[8] Three girls

230 106 91
                                    

Happy reading :).

Yang penasaran siapa seseorang yang melempar bola basket ke meandra baca yaa^^....

♥♥♥♥♥

"Kam-".

"Gue denger semuanya!" ucap Ano memotong ucapan perempuan itu. Dan perempuan terkejut sekaligus takut.

"Kenapa?" Ano menaikan sebelah alisnya dan tersenyum sinis.

"Gak gitu kok Ano, kita gak sengaja tadi serius deh." bela perempuan tersebut sembari mengangkat kedua jari telunjuk dan tengahnya membentuk huru V.

'Lo kira gue bego' ucap Ano dalam hati.

"Jadi gimana?" tanya Ano dengan menatap tajam perempuan didepannya.

"Gi..gimana maksudnya?" perempuan itu terlihat gugup sedangkan kedua temannya hanya menunduk takut.

"Lo! Mau minta maaf sama dia atau lo berusan sama gue. Luna Alena!" jari telunjuk Ano terarah di depan wajah Luna.

Setelah memperingati Luna Ano meninggalkan mereka bertiga.

"Hmm. Lun gimana? Lo mau minta maaf sama si cewe kampung itu?" tanya Sheila. Teman Luna yang berambut pirang.

"Dih ogah amat! Gue gak bakalan mau minta maaf sama tuh cewek!" ucap Luna yang sedang menggulung-gulungkan ujung rambutnya.

"Emangnya lo mau berusan sama Ano?" tanya Katya

"Yaa..yaa.. Ya enggaklah bisa habis gue sama Ano," Luna berjalan mendahului sheila dan meninggalkan toilet.

"Terus lo mau apa?" tanya Sheila kembali.

"Liat aja nanti." Luna menyunggingkan sebelah bibirnya.

"Liat apaan? Kok nanti sekarang aja atuh lun," ucap Katya.

Sungguh saat ini Luna dan sheila sangat geram dengan Katya yang otaknya Lola.


"Susah ya ngomong sama lo kat!" ucap Luna kesal dan menoyor kepala Katya.

"Udah deh kat! Mending lo nyimak aja," ucap Dheila memperingati.

Katya mengatupkan bibirnya dan menyimak pembicaraan keduanya.

"Bingung gue sama Ano dipelet kali ya tuh cowok sama cewek itu." tuduh Sheila.

"Heeh gak tau gue juga, bisa-bisanya ya Ano ngebelain cewek itu!," gerutu Luna

"Ihh gampang kalo gitu mah tinggal peletin balik aja! Nih kaya gini nih," katya menjulurkan lidahnya. Membuat sheila dan Luna geram.

"Lo tuh emang oon ya!, bikin gue darah tinggi" Luna menghentakan kaki kanannya. Dan meninggalkan Katya dan juga sheila.

Sheila mendorong kening katya menggunakan jari telunjuknya dan menatapanya geram. "Dasar lo Kat! Tulalit!" ucap Sheila.  Katya hanya menunjukkan wajah bingungnya.

"Emang nya gue salah ya," katya menaikkan kedua bola matanya seolah-olah berfikir keras.

  "Oh—," saat Katya ingin berbicara ternyata sheila juga sudah meninggalkan nya.

ANOMEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang