TERJEBAK (4)

18.5K 1.3K 99
                                    

Melebihi ekspektasi yang dipikirkannya selama ini, Dita malah merasakan euforia yang nyata.

Saat ini dia sedang mewujudkan mimpi yang mungkin dimiliki hampir semua wanita di seluruh dunia.

Menikah dan mengikat janji dengan pria pilihan hati. Mengaminkan semua doa yang dipanjatkan para tamu untuk kebahagiaannya bersama sang suami. Saling melempar senyum bahagia bersama sosok yang bersedia untuk membagi hidup bersamanya.

Senyum bahkan tak lekang sejak dirinya dirias untuk upacara sakral hari ini.

Tema pernikahan mereka adalah garden party di halaman luas rumah keluarga Subekti. Hingga memudahkan pasangan pengantin untuk berbaur dengan para tamu undangan dan keluarga besar.

Dita berkali-kali melirik ke arah Yudha, apabila mereka harus terpisah akibat desakan antusias para tamu dan keluarga.

Meskipun begitu, desah kasar sempat sering terhembus darinya pada bulan lalu. Dimulai ketika dia mendapati hasil dua garis di beberapa test pack yang sengaja disediakan Yudha di kamar mandi mereka.

Karena itu pula, jadwal pernikahan mereka dimajukan sebulan lebih cepat, karena para orang tua berembuk dan memaksa keduanya untuk bersegera.

Yudha sih senang-senang saja. Dita saja yang harus kelimpungan akibat gelisah dan sempat merasakab stres pra pernikahan. Terlebih harus menerima kenyataan kalau dia sedang berbadan dua.

Ketika pertama kali mengetahui sedang hamil, Dita sempat linglung dan juga insecure atas kemampuan dirinya untuk menjadi calon ibu. Tapi perlahan, kebahagiaan akan segera memiliki bayi mulai menguasainya. Begitu juga dengan Yudha.

Dita tidak dapat menahan air mata bahagia saat memeriksakan diri ke dokter kandungan. Orang tua Yudha bahkan ikut serta dalam pemeriksaan tersebut, hingga membuat heboh ruang praktik yang mereka datangi.

Ketika melihat bulatan kecil di layar yang menunjukkan wujud awal janinnya, Dita kehilangan kata-kata selama beberapa saat. Saling bergenggaman erat dengan Yudha yang juga ikut takjub sepertinya.

Akibat terlalu bahagia, orang tua Yudha sampai tidak menyadari kalau saat itu adalah pemeriksaan pertama untuk mereka. Padahal Yudha mengaku kalau telah lama mengetahui kehamilan Dita.

Namun di tengah kebahagiaan dan juga stres pra menikah, Dita seakan tetap merasakan kejanggalan di hatinya. Seperti ada sesuatu yang terlupakan olehnya namun tidak dapat diingat.

Dan benar saja, kejanggalan tersebut akhirnya terjawab juga pada hari pernikahan. Dalam wujud seseorang bernama Yudhis—kakak Yudha.

Dengan senyum menawannya, Yudhis menghampiri Dita saat Yudha tengah sibuk melayani para tamu dan koleganya.

"Selamat atas pernikahannya, Cantik."

Dita yang menganggap karakter Yudhis lebih menyenangkan dibanding suaminya, senang hati membalas senyum pria itu. Dita juga menerima segelas minuman buah yang ditawarkan pria itu untuknya.

"Makasih, Mas. Semoga Mas cepat menyusul, ya."

Yudhis yang mendengar doa Dita hanya tertawa ringan sambil menggelengkan kepala. Seakan baru saja mendengar lelucon.

"Maaf ya, Mas. Kami malah melangkahi Mas, seharusnya kan...." Dita ragu melanjutkan kalimatnya, takut menyinggung pria itu.

Dia ingat cerita Yudha terkait kegagalan pernikahan Yudhis tahun lalu. Mungkin topik ini sedikit sensitif untuk kakak iparnya.

Tapi Yudhis malah terkekeh. "Nggak masalah kalian duluan. Tapi maaf aja ya, kayaknya aku nggak bakal mengaminkan doa kamu tadi. Aku belum tertarik untuk hidup terikat. Nggak pernah terpikir di kepalaku buat married cepat. Kebebasan masih terlalu menggiurkan buatku, Dit."

TERJEBAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang