Our Self

10 1 3
                                    

Lagi, lagi, lagi, dan lagi.

Gadis itu harus menerima teriakan dan makian setiap hari.

Kadang ia berpikir, mengapa ia dilahirkan kalau tujuannya hanya untuk disakiti?

Pria yang ber-status sebagai kekasih-nya itu menjambak dan menamparinya. Namun Gadis yang bernama lengkap Aruna Xania itu tidak pernah melawan.

Karna ia tahu itu tidak akan ada guna-nya.

Handphone Aruna berbunyi, dan ia mengangkat tanpa memperdulikan kekasih-nya yang sedang melontarkan makian padanya.

"Hei, aku masih berbicara padamu pelacur sialan!!" Marah kekasih Aruna. Aruna tidak memperdulikannya dan mengangkat telepon dari Anastasya, temannya.

"Halo? Anastasya? Ada apa?" Tanya Aruna.

"ARUNA! ANDREA.....ANDREA!!!" Teriak Anastasya panik.

"Apa?! Ada apa dengannya?!" Teriak Aruna yang ikutan panik.

"KUMOHON CEPATLAH KESINI! AKU SUDAH MEMANGGIL POLISI DAN AMBULANS! CEPATTT!!!!" Teriak Anastasya lagi.

Aruna mematikan teleponnya, dan tanpa basa-basi lagi, ia meninggalkan kekasih-nya yang masih dalam keadaan emosi, tidak peduli apa yang akan dilakukan kekasih-nya padanya, saat ini, yang ada dalam pikirannya hanyalah Andrea.

FLASHBACK ON

10 menit sebelumnya......

TOK TOK TOK! Anastasya mengetuk pintu rumah Andrea untuk menjemputnya ke sekolah, namun, sudah berkali-kali Gadis itu mengetuk pintu-nya tetap tidak ada jawaban.

Anastasya mulai curiga. Ia memberanikan diri dan membuka pintu rumah Andrea.

"Andrea.....?" Panggil Anastasya, ia hampir berteriak saat melihat mayat Ayah Andrea yang sudah mengeras.

"ANDREA!!" Teriak Anastasya. Ia berlari ke kamar Andrea lalu membuka pintunya, dan ia terduduk lemas saat melihat mayat Andrea yang lehernya tergantung tali yang terikat kencang.

Anastasya berteriak histeris. Tanpa pikir panjang, ia segera menelepon polisi dan ambulans, lalu ia menelepon teman dekat-nya dan Andrea, Aruna.

FLASHBACK OFF

Polisi dan ambulans datang ke TKP, orang-orang lewat penasaran ingin melihat apa yang terjadi.

"Kalian siapa-nya gadis ini?" Tanya Polisi Jack pada Aruna dan Anastasya.

"Kami teman dekat Andrea!" Jawab Aruna yang sedang menenangkan Anastasya yang masih shock.

"Kapan anda menemukannya?" Tanya Jack pada Anastasya.

"Se-sekitar jam 7 kurang tadi, aku ma-mau menjemput Andrea untuk berangkat sekolah bersama! Aku sudah mengetuk pintu rumah-nya berkali-kali namun tidak ada jawaban, akhirnya karna tidak ada jawaban, a-aku terpaksa untuk...hiks! Untuk masuk ke dalam! Dan aku kaget saat melihat Ayah-nya yang sudah tergeletak seperti itu, dan dia juga dalam keadaan lehernya diikat seperti itu!" Jelas Anastasya panjang lebar.

"Pak! Berdasarkan penelitian kami, Gadis ini membunuh Ayah-nya sendiri dengan pisau yang tertancap di dada Ayah-nya! Lalu setelah itu, ia membunuh diri-nya sendiri dengan menggantung diri! Dan, kami menemukan kalau Gadis ini adalah korban kekerasan dan pelecehan dari Ayah-nya. Kami menemukan kalau baju sang Gadis sedikit terbuka, dan mungkin saja Sang Gadis membunuh Ayah-nya untuk perlindungan diri!" Lapor salah seorang bawahan Jack.

Anastasya makin shock dan hampir tumbang, untung saja Aruna dengan kuat menahan-nya.

"Huft....sungguh disayangkan. Baiklah, tutup kasus ini dan bawa mayat mereka ke Rumah Sakit!" Pinta Jack.

"Dan untukmu, terima kasih. Kalau kau tidak datang, mungkin mereka tidak akan ditemukan." Ujar Jack pada Anastasya.

Anastasya tidak menjawab, bahkan mengangguk pun tidak.

"Hah.....sudahlah, Tuhan menyayangi teman kalian. Karna itu ia lebih dulu dipanggil oleh-Nya. Jangan sedih." Ujar Jack, ia pun pergi meninggalkan Anastasya dan Aruna.

"Ayo ke Rumah Sakit, aku akan mengurus pemakaman Andrea." Ajak Aruna.

Our Point Of ViewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang