangguk dan kami pun berlalu pergi meninggalkan koridor yang telah sepi itu.
***
"Jadi kalian ingin meminta bantuan saya?" Tanya pria berperawakan tegas itu.
"Iya, Om Abi. Bantuin temen Martin ya," ucap Martin memohon kepada om-nya itu. Deputi Abi-panggil saja dia deputi.
Aku dan Via ikut memohon pada Deputi Abi sehingga dapat kulihat ada raut tak enak di wajahnya.
"Hm, baiklah akan kubantu. Jadi ini tentang kasus pembunuhan di sekolah kalian ya?" Tanya Deputi Abi. Kami menghela nafas lega lalu menceritakan awal mula dimana aku mendapatkan puisi misterius itu pertama kali.
"Hm ... apa saja yang dilakukan si misterius itu?" tanya Deputi Abi serius. Aku menelan salivaku lalu mulai bercerita kembali.
"Sepertinya dia memasang kamera perekam di kamarku karena aku kerap mendengar suaranya dan dia kerap memanggilku degan embel-embel 'sweety'. Dia juga kerap mencampurkan bahasa inggris dan bahasa indonesia. Dia memakai nama samaran blue heart, dan kurasa dia menyukai warna biru," jelasku panjang dan lebar. Deputi Abi mengangguk lalu menatap kami satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Dibalik Puisi
Tajemnica / ThrillerAkhir-akhir ini sekolahku sedang marak akan adanya puisi misterius yang dibuat seorang yang tak jelas asal usulnya. Kalian jangan pernah berharap mendapatkan puisi itu ... karena jika tidak aku tak yakin hidup kalian akan bertahan lama. Sampai akhir...