Istri Pertama

6.7K 237 1
                                    

"Istri mana yang tidak sakit hati saat ternyata kamu adalah Istri Kedua dan suamimu masih memiliki istri pertama."
"HILYA TSABITA"
****

  Mereka saat ini sudah sampai di rumah milik Hamish yang besar, Hilya tidak menyangka jika suaminya selama ini sekaya itu. Selama ia menikah dengan suaminya, memang belum tahu rumah suaminya yang berada di Jakarta dan belum pernah sama sekali kesini. Ia hanya tahu suaminya bekerja di Kota dan tinggal bersama adiknya di sini.

   "Ini rumah kamu mas?" ucap Hilya mengamati rumah sang suami masih dengan posisinya di samping mobil.

   "Gimana kamu suka?" tanya Hamish merengkuh pinggang istrinya. Tadi sampai di Bandara mereka di jemput oleh sang supir.

   "Alhamdulillah suka mas, nggak nyangka kamu teh sesukses itu," ucap Hilya melihat suaminya.

   "Syukur deh kalau kamu suka, yaudah yuk Masuk. Adik aku udah nunggu di dalem," kata Hamish menggandeng istrinya Masuk ke dalam. Barang bawaan mereka sudah dibawa oleh pembantu Hamish tadi.
Mereka Masuk ke dalam rumah Hamish masih dengan raut wajah Hilya yang terpesona dengan rumahnya. Saat mereka sudah sampai ke dalam, dia melihat sang adik yang sedang menonton TV dengan santainya di sofa dengan kaki yang di luruskan diatas sofa.

   "Hasya, ini Kakak ipar kamu," ucap Hamish yang masih belum sadar dengan kehadiran mereka. Hasya yang merasa dipanggil namanya segera menengok ke arah sumber suara. Ia hanya mengangguk enggan menghampiri mereka karena acara tvnya sedang seru.

  "Hasya kamu salam dulu ke kakak ipar kamu sini!" suruh Hamish yang melihat adiknya tetap berada di tempatnya.

  "Ck ribet banget sih, Kak!" ucap Hasya kesal karena acara menontonnya diganggu. Hilya yang merasa tidak enak langsung menyahut, "nggak papa mas mungkin, Hasya lagi seru nontonnya," kata Hilya mengelus lengan suaminya.

  "Udah tau gue lagi seru, lo ganggu aja!" ucap Hasya mendekat dengan raut kesal di wajahnya.

   "Hasya!" ucap Hamish dengan penuh penekanan, namun langsung di usap halus lengannya oleh Hilya mengatakan bahwa dirinya tidak apa-apa.

   "Maafin, Kakak Hasya, udah ganggu nonton kamu," ucap Hilya sambil menyentuh lengan Hasya. Namun, menjauh begitu saja membuat Hilya berusaha sabar, mungkin adik iparnya ini belum terbiasa dengan kehadirannya.

  "Yaudah, Kakak ke Kamar aja dulu," ucap Hamish membawa Hilya masuk ke kamarnya.

"Dari tadi kek!" ucapnya melanjautkan acara menonton TVnya yang terganggu. Suara Hasya yang mencibirnya masih terdengar di telinga Hilya, tetapi ia mencoba untuk biasa saja. Saat mereka sudah masuk kamar Hamish meminta maaf kepada Hilya Karena kelakuan adiknya tadi yang tidak sopan kepada istrinya.

  "Sayang, maafin ucapan adik aku tadi ya. Dia kalau sama orang yang belum terlalu deket emang gitu, jadi kamu nggak papa kan?" tanya Hamish membawa istrinya duduk di kasur.

  "Nggak papa kok mas, nanti lama-lama kalau Kita udah deket inshaallah Hasya nggak kayak gitu lagi," ucap Hilya tulus.

  "Yaudah ... kamu capek kan? Kamu Mandi aja dulu habis itu istirahat," ucap Hamish mengelus kepala istrinya. Hilya mengangguk menuruti ucapan suaminya. Toh dia benar-benar lelah setelah perjalanannya dari kampung. Mungkin istirahat sejenak bisa merilekskan badannya.
...

 SADNESS {Completed} {Pindah Dreame}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang