2. AWAL

20 2 0
                                    

"kenapa lo?" tanya fabricia kepada dini yang baru saja datang dengan menekuk wajahnya. Dini menghela nafas nya berat,lalu menoleh kearah fabricia-sahabat satu satunya.

"hidup gua kayanya gak bakal tenang..." ucapnya menerawang.

Fabricia yang mengerutkan kening nya. "bukanya hidup lu selalu gak tenang ya?" fabricia terkekeh setelahnya.

Dini menolehkan kepalanya kearah lain,kesal. Fabricia berhenti terkekeh, "ulu...ulu... kenapa sih emangnya?" tanya fabricia.

Dini tetap diam

"yaelah... jangan baper dong,gitu doang ko baper" sindir fabricia.

Dini menatap fabricia tambah kesal. "apaan sih? Gal jelas lu..." sunggut nya kesal.

Fabricia menaikkan alis kanannya dengan senyum menggoda yang tercetak jelas di bibir kecilnya, "oh..." jawab nya manggut-manggut lalu membuang pandangan ke arah sebuah buku yang sedang ia baca, bercerita tentang sejarah masa lalu.

"males ah!..." desah dini kecewa dengan melipat kedua tangannya. Sorot matanya menatap malas ke arah fabricia yang tengah asyik dengan buku sejarahnya.

"cia... gua ada disini lho..." ucap dini saat merasa didiamkan oleh sahabatnya yang sering ia panggil dengan sebutan cia. Fabricia hanya bergumam, tatapa nnya terus ia berikan kepada deretan huruf huruf membosankan yang ada di buku sejarah.

"nengok dulu ke..." dini memegang paksa dagu fabricia agar mau menoleh nya.

"apa?!" kesal febricia.

Dini menurunkan tangannya yang ada di dagu fabricia. Kembali melipat kedua tangannya, "se asik itukah dunia sejarah lo ci?" dini memutar bola matanya, "gua lagi marah ci... lagi marah..." ungkapnya kesal.

Febricia rosalie ,wanita yang memiliki tinggi badan hanya 152 cm saja. Bertubuh mungil dengan ciri khas yang selalu memakai jepitan rambut berwarna kuning. Seseorang yang aktif dan sanga ceria yang terlalu overdosis. Senyumnya melebihi gula,manisnya sampai mengingat kata 'SUBHANALLAH'.Memiliki hobi yang sering kali membuat dini kesal seorang diri-membaca buku sejarah. Itu kesukaannya. Bukan dirinya yang membenci sejarah bukan,melainkan fabricia yang terlalu terobsesi dengan yang namanya 'sejarah indonesia' jika ia sudah membaca apapun tentang sejarah,sahabatnya itu akan lupa waktu,lupa tempat,bahkan lupa diri. Dirinya yang sangat aktif dan ceria hilang seketika ketika sudah memegang buku sejarah.

"ya oke...terus gua harus apa?" tanya fabricia, menatap malas ke arah dini.

Dini tampak berfikir,"pulang sekolah anterin beli novel oke?" febricia mengangguk singkat pertanda menyetujui ucapan dini.

"oke!" dini mencubit gemas pipi gembul felicia karna terlalu senang.

"AWW-! Kan sakit dini!" fabricia merenggut kesal. Tapi dini tidak perduli,dan dengan kurang ajarnya dia malah tertawa.

^^^^

Dini bersama fabricia yang berada di sebelahnya berjalan beriringan menjuju kantin saat bell pertanda waktu istirahat menggema indah melalui speaker besar yang ada di sekolahnya. Yang memang benar benar di khususkan untuk itu.

"gua yang pesen deh... kali ini" fabricia menawarkan dirinya sendiri untuk memesan makanan setelah memasuki area kantin.

Dini mengangguk, "gua cari meja" jawabnya yang mendapat anggukan singkat dari fabricia.

Dini dan fabricia berpencar di tengah tengah kantin. Fabricia yang memesan makanan dan dini yang bertugas untuk mencari bangku.

^^^^

"adek lo tuh dan," laki laki yang bernama aiden menyenggol lengan dani,seakan memberitahu.

Dani hanya bergumam singkat, wajahnya flat memandang siswi yang kerap kali menyapanya. Hanya sesekali ia tersenyum,itu juga karna paksaan laki laki yang bernama Alvaro argi naruna,laki laki dengan segudang mantan menerima gelar playboy cap akut di sekolahnya.

"ada fabricia tuh den" ucap alvaro. Mengerling jahil ke arah aiden.

Aiden menggerakkan tangannya seperti mengambil wajah alvaro, "jijik anjing! Masih straight gua" aiden tergelak dengan alvaro yang merenggut kesal.

"dosa apa gua punya temen kaya lo berdua" ucap dani lalu melenggang pergi menuju meja dini dengan meninggalkan kedua temannya yang terus saja memanggil namanya.

"ayo ah!" aiden menggunakan tangan kanannya untuk merangkul pundak alvaro. Sedangkan tangan kirinya ia masukkan kedalam kantung celana berwarna abu abunya. Berjalan cool menuju dani.

"lo ngapain kesini sih bang?" tanya dini menatap kesal ke arah kakaknya yang sudah duduk ateng di depannya bersama kedua temannya.

"yaelah nweng! Abang tuh lelah..." bukan,bukan dani yang menyahut seperti itu. Melainkan alvaro dengan mimik yang di sedih sedih kan.

"muka lo gak cocok kaya gitu al! Sumpah..." fabricia melempar kerupuknya ke arah alvaro.

Alvaro tidak terima wajahnya dilempari kerupuk oleh fabricia, "eh cicak-cicak di dinding. Diam diam merayap. Gua gak ada urusan sama lo ya" sunggut alvaro.

Pfttttttttttt

Dini dan aiden menahan gelak tawanya ketika mendengar ucapan absurd yang di lontarkan oleh alvaro. Sedangkan dani tetap cool dengan tampilannya.

Fabricia mengangkat sendok yang ia gunakan untuk memotong baksonya,mengangkat tinggi tinggi bersiap untuk melempari alvaro.

Alvaro merapatkan kedua tangannya, "ampun cica-"

"hayodah....berani lu?! Siap-siap melayang nih!" fabricia memelotot kan matanya, menatap bergantian kearah sendok dan alvaro.

Pfttttttttttttttttttt

Alvaro semakin ciut nyalinya. "ampun cak am-''

"ALVARO?!"

"ME!''

''iya iya ampun-hehe" imbuhnya dengan kekehan diakhirnya.

Fabricia menurunkan tangannya. Memasukkan sendoknya ke dalam kuah bakso. Mengambil es teh nya kemudian meminumnya hingga kandas. Aus bree-

"buset...! aus mbanya?" alvaro kembali berucap,salivanya ia telan secara kasar.

Fabricia menaruh bekas gelas nya sedikit kasar. "aus gua ngeliast muka jelek lo!" sunggut fabricia kesal.

"etdah...-ganteng kaya gini juga... udah kaya mirip sapa dah" alvaro mencoba mengingat sebuah nama, " lee min... sapa dah tu? lupa gua"

" Lee min ho?" Bantu dini. Alvaro mengangguk antusias,menunjuk nunjuk dini dengan tangan kanan nya, "nah itu tuh, lee min ho-lee min ho itu" ucapnya, memamerkan senyum manisnya.

" lee min ho-lee min ho, lee miper lo mah...!" sahut aiden lalu tergelak bersama fabricia dan dini. dengan alvaro yang merenggut kesal. alvaro memilih berdiri lalu melenggang pergi untuk memesan makanan.

"BAPER... BAPER..." teriak dini.

"AL 'VANISH' BAPERAN!!!!" tambah fabricia dengan menyebut nama salah satu produk. lalu kembali tergelak bersama dini dan aiden.

sedangkan dani? jangankan tertawa, senyum kecil pun tidak terbit di wajahnya- sangat masam.

^^^

Sorry karna sempet mengabaikan cerita ini............ abis bingung mau mulai dari mana. Tapi tenang,semua sudah teratasikarna mood saya yang meningkat.

Jangan lupa tinggalin jejak kaliannn... lopeyou ;3

TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang