3. COGAN BULE?

4 2 0
                                    

"abis ini mau kemana dan?" tanya aiden membuat dani berhenti melangkah di ambang pintu.

"pulang" jawabnya singkat. Lalu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda, berjalan menuju kelas dini.

"cuek banget sih temen lo itu" gumam aiden.

"lu ngomong ama siapa cuy?" alvaro bergidik ngeri, bukan apa apa mereka hanya tinggal berdua saja di kelas ini.

Aiden menoleh kesal ke arah alvaro, "ama lo lah!" katanya ketus. Lalu berjalan keluar kelas meninggalkan alvaro.

Alvaro memiringkan kepalanya ke arah kiri. Menatap aiden beberapa detik yang mulai menjauh dari pandangannya.

"eh? Ngapain gua disini?" alvaro menoleh ke kanan dan kekiri hanya ada dirinya seorang di sini.

Buk...

"MAMAH?!!!" dirinya berlari keluar kelas saat mendengar sesuatu terjatuh.

^^^

Alvaro mendorong bahu aiden hingga menubruk dani. Jika saja dani tidak menahan mereka berdua sudah dipastikan mencium aspal.

"hosh...hosh..." alvaro memegangi lututnya seperti posisi rukuk. Menetralkan deru nafas nya yang memburu.

"gila lo?!" kata dani, memandang tajam ke arah alvaro. Alvaro bangun, tangannya mengusap peluh yang mulai berjatuhan di pelipisnya.

"ngapa sih lo?" tanya aiden.

Alvaro menunjuk asal, "gila!! Ada set-SETAN anjing" jawab alvaro.

"setan nya jangan ngeliat ke gua njir!" tukas aiden tidak terima.

"abis lo mirip setan" balasnya santai. Aiden memutar bola matanya—malas. Memberi satu tempeleng an kepada Alvaro, "sembarangan kalo ngomong"

Dini dan fabricia terkekeh geli."emangnya kenapa sih lo tadi?" tanya dini.

Saat ini mereka sedang berada di parkiran sekolah. Di depan mobil dani. "lo mau tau?! Tadi gua liat setan din! Setan!" jawab alvaro mendramatisir.

"setannya takut ama lo kali" balas fabricia,menatap malas ke arah alvaro.

Dini mengangguk membenarkan ucapan fabricia. "lagian yah al,masa iya? Playboy kayak lo takut sama setan" imbuh dini, lalu tertawa bersama fabricia.

Alvaro mendengkus kesal, "se-playboy playboy nya gua,kalo Ama setan juga takut kali"

Dini dan fabricia semakin tertawa geli.

"udah...jangan di ketawain. Alvaro—cowo playboy yang kita ini. punya phobia sama setan. Makanya dia selebay itu—haha" kata aiden dengan merangkul alvaro.

Dini dan fabricia dibuat saling pandang oleh ucapan aiden. Yang benar saja?

Ingin melanjutkan tertawa namun kasihan.

"oh... oke oke. So,jadi gak? Kita ke mall?" tanya dini.

Aiden melepaskan rangkulannya. "ke mall? Ngapain?"tanya balik aiden.

"nih," fabricia menunjuk dini dengan dagunya. "nemenin curut beli buku" lanjutnya.

Dini mendengkus kesal,badannya yang kelewat pendek membuatnya selalu dikatai curut oleh ke empat teman temannya.

"ini kita semua?"

Fabricia mengangguki ucapan alvaro, "iya—kenapa?"

"tapi kan kita ada jadwal latihan basket, ya kan dan?" alvaro menatap ke empat teman temannya secara bergantian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang