L Story (2)

10 0 0
                                    

"Ryan, kau bercanda bukan?" Tanya Lily sambil menahan air mata, tidak mau membuat sahabatnya itu memandang rendah dirinya. Lilo mengusap punggung Lily tenang melihat kembarnya berusaha menahan air mata yang keluar.

"Apa mukaku terlihat bercanda Lil?" Ujar Ryan diselingi tertawa kecil berharap Lily terhibur, namun usahanya gagal, "Maafkan aku, aku tidak bisa membantah perintah Ayah."

"Jadi, ini saatnya kau pergi," Ucap Lily sambil tertawa kecil tapi air matanya berhasil melewati pertahanan gadis itu, "Meninggalkanku, benar bukan?"

"Kau tidak selamanya harus bersamaku, Lil. Ada saatnya kau perlu bergaul dengan teman lain," Ucap Ryan logis, "Itu saja yang ingin ku sampaikan, ini biskuitnya, silahkan kalian berdua keluar dari kedaiku," Usir Ryan sambil membuka tirai sebagai penghalang antara pegawai dan pengunjung, Lily dan Lilo keluar sambil membawa biskuit.

Lilo menyalakan mobilnya dan mereka berdua masuk. Lily berdiam sebentar menghadap depan. Lilo kasihan melihat Lily, ia mengelus punggung Lily dengan sayang.

"It's okay, Lil. Ada aku disini," Ucap Lilo tenang, simpati melihat sahabat satu satunya gadis tersebut pergi.

"INI BUKAN TENTANGMU SAJA, LILO!" Teriak Lily menghadap kembarannya itu dengan tatapan marah, "INI TENTANG RYAN, EMMA DAN ANGGIE! Aku tidak pernah bisa menahan mereka pergi."

"Ya, kau benar. Mereka meninggalkan kita, tapi jika menyangkut takdir mereka, apa kau tetap melakukan hal gila?"

"Bagaimana jika kau dihadapkan dua pilihan, pergi tanpa resiko dan meninggalkan hal kesayanganmu atau tetap tinggal walaupun resiko lebih banyak?" Tanya Lily dengan tubuh yang gemetar menunggu jawaban dari Lilo.

Namun, Lilo terpaksa mengalah kepada Lily dengan tidak menjawabnya. Dia pun sama halnya bingung dengan dua pilihan, mengapa harus ada dua pilihan dari segala kemungkinan yang ada?

"Lihat kan? Kau tidak bisa menjawabnya," Ucap Lily lalu menyenderkan kepalanya ke kaca dan memejamkan matanya, "Kau tidak pernah bisa mengerti situasi aku."

"Lalu aku harus apa? Memutar kembali waktu semula sebelum mereka pergi dan kau akan melakukan cara agar mereka tidak hilang di kehidupanmu? Begitu?!" Bentak Lilo sudah muak dengan keluh kesal kembarnya, bukan ia tidak mengerti situasi Lily tapi lelaki itu masih sadar apa yang ia perbuat akan ada akibatnya.

"Jika itu satu satunya cara, akan aku lakukan," Ucap mantap Lily.

"Otakmu terbuat dari apa? Kenapa kau nekat sekali? Apa kau siap dengan akibatnya?" Lilo tidak mengerti isi kepala gadis itu, ia tahu Lily tidak akan siap dengan konsekuensi yang akan gadis itu terima, "Jika kau putar waktu kembali dan mengorbankan mami dan daddy, apa kau siap?"

"Kenapa harus ada kata 'jika aku, jika kau, jika dia' disaat aku ingin melakukan sesuatu," Ucap Lily sedikit memberontak dengan memukul dashboard.

"Karena kau tidak peduli akibatnya yang kau perbuat, kau hanya memperdulikan dirimu sendiri," Tajam Lilo lalu menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan rumah Ryan, "Dan kau juga tidak mengerti situasiku saat Emma meninggal. Aku harus menenangkan mami dan Daddy, menahan Anggie pergi, dan kau menangis berhari hari di kamar. Omonganmu berbanding balik dengan sikapmu."

Lily terbungkam mendengar ucapan Lilo, gadis itu merasa bersalah juga karena tidak membantu Lilo mengurus masalah setelah Emma meninggal. Gadis itu hanya memperdulikan perasaannya saja, tidak mengerti kerabat yang lain pasti merasai apa yang ia rasa, bahkan lebih.

"I'm sorry."

"Minta maaf dengan jelas," Ucap Lilo menghadap ke jalanan depan, tidak beralih menghadap ke Lily.

Story Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang