Viona namanya. Seorang Gadis yang cantik parasnya, merupakan salah satu Gadis ter-populer di Trinity School.
Namun, hati-nya tidak secantik wajah-nya.
Viona sangat suka mengejek dan merendahkan anak-anak yang tidak secantik dan sekaya diri-nya. Kepintaran Viona juga membuat-nya menjadi semakin besar kepala.
Karna kecantikan dan kekayaan-nya, banyak laki-laki yang tunduk padanya. Tidak jarang juga yang ditolak oleh Viona karna Viona merasa mereka tidak selevel dengan Viona.
Yah, Sang Ratu harus berpasangan dengan sang Raja bukan?
*********
"Oh ya ampun, nilai-mu benar-benar jelek!" Ejek Viona pada Anastasya.
Anastasya diam, tidak menjawab mau pun menatap Viona.
"Ah, aku dengar, Andrea membunuh dirinya sendiri ya? Kasihan! Pasti Iman-nya sangat lemah, coba saja kalau ia sering berdoa, pasti tidak akan begini jadinya!" Sambung Viona.
Anastasya membulatkan matanya dan bangkit berdiri sembari menarik kerah seragam Viona.
"JAGA UCAPANMU, SIALAN! COBA KAU LIHAT DARI SUDUT PANDANG ANDREA! SEKALI SAJA KAU....."
"Dia itu lemah, makanya tidak bisa bertahan." Potong Viona. Ia menepis tangan Anastasya dan merapihkan kerah seragam-nya.
"Dunia ini kejam, Tasya. Kau lemah, kau kalah." Ujar Viona sembari meninggalkan Anastasya yang kebingungan dengan kata-kata Viona.
Di rumah Viona.....
"Aku pulang." Sapa Viona dengan nada yang malas.
"Mana hasil ujian-mu?" Tanya Andy, Ayah Viona. Ia sudah menunggu Viona sedari tadi bersama Istri-nya, Emily.
Viona dengan gontai merogoh tas dan memberikan kertas ujiannya, lalu ia segera masuk ke kamar-nya.
"HANYA 95?! SUDAH KUBILANG KAU HARUS DAPAT 100 DI SEMESTER INI!!" Teriak Andy yang membuat telinga Viona sakit.
"I tried my best, Pa. Please understand. Aku ini bukan robot!" Balas Viona kesal.
"Kau berani menjawabku?! KELUAR KAU ANAK JALANG! DIBIARKAN SEMAKIN MENJADI-JADI!!" Andy mendobrak-dobrak pintu kamar Viona dengan sapu, sedangkan Gadis itu hanya menutup telinganya sembari menangis tanpa suara.
"Aku benci semuanya...." Gumam Viona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Point Of View
Non-FictionOrang orang selalu bilang kalau kami memiliki iman yang lemah dan tak ber-Tuhan. Tidak bisakah kalian lihat sekali saja dari sudut pandang kami?